CHAPTER 42

188 17 4
                                    

Damn! I made my girl cry again
~Revano~


HAPPY READING


~ - ~ - ~

Suasana canggung menyelimuti mereka. Semuanya tampak sibuk dengan makanannya masing-masing. Jika sebelumnya hanya ada tiga orang, kini ada tambahan satu orang yang membuat Revan merasa tidak enak.

“Gimana keadaan lo?” tanya Zoya kepada Chintya.

Revan dan Airin pun turut memperhatikan apa yang akan terjadi.

“Udah lebih baik. Makasih yah lo udah mau jengukin gue. Ternyata masih banyak orang yang peduli sama gue. Makasih banget,” jawab Chintya sambil tersenyum canggung.

“Nggak apa-apa kok. Nggak usah sungkan gitu. Masih banyak orang yang peduli sama lo. Termasuk pasangan di depan lo ini,” ujar Zoya sambil tersenyum manis.

Entah kenapa Revan merasa suasananya mulai tidak enak dengan melihat senyuman Zoya.

“Zoy-”

“Bahkan saking pedulinya, pacar gue sampe ngacuhin gue dan malah makan di sini sambil suap-suapan sama lo,” ujar Zoya santai sambil melanjutkan kegiatan makannya.

“Kak Zoya, ini nggak-“

“Ah! Gue udah selesai makan. Sorry yah gue harus pulang duluan. Ada urusan penting soalnya. Gue titip pacar gue ya.”

Zoya pun bangkit berdiri dan berjalan cepat menuju mobilnya. Bayangkanlah ketika dia yang kamu tunggu kedatangannya malah menghabiskan waktu bersama orang lain.

Zoya tau Chintya sakit. Zoya tau Chintya butuh teman dalam kondisinya saat ini. Tapi apa harus Revan? Revan tidak menghubunginya, meninggalkannya berlibur hanya demi gadis itu dan bahkan tidak sekolah demi menjemput Chintya dari rumah sakit. Hebat sekali.

Revan segera bangun dan mengejarnya. Laki-laki itu berhasil meraih tangannya yang hendak membuka pintu mobil.

“Zoy, aku bisa jelasin-“

“Kenapa? Lanjutin aja acara makan-makannya. Aku pergi duluan nggak apa-apa kan? Lagian kamu juga ninggalin aku pas kita lagi liburan kan? Anggap aja kamu lagi berlibur sekarang,” potong Zoya masih dengan santai yang tetap saja terdengar menusuk.

Gadis itu tak memberi Revan waktu untuk bicara. Dengan cepat Zoya membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Revan pun tidak tinggal diam saat mobil gadisnya sudah melaju kencang. Ia segera menaiki motornya dan menarik gas secepat mungkin untuk menyusul Zoya.

Kedua kendaraan itu melaju dengan sangat gila. Zoya dan Revan sama-sama tidak mau mengalah.

Di dalam mobil, Zoya mencengkeram kuat stir mobilnya. Bolehkah ia egois sekarang? Rasanya sangat menyakitkan ketika ia seolah menempati posisi yang tidak terlalu penting dalam hidup Revan saat ini.

Otaknya kembali memutar memori lama di saat Fino direbut oleh sahabat mereka. Pertemanan mereka hancur lebur saat itu. Bahkan fakta menyakitkan tentang Fino pun terbongkar.

Ia tidak ingin merasa sakit lagi. Ia benci rasa sakit itu. Ia pernah dipermainkan dan berakibat fatal pada kehidupannya. Apakah Revan juga akan melakukan hal yang sama? Zoya tidak akan sanggup.

Sementara Revan yang kini ada di samping mobil Zoya terus mencoba menyuruh Zoya menghentikan mobilnya. Emosi gadis itu sedang tidak stabil sekarang. Ia benar-benar harus menghentikannya sebelum gadis itu terluka.

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang