Chapter 32.

433 32 2
                                    


Tuan Kim dan Nyonya Kim kembali datang ke rumah sakit, walaupun Nyonya Kim tampak terlihat kurang sehat, tapi ia memaksa untuk kembali ke rumah sakit.

Ia sudah menguatkan hatinya untuk melihat dan menemani Seokjin.

Mereka memasuki ruangan Seokjin yang lengang, hanya ada Seokjung yang duduk di sebelah ranjang Seokjin, sembari terus menatap tubuh adiknya yang terbaring lemah.

Mata Seokjung sayu dan berkantung.
Terlihat sekali jika dirinya lelah. Namun ia tidak memikirkan itu, ia hanya memikirkan Seokjin saat ini.

" Seokjung-ah. " panggil Ayahnya seraya menepuk pelan bahu Seokjung.

Seokjung menepisnya kasar.

" Lepaskan! untuk apa kau datang kemari lagi!? " sentak Seokjung.

Ia bangkit dan menatap Ayahnya marah. Ia selalu marah setiap bertemu Ayahnya.

" Ayah hanya ingin melihat Seokjin. " pelan suara Ayah.

" Untuk apa kau melihatnya? Tidak puaskah kau selalu menyakitinya selama ini? Sekarang kau mau apalagi? Kau ingin melihat nya mati!? " Seokjung sedikit berteriak.

" Seokjung-ah!! "

" Kau lihat!? Dia sekarat! Adikku sekarat, dan itu semua karena kau! " tuding Seokjung, ia murka.

Ayah hanya terdiam mendengar teriakan Seokjung. Putra sulungnya itu kelewat marah kepadanya.

" Kau yang sejak awal membuatnya tertekan! Kau yang sejak awal membuatnya menderita dengan rencana bodohmu itu,, "

Kau yang sering memarahinya, dan terakhir!! Kau melukai perasaannya! Semua ini salah kau! " dada Seokjung bergemuruh karena marah.
Ia menumpahkan semua emosinya kepada Ayahnya. Matanya memerah.
Ia benci melihat Ayahnya.

" Seokjung-ah! tenangkan dirimu nak, kau bisa mengganggu Seokjin! "  Ibu memeluk Seokjung yang dikuasai  amarah.

" Ini semua tidak akan terjadi jika kau tidak memulainya, kau selalu memberikan masalah untuknya, kau membuat Seokjin  selalu merasa tertekan, hingga dia tidak mau melakukan terapi seperti biasanya, ini semua karena kau ! " teriak Seokjung, menuding Ayahnya.

" Seokjung-ah!  A-Ayah.. "

" Pergi! Jangan pernah menampakan dirimu lagi disini, aku tidak mau melihatmu lagi! "  usir Seokjung.
Ia tidak peduli lagi dengan sopan santun. Toh, Ayahnya itu sudah tidak menganggapnya sebagai seorang putra.

" Tidak! Seokjung-ah, Ayah tidak akan pergi dari sini, Ayah ingin menjaga Seokjin, dia putra Ayah. " tolak Ayah, matanya sudah mengembun.

" Putra? setelah apa yang kau lakukan kepadanya?! " sinis Seokjung.

" Ayah minta maaf, Ayah menyesal, kau tahu Ayah sudah membatalkan semua rencana Ayah, Ayah sudah tidak peduli lagi dengan semua itu Seokjung-ah! " tegas Ayah.

Seokjung bergeming, setelah semua yang dilakukan, dengan mudahnya Ayahnya meminta maaf?

" Maafkan Ayah Seokjung-ah, sungguh Ayah menyesal,  Ayah baru menyadari kesalahan Ayah. Ayah membuat kalian semua menderita. "  Air mata Ayah menetes.  Ia mengakui kesalahannya, kesombongannya.

" Jadi sekarang kau sudah menyesal? Kau menyesal melakukan semua ini? "  Cibir Seokjung.

Ayah mengangguk cepat. Sungguh dalam hatinya Ayah sangat menyesal.

" Setelah semua yang kau lakukan!  kau baru menyesal setelah melihatnya seperti ini!? " tunjuk Seokjung kepada tubuh lemah Seokjin.

" Apakah dengan penyesalanmu itu bisa membangunkannya? Apakah dengan penyesalanmu itu bisa membuatnya sadar dan kembali kepadaku? "  Bentak Seokjung.

𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang