Tiga hari sudah berlalu dan Seokjin masih terus dipantau oleh tim dokter yang menanganinya. Ia juga belum menunjukkan tanda-tanda akan segera sadar.Seokjung selalu menanti kabar dengan harap-harap cemas.
Ia bahkan tidak pulang ke apartement sejak tiga hari yang lalu.
Ia meminta bibi Shin untuk membawa beberapa keperluannya ke rumah sakit.Ayah dan Ibunya juga datang setiap hari, walaupun Seokjung tidak pernah bertegur sapa dengan Ayahnya, ia masih membencinya.
Teman-teman Seokjin juga datang setiap mereka selesai kuliah .
Termasuk Eunbi, Jungkook, dan Hoseok, mereka selalu menyempatkan datang seusai menutup kedai lebih awal.Meskipun mereka hanya mampu melihat Seokjin dari kejauhan.
Seperti kali ini, mereka kembali berkumpul di depan ruangan Seokjin saat beberapa saat yang lalu tim medis kembali memeriksa tubuh Seokjin.
Ketika pintu ruangan terbuka mereka langsung mengerubunginya, tidak peduli dokter siapapun atau perawat yang keluar, mereka sangat ingin mengetahui keadaan Seokjin.
" Dia sudah berhasil melewati masa kritisnya.." Dokter yang hari ini bertugas menanganinya membuka suara. Ini kabar baik.
Semuanya terlihat bernafas lega, termasuk Seokjung.
" Tapi kami tidak tahu, kapan dia akan sadar, dia mengalami pendarahan berat pada beberapa organ dalamnya kemarin, beruntung semuanya sudah tertangani, namun hal itu melemahkan kerja organnya, dan juga saraf-sarafnya, berdo'alah agar dia cepat sadar.. " Dokter itu berujar lirih, tersenyum, namun tetap saja tidak ada yang membalas perkataannya dengan senyuman. Ekspresi wajah orang-orang disana berbagai macam.
Kaget, datar, sedih, dan kosong.Seokjung terkesiap, baru saja ia seperti mendapat angin segar, sapuan dari nirwana, sekarang ia harus merasa kembali terhempas ke dalam palung laut terdalam, karena perkataan Dokter yang terdengar kembali menyakiti telinganya.
" M-maksudmu d-dia k-koma? " ucap Seokjung terbata, ia jelas mengharapkan jawaban tidak.
Dokter tersebut mengangguk patah-patah.
Nafas Seokjung tercekat. begitu pun dengan teman-teman Seokjin, juga Ayah dan Ibunya. Di satu sisi mereka senang Seokjin sudah keluar dari masa kritisnya, namun di sisi lain ketakutan juga kembali menghampiri mereka.
Koma? Astaga! Bukankah itu batas seseorang antara hidup dan mati?
Keadaan dimana kematian berada sejengkal dari dirinya, setipis kulit bawang jika di umpamakan." Boleh aku melihat putraku? " tanya Ibu penuh harap.
" Kalian boleh melihatnya sekarang.. "
Dokter itu mempersilahkan, tersenyum ramah lagi.Tanpa menunggu lama, mereka menghambur memasuki ruangan Seokjin.
Ayah merangkul Ibu agar ia kuat saat melihat Seokjin.
Seokjung berjalan pelan mendekati ranjang Seokjin. Ia sudah tiga hari tidak melihat Seokjin dari jarak dekat sejak adiknya jatuh pingsan waktu itu.
Namjoon berada di dekatnya, takut jika sewaktu-waktu ia limbung atau histeris saat melihat adiknya.
Teman-temannya sudah ada yang kembali menangis, Taehyung dan Jimin yang selalu tidak bisa menahan tangisnya saat melihat Seokjin.
Mereka terbiasa dengan Seokjin yang jatuh sakit, namun tidak pernah melihatnya seburuk ini.
Untuk sepersekian detik, Yoongi seperti kehilangan seluruh tulang di tubuhnya, lemas.
Ia tidak pernah membayangkan Seokjin akan berada dalam fase seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ
FanficApapun yang terjadi dalam hidup.. Tersenyum dan bersyukur lah sebanyak-banyaknya... Kim Seokjin mungkin selalu merasa rendah diri dengan hidupnya disebabkan fisiknya yang lemah. Tapi dia punya kakak terbaik di dunia. Juga teman-temannya yang beri...