Chapter 48.

414 32 1
                                    


Hari-hari sudah kembali berlalu, ini sudah hari ke lima sejak kembalinya persahabatan Seokjin dan teman-temannya yang sempat renggang, Seokjung benar, Seokjin tidak bisa kehilangan teman-temannya, begitupun sebaliknya.

Keadaannya menjadi lebih baik, ia lebih ceria dan sehat.
Ia juga lebih mudah mengontrol emosinya, tidak ada kemarahan yang biasanya menghiasi rumah besar itu, tidak ada maid atau penjaga lainnya yang menerima bentakannya.
Tidak ada maid yang harus bekerja extra saat harus membereskan sisa amukannya.




Orang tuanya tentu senang dengan sikapnya yang kembali seperti dulu, ya walaupun Seokjin masih keras kepala dan menyebalkan, mereka tidak lagi terlalu khawatir saat harus meninggalkannya untuk urusan bisnis.




Seokjung terbangun lebih siang, hari ini ia sengaja tidak akan bekerja karena ia merasa sangat lelah, akibat lembur yang dilakukannya selama tiga hari .



Ia mengucek matanya, dan bangkit dari ranjang dengan malas. Ia langsung menuju ke dapur.
Seokjung minum beberapa teguk air putih lebih dulu, sebelum mencomot sebuah roti tawar disana.





Dengan penampilan yang masih berantakan, ia menuju ke kamar adiknya, biasanya di jam-jam seperti ini Seokjin akan menghabiskan waktunya untuk bermain piano. Ia menyukai permainan dari adiknya.




Membuka pintu tanpa mengetuknya lebih dulu, Seokjung dibuat heran dengan tidak ada keberadaan Seokjin di sana. Kursi rodanya juga teronggok begitu saja di salah satu sudut ruangan dekat dengan pianonya berada.



Seokjung mencarinya ke taman samping rumah, tempat adiknya biasa membaca buku, atau sekedar bermain ayunan di sana. Nihil. Ia juga tidak menemukan sosok Seokjin.




Seokjung mulai panik, ia kembali masuk ke dalam rumah, dan pergi ke lantai dua, tempat kamar adiknya yang sebelumnya berada, kosong! tempat itu juga kosong, bahkan di balkon sekalipun, juga tidak ada siapapun.



Lantai 3? Tidak mungkin Seokjin pergi kesana, lantai 3 lebih mirip dengan gudang arsip milik keluarga Kim.  Baik Seokjung maupun Seokjin tidak terlalu banyak berurusan dengan lantai 3.




Astaga! Dimana Seokjin? Pikirnya kacau, tidak mungkin adiknya itu ikut perjalanan bisnis orang tuanya ke Jeju kan? Ah tidak! Orang tuanya bahkan sudah berangkat sejak semalam. dan Seokjin jelas tidak mungkin ikut bersama mereka.




Seokjung kalut, selama ini Seokjin hanya selalu berada di rumah, ia berlari keluar, setiap sudut rumahnya ia jelajahi, sembari meneriakan nama adiknya, -yang bahkan sudah harus membuatnya berolahraga yang sebenarnya ia terlalu malas untuk melakukannya- , tapi ia belum juga menemukan keberadaan Seokjin.




Ia berlari ke halaman depan, tidak ada Seokjin, hanya ada para pekerja di rumahnya yang sibuk membersihkan halaman luas itu.



Seokjung mulai kacau. Ia bertanya kepada para maid yang sedang membersihkan guci-guci besar di ruang depan.



" Kalian melihat Seokjin? " tanyanya.
Beberapa di antara mereka menggeleng, mereka memang tidak tahu keberadaan anggota keluarga termuda di keluarga Kim itu.



Seokjung mendesah kecewa, ia kembali ke kamar Seokjin, ada tempat yang belum ia singgahi,  ia ragu-ragu membuka pintu kamar mandi Seokjin. Seokjung sudah kembali berpikiran buruk, seperti yang pernah ia rasakan dan jumpai lebih dari 6 bulan lalu, ia tegang. Ia selalu tidak siap.



Namun lagi-lagi adiknya tidak ada di sana. Seokjung kesal juga merasa lega barang sejenak. Setidaknya  ia tidak menemui hal yang sebelumnya ia pikirkan.



𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang