Chapter 37.

522 33 3
                                    


Semuanya kembali dilanda kecemasan. Sudah hari ke empat dan Seokjin belum juga terbangun.
Silih berganti mereka menemani Seokjin, termasuk Eunbi dan Jungkook. Hoseok sesekali juga datang menjenguk dan menemani Seokjin.  Banyak yang masih terkejut dan tidak menyangka dengan peristiwa yang dialami oleh Seokjin di rumah sakit.
Beruntung Seokjin masih bisa tertolong, meskipun keadaannya belum ada kepastian hingga sekarang.



Ayah bahkan merintahkan beberapa pengawal pribadinya untuk menjaga di depan pintu kamar rawat Seokjin.
Ayah tidak mau kecolongan untuk kedua kalinya. Tidak akan Ayah biarkan lagi putranya kembali dalam bahaya.


Ayah juga sempat memaki beberapa petugas rumah sakit yang dianggapnya lalai dalam menjaga anaknya.


Seokjung? Ia mungkin bisa dikatakan yang paling terpukul dengan peristiwa ini, ia tidak berhenti menyalahkan dirinya sendiri dan terus mengkhawatirkan Seokjin.




Ia bahkan tidak beranjak dari kamar Seokjin sejak kejadian naas itu.
Ia selalu berada di samping ranjang Seokjin.


Ia sulit sekali untuk makan, ia marah ketika Ibu dan Ayahnya membujuknya. Matanya cekung, rambutnya kusut, dan penampilan nya berantakan. Ia sering menangis.



Orang tuanya sekarang bukan hanya mengkhawatirkan Seokjin, namun juga mengkhawatirkan kakaknya yang terlihat terguncang psikisnya.
Mereka tidak menduga, karena terlalu menyayangi adiknya, Seokjung bahkan tidak mempedulikan dirinya sendiri.



" Seokjung-ah kau tidak boleh seperti ini terus nak! Kau harus makan! Kau harus beristirahat! Ibu tidak mau kau sakit nak! " Ibu bersuara tegas untuk kesekian kalinya.



Seokjung bergeming, ia kembali mengacuhkan Ibunya, tatapannya tidak lepas dari Seokjin yang berada di depannya.


" Seokjung-ah! Ibu mohon nak! kau juga harus menjaga tubuhmu, kau tidak sadar kau melukai dirimu sendiri jika kau terus seperti ini nak! " Ibu frustasi, selama ini Ibu tidak berhasil membujuk anaknya.



" Seokjung-ah! Berhenti menyiksa dirimu sendiri! Kau harus beristirahat nak, Ayah yang akan berada disini menjaga Seokjin.. "  Ujar Ayah lembut.  Mengusap puncak kepala Seokjung.



Seokjung terdiam, enggan melihat wajah berwibawa Ayahnya.


" Apakah dia akan bangun? " Seokjung bertanya, tapi tatapannya masih tertuju pada Seokjin.



" Kau bicara apa? Tentu saja dia akan bangun.. "  Ayah kembali mengusap puncak kepala Seokjung, menenangkan.


" Tapi mengapa sampai sekarang dia belum bangun juga? " lirih Seokjung.


Ayah terdiam, gerakannya mengusap kepala Seokjung terhenti.
Itu juga yang Ayah pikirkan belakangan ini.



" Ayah, aku takut dia tidak mau bangun, aku takut dia terlalu lelah, aku takut dia membenciku dan memilih pergi.. " lirih Seokjung.

Ayah menggeleng, Ayah kembali menenangkan Seokjung.


" Dia tidak akan pergi ke mana-mana, dia akan selalu bersama kita, bukankah kau tahu sendiri jika adikmu adalah anak yang kuat? dia berkali-kali berhasil melewati titik terendahnya! Seharusnya kau lebih yakin Seokjung-ah! " hibur Ayah.



Ayah benar, Seokjin anak yang kuat, dia selalu berhasil melewati fase-fase buruk dalam hidupnya. Itu seperti sebuah keniscayaan.
Seokjin akan selalu bangun dan berkumpul bersama orang-orang yang  menyayanginya.


𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang