Chapter 26.

404 35 2
                                    


" Apa kau sudah membatalkan rencanamu? " tanya Ibu.

" Tentu saja tidak! Aku tidak akan pernah membatalkan nya! " Tegas Ayah.

" Tapi itu akan menyakiti Seokjin, dia pasti akan terus menolak nya! "

" Aku akan memaksanya! "

" Kau gila, dia putramu! Tidakkah kau memikirkan kebahagiannya? "

" Dia pasti akan bahagia dengan pilihanku, dia hanya tidak terbiasa saja. "

" Astaga! Dimana pikiranmu? Anakmu tidak mungkin bahagia dengan rencana bodohmu itu! ".

Eunghh~

Ibu dan Ayah yang sedang terlibat pertikaian, serempak menoleh ke arah Seokjin yang terbangun, pastilah suara keras  mereka mengganggu si putra bungsu.

" Kenapa Ayah dan Ibu berisik sekali!?" sungut Seokjin lirih, memghela nafas, mengucek matanya perlahan.

Ibu buru-buru menyongsong, mendekat ke arah Seokjin.

" Seokjin-ah,, kau bangun? Maafkan Ibu nak. " ucap Ibu pelan.

Seokjin mengerjap-ngerjapkan matanya dan berusaha duduk.

" kau lapar? Ibu akan membawakanmu makanan.. " kata Ibu, mencetak sebuah senyum sebelum berlalu.

Tersisa Seokjin dan Ayahnya yang terjebak suasana canggung. Tidak ada yang mulai menyapa satu sama lain.

Seokjin bahkan tidak memandang wajah Ayahnya yang sejak tadi memperhatikannya, sepertinya ia masih kesal, atau lelah. Entahlah.

Ibu datang kembali, membawa makanan berupa bubur dan sup untuk Seokjin.

" Sekarang makan ya, Ibu suapi.. " bujuk Ibu lembut.

Seokjin mengangguk patuh, ia memang lapar, dan ia senang jika disuapi Ibunya, lalu memposisikan duduknya agar lebih nyaman.

Ibu menyuapi Seokjin sedikit demi sedikit, terkadang meniup kecil bubur yang sudah berada di sendok saat dilihatnya masih mengeluarkan uap panas.

Seokjin makan beberapa suap dengan disuapi oleh ibunya,  saat dirasa perutnya sudah terasa penuh, ia menolak suapan dari ibunya lagi karena ia merasa sangat kenyang.

Meskipun Ibunya memaksa, namun ia tetap menyudahi acara makannya.

" Kau baru makan sedikit nak, makanlah yang banyak, supaya kau lebih kuat.." Ibu kembali menyodorkan sendok mendekat ke mulut Seokjin.

" Aku sudah kenyang Bu, jika dipaksakan aku bisa muntah. " tolak Seokjin.

" Lihat! bahkan buburnya tidak berkurang barang separuh! " Ibu menunjuk ke dalam mangkuk, namun Seokjin tetap enggan.

" Sedikit lagi saja.. " Ibu seperti memohon, mendesah melihat Seokjin yang sulit makan.

" Aku, sudah benar-benar kenyang Bu.. tolong jangan memaksaku! "  sahut Seokjin.

Ibu akhirnya menyerah membujuk Seokjin dan mulai memberesi peralatan makannya.
Memberikan Seokjin minum dan dengan sabar menunggu Seokjin menyelesaikannya.

Ibu kemudian beralih ke laci nakas, dan mengambil jarum suntik serta tabung berisi cairan obat untuk Seokjin.

.
Karena Seokjin menolak pergi ke rumah sakit, maka Ibu terpaksa menyuntikan obatnya di rumah.

Melakukan suntikan intravena kepada Seokjin melalui pembuluh darahnya. Ibu melakukannya dengan sangat hati-hati.
Meskipun sudah berulang kali memberikan suntikan untuk Seokjin.
Tetap saja Ibu sedikit merasa tegang dan tidak tega.
Ibu melakukan ini karena tidak ada obat dalam bentuk tablet di rumah itu.

𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang