CHAPTER 45

154 14 0
                                    

Happy Reading, guys!
Setelah writer’s block berbulan-bulan, akhirnya Dea comeback 🥺
Seneng nggak? 🤔
Kalau nggak seneng, Dea ngilang lagi nih🙄
Yaudah deh
Selamat membaca, prennnnnn!!!!🤗

~ - ~ - ~

Zoya mendesah bosan melihat pemandangan di hadapannya. Kaki-kakinya menghentak di tanah untuk menggerakan ayunan yang dinaikinya. Di depan sana, Zio sedang membabukan Revan. Pemandangan yang sangat….. entahlah. Gadis itu pun bingung harus menyebutnya apa.

Kakaknya itu memang terlalu berlebihan. Zio menghukum Revan hanya karena dia mengantar Zoya pulang di jam 2 dini hari. Padahal kan itu waktu yang digunakan Revan untuk membahagiakan adiknya.

Ah! Mengingat kejadian semalam, Zoya jadi senyum-senyum sendiri. Coba kalian bayangkan, diberi kejutan tepat di hari spesial oleh orang yang spesial pula. Bohong kalau Zoya tidak melayang karena itu. Author juga mau digituin :’( 

Gadis itu menyentuh kalung yang semalam diberikan Revan. Katanya, kali ini kalung dulu. Cincin pertunangannya nyusul nanti. Mengingat hal itu membuat Zoya terkekeh geli. Ada-ada saja laki-laki itu. 

“Nyengir mulu mbak. Hati-hati bibirnya kabur gara-gara capek dipaksa senyum terus loh,” sindir Mey yang baru saja datang bersama Key dan yang lain.

Melihat teman-temannya sudah datang membuatnya bangkit berdiri dan menyambut pelukan hangat dari mereka.

“Uhhh my little princess udah gede,” gemas Key seraya memeluk manja Zoya.

“Widihhh Pybestday, Zoy. Sini peluk dulu.” Dika sudah merentangkan tangannya guna memeluk Zoya, namun langsung kicep ketika melihat dua pasang mata elang yang seperti siap memangsanya.

“Gajadi deng. Pawangnya nyeremin,” keluh Dika semuanya tertawa.

“Revan udah dibabuin berapa lama tuh Zoy? Lecek amat tuh anak padahal masih jam 11,” tanya Alka seraya melihat arlojinya.
 
“Gatau. Gue bangun, dia udah dibabuin sama Iyo. Semalam kan kita pulang jam 2 pagi. Revan langsung disandera deh.”

“Bwahaha sial banget tuh anak,” tawa Rehan diikuti yang lain.

“Gimana persiapan buat ntar malem?” tanya Dika.

“Sejauh ini lancar aja sih. Nyokap lagi ngurus makanan dan kue buat ntar malem sama tim koki. Bokap lagi ngurus pengisi acara. Kalau Zio sama Revan yah seperti yang kalian lihat, lagi bantuin tim dekorasi. Gue nggak diijinin bantuin. Katanya bakal ada yang datang buat dandanin gue,” jelas Zoya.

“Bener tuh. Lo harus fit buat party ntar malem. Eh, itu pangeran lo ke sini. Tampangnya udah kayak kuli bangunan kelaparan tujuh bulan,” celetuk Mey.

“Seneng ye lu pada liat gue dibabuin!” gerutu Revan yang baru saja datang dengan tampang lusuhnya. Dengan santai, laki-laki itu mendudukkan dirinya di samping Zoya dan menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu.

Zoya yang peka dan iba melihat pacarnya kecapekan pun langsung mengelus lembut kepala Revan. Revan memejamkan matanya menikmati elusan lembut itu. Sepertinya rangkaian kegiatannya membabu di rumah Zoya tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kenyamanan yang diberikan Zoya padanya saat ini.

“Hadeuh mulai deh acara penyiksaan batin para jomblo. Pindah tempat yuk guys. Mending gue nemenin tante Tari yang cantik bikin kue,” celetuk Dika.

“Lah! Beralih jadi pecinta bini orang, lo?” tanya Alka.

“Gue butuh nyuci nih mata yang udah overdosis liat pemandangan uwu,” jawab Dika.

“Bener tuh kata Dika. Mending lo semua pergi deh. Jangan gangguin orang pacaran. Seenggaknya nyumbang tenaga dikit biar nggak cuman makan doang entar malem,”sambung Revan.

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang