CHAPTER 6

5.7K 191 3
                                    

Ketika hawa dingin
menemaniku, apakah hangatmu siap menyambutku?
~Zoyana Felishia Athala~

Pukul 07:30,  Zio masih sibuk dengan masakannya. Mengolah bumbu-bumbu masakan sudah menjadi kesehariannya.

Orang tuanya yang rutin ke luar negeri menuntut Zio untuk menjadi pribadi yang mandiri demi sang adik.

Bukan karena keluarga mereka tidak mampu menyewa pembantu. Tapi menurutnya, bergerak sendiri itu termasuk olahraga. Dan olahraga itu sehat.

Dan di sinilah dia yang sedang menuangkan sup ayam ke dalam mangkuk yang agak besar. Di atas meja makan sekarang sudah ada sepiring sosis pedas manis yang merupakan menu andalannya, semangkuk sup ayam, 2 piring nasi yang tertata rapi serta 2 gelas jus jeruk.

Zio berdecak kagum sendiri melihat hasil eksperimennya hari ini, "Buset, suami idaman kan, gue? Kurang apa lagi coba?"

Ia menoleh ke arah tangga ketika mendengar suara langkah kaki dari atas.

"Hai, princess! Sarapan, yuk! Gue udah masakin makanan kesukaan lo nih," sapa Zio kepada adiknya yang masih terlihat menggemaskan dalam balutan piyama biru langit walaupun baru bangun tidur.

Ini author nggak salah ketik lho, ya. Kadang kakak beradik ini pake lo-gue atau aku-kamu. Bagi mereka, tidak masalah mau dipanggil apapun. Yang penting sayang 😊

Zoya pun duduk di salah satu kursi meja makan menatap antusias hasil karya kakaknya pagi ini.

"Baru sadar, kalau kakak lo ini pintar masak? Gue ini udah masuk golongan calon suami sejati buat kakak ipar lo nanti." ujar Zio.

"Iya, calon suami sejati." Jawab Zoya sambil memasukan sepotong sosis kedalam mulut.

Zio sudah terkekeh senang dengan jawaban Zoya, namun senyumnya hilang ketika Zoya melanjutkan, "Tapi kok, lo sampe sekarang jomblo mulu, ya?"

"Yaampun, Na! Lo judes-judes ngeselin juga, ya."

Zoya hanya tersenyum miring karena telah berhasil mengganggu Zio.

Suasana makan berlangsung sepi. Ruang makan itu hanya ditemani dentingan sendok dan garpu yang terus beradu.

Sampai ketika dering ponsel Zio terdengar memecah keheningan.
"Halo."

"...."

"Nanti Io tanyain Yana dulu."

Mendengar namanya disebut, Zoya mengernyitkan dahi.

"...."

"Kalau mereka sih pasti mau."

"....."

"Yaudah, bye. "

"Siapa?" tanya Zoya ketika Zio menutup telepon.

"Eyang ngundang kita ke puncak. Katanya kangen sama lo."

"Yaudah, habis makan kita siap-siap ke puncak aja. Besok hari Minggu baru pulang."

"Bentar, gue kasih kabar ke yang lain." Zio kembali meraih ponselnya.

"Yang lain?"

"Iya. Teman-teman gue dan twins somplak. Eyang ngundang mereka juga."

Zoya hanya ber-oh ria sambil kembali menyantap makanannya.

~ - ~ - ~

Disisi lain, seorang pemuda sedang asyik menonton kartun Spongebob ditemani popcorn di tangannya.

Kegiatannya diusik oleh rengekan sang adik, "Bang, udahan dong nontonnya. Ai mau nonton drakor."

Revan dengan cepat meraih remote TV, "Eh, air mancur! Belajar sana. Drakor mulu lo. Masih kecil juga udah ngerti cinta-cintaan."

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang