CHAPTER 34

857 52 4
                                    

Heyooo yang lagi malam mingguan
Kalian baca cerita ini jam berapa
sih? 
Aku sengaja up jam segini biar kalian punya waktu sama pacar dulu sebelum ngehalu😁
Entah kenapa hari ini mood aku lagi bagus buat nulis
Setelah kemarin-kemarin mumet ngerjain tugas dan akhirnya aku up lagi dong!!!😱

Eh, authornya kebanyakan bacot ya?
Yaudah deh

Happy Reading😋

~ - ~ - ~

Waktu berlalu dengan cepat. Kini para peserta olimpiade telah sampai di hotel yang sudah disiapkan untuk mereka. Pembagian kamar pun sudah dilakukan. Zoya dan Thea ditempatkan di satu kamar yang sama.

Sesampainya di dalam kamar, kedua gadis itu langsung menghempaskan tubuh mereka di atas kasur empuk yang tampak begitu nyaman.

"Gila! Pengap banget tadi di aula. Peserta olimpiade kali ini banyak banget. Baru kali ini gue ngerasa se-nervous ini," keluh Thea.

"Iya, lo bener," sahut Zoya dengan helaan napas lelah. 

"Jam 6 sore kita makan malam. Setelah itu, diijinin belajar  di aula. Gue nggak kebayang nanti bakal serame apa. Lo nggak ngabarin pacar lo kalau udah nyampe sini?"

"Ntar aja. Dia pasti lagi sibuk."

"Seneng ya, punya pacar perhatian kayak Revan," gumam Thea membuat Zoya memberi atensi sepenuhnya kepadanya.

"Wait! Jangan pernah mikir gue bakal jadi PHO yah Zoy. Gue cuman kagum aja liat kalian. Nih ya gue kasi tau. Sebelum lo masuk AHS, Revan nggak pernah ngelirik siapapun yang mau jadi pacarnya. Banyak yang baper sama tingkah dia yang perhatian dan paling ngejaga perasaan cewek. Tapi mereka semua nggak pernah jadi yang paling spesial buat Revan. Dan pas dia ketemu sama lo, entah kenapa gue rasa dia lebih ngutamain semua hal tentang lo. Sumpah, lo beruntung banget jadi pacarnya Revan," cerocos Thea panjang lebar. Bertemu hampir tiap hari dalam beberapa minggu terakhir membuat Zoya tau bahwa Thea sebenarnya cukup cerewet. 

Zoya tersenyum tipis mendengar ucapan Thea. Dia beruntung? Ya, sangat beruntung. Mungkin memang ia harus tersakiti dulu, baru mendapatkan kebahagiaan dari orang yang benar-benar tulus. Yang pastinya, nggak cuman jago ngebaperin anak orang _-

"Padahal Kak Chintya yang dulu pernah jadi sahabatnya aja nggak pernah diperlakuin se-spesial elo," sambung Thea.

Zoya mengernyit bingung. Chintya? Chintya Aurora? Mantan pacar kakaknya adalah sahabat Revan?

Melihat ekspresi Zoya, Thea pun kembali melanjutkan, "Revan belum cerita sama lo?"

Zoya mengangguk kecil. Dia mencoba mengingat-ingat dan sepertinya memang Revan tidak pernah menyebutkan bahwa ia pernah bersahabat dengan Chintya.

"Yang gue tau sih, mereka sahabatan sejak kecil karena rumah mereka bersebelahan. Papahnya kak Chintya udah meninggal sejak dia kecil. Tapi katanya beberapa tahun yang lalu mama-nya kak Chintya nikah lagi dan mereka pindah ke rumah baru. Kak Chintya lebih tua satu tahun dari Revan. Kak Chintya bisa jadian sama kakak lo aja karena dia sering diajakin Revan ngumpul bareng sama yang lain. Dulu banyak yang mikir kalau mereka bakal jadian, tapi akhirnya kak Chintya malah jadian sama Zio. Waktu insiden kak Chintya selingkuh, mereka berlima menjauh. Bahkan Revan pun keliatan nggak peduli lagi sama dia sampe sekarang," jelas Thea panjang lebar.

Zoya terdiam sejenak. Ternyata banyak yang belum dia ketahui tentang Revan dan bahkan kakaknya sendiri. Apa setahun belakangan ini dia terlalu lebay menghadapi rasa sakitnya dan malah dengan kejamnya mengabaikan kisah orang terdekatnya? Mungkin iya.

"Emm, gue mau nelpon Revan dulu. Siapa tau dia lagi nggak sibuk."

"Yaudah. Ntar jam 5 bangunin gue ya. Gue ngantuk banget soalnya."

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang