==============================
Seorang pria tengah melajukan kecepatan mobilnya di atas rata2. Bahkan, jarum spedometernya menunjukan angka 90 km per jam.
Menyusuri jalanan kota Seoul yang masih cukup ramai,walaupun saat ini arlojinya memperlihatkan pukul 10 malam, sesekali membunyikan klakson nya, menyalip, menginjak gas lagi, melakukan hal yang sama berulang-ulang, tidak peduli dinginnya udara malam yang membuat tengkuknya meremang.
Kim Seokjung, begitulah nama pemberian orang tuanya, merasa cemas nya tak kunjung hilang, pikiran nya sedikit kalut sambil berusaha terus fokus mengemudikan mobilnya.
Ini terjadi karena sekitar kurang lebih 10 menit yang lalu, saat dia hendak pergi tidur sebab terlalu lelah dengan setumpuk pekerjaan di kantornya, dikejutkan dengan suara dering ponselnya, seorang wanita yang sudah melahirkan dirinya ke dunia, meneleponnya dengan suara terisak ,
"𝘚𝘦𝘰𝘬𝘫𝘶𝘯𝘨-𝘢𝘩, 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝙧𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵, 𝘣𝘪𝘴𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪 ? 𝘥𝘪 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢"
Seokjung bahkan belum sempat mengucapkan sepatah katapun, ketika dia menutup teleponnya.
Bergegas menyambar jaket dan kunci mobilnya asal. Pikiran nya hanya satu, Rumah Sakit.Seokjung si sulung di keluarga Kim itu tahu, jika adiknya -si bungsu memang lemah dan 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘢𝘯 sejak kecil.
Tapi tetap saja dia tidak bisa menutupi keterkejutan nya saat ibunya mengatakan bahwa adiknya berada di Rumah Sakit
pasalnya seingatnya sudah lama sekali adiknya itu tidak pernah pergi ke Rumah sakit lagi, tidak seperti dulu saat dia kecil.
Pemeriksaan rutin terkait Hemofilia type B yang diderita adiknya sejak lahir hanya dilakukan di Rumah setiap 2 minggu sekali oleh dokter pribadi keluarga nya.
Atau Seokjung yang tidak mengetahui kondisi adiknya, karena selama ini dia disibukan dengan pekerjaannya dan juga hmm 𝘊𝘩𝘰 𝘈𝘩𝘳𝘦𝘶𝘮 -𝘬𝘦𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘯𝘺𝘢.
Dan juga, jangan lupakan jika sudah 5 bulan yang lalu Seokjung yang sudah tidak tinggal di Rumah keluarga nya lagi, memilih tinggal di Apartement milik sendiri, guna menghindari pertikaian demi pertikaian dengan keluarganya,, ah ralat, bukan keluarganya, hanya Ayahnya, iya hanya Ayahnya saja.
Berbagai macam pikiran yang berkecamuk di dalam kepalanya terhenti, saat mobilnya memasuki parkiran Rumah Sakit yang ia tuju.
Melepas sabuk pengaman dan dengan kasar membuka pintu mobil, berjalan tergesa-gesa atau bisa dikatakan berlari2 kecil, hingga sudah 2 kali tanpa sengaja menabrak bahu orang lain, membungkuk, mengucapkan maaf dan tergesa-gesa lagi, 𝘪𝘯𝘴𝘵𝘢𝘭𝘢𝘴𝘪 𝘨𝘢𝘸𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘶𝘳𝘢𝘵,, begitu pikirnya.
Dari kejauhan Seokjung sudah melihat Ibu dan Ayahnya terlihat duduk di sebuah kursi panjang,
Keduanya saling diam dan menunduk.Terlihat bahu Ibunya bergetar, karena isakannya. Seokjung tidak mengerti, entahlah..
"I bu,, S seok j Jin bba gai mmana? " Tanya Seokjung setelah sampai di dekat ibunya, terlihat mengatur nafasnya yang memburu karena berlari juga rasa panik yang belum hilang.
Ibu dan Ayahnya sedikit terkejut dengan kedatangan Seokjung,
Ibunya mendongak untuk melihat si putra sulung. Menyeka air matanya perlahan, dan tersenyum, senyum yang dipaksakan."Seokjung-ah, kau datang? Duduklah, Seokjin masih di dalam, entahlah sudah daritadi dokter menanganinya, tapi belum ada dokter atau yang lainnya keluar " Jawab nya ibunya dengan suara bergetar. Manik matanya menyiratkan kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ
Fiksi PenggemarApapun yang terjadi dalam hidup.. Tersenyum dan bersyukur lah sebanyak-banyaknya... Kim Seokjin mungkin selalu merasa rendah diri dengan hidupnya disebabkan fisiknya yang lemah. Tapi dia punya kakak terbaik di dunia. Juga teman-temannya yang beri...