Tengah malam Seokjung terbangun karena mendadak merasa haus.
Melihat nakasnya yang kosong membuatnya berdecak kesal.
Biasanya dia tidak pernah lupa menyiapkan segelas air putih disana.
Seokjung bangkit dengan malas dan berjalan keluar kamar, melangkah terseok menahan kantuk yang mendera.
Langkahnya terhenti tepat di depan kamar milik Seokjin yang pintunya tidak tertutup sempurna.
Menajamkan indera pendengaran karena ia seperti mendengar sesuatu dari dalam sana.
Membuka pintu kamar Seokjin dengan hati-hati. Takut menimbulkan suara yang bisa mengganggu adiknya.
" Engh A Ayah,, tidak Ayah " Seokjung terkejut mendengar suara Seokjin, adiknya itu tertidur, tapi mulutnya tidak berhenti meracau.
Seokjung mendekati tubuh adiknya yang sudah dipenuhi oleh keringat.
" Ayah, jangan lakukan itu, "
" Ayah berhenti membentakku, aku takut Ayah. "
" Ayah, aku minta maaf, Ayah tidak! aku mohon.."
Seokjin tidak berhenti mengigau.
Tidurnya gelisah. Peluhnya sudah membanjiri wajahnya.Dapat Seokjung simpulkan bahwa adiknya sedang mengalami mimpi buruk, mimpi buruk karena Ayahnya.
Seokjung menatap Seokjin dengan sedih. Ternyata Seokjin mengalami trauma , bahkan dia takut jika mendengar bentakan.Tiba-tiba Seokjung tersadar oleh sesuatu, selama ini ia juga sering membentak Seokjin, dan berkata kasar saat dia tidak bisa mengendalikan amarahnya, bermaksud baik agar Seokjin lebih patuh, ternyata ia salah, itu hanya akan semakin melukai perasaan Seokjin.
Ia mungkin melindungi fisik adiknya, tapi dia tidak sadar ia juga melukai psikis Seokjin secara bersamaan.
Perkataan Dokter Nam kembali melintas di pikirannya, Seokjin tidak boleh stress saat ini.
Seokjin belum mampu mengontrol pikirannya dengan baik.Seokjung membersihkan keringat Seokjin, dapat ia rasakan jika suhu tubuh Seokjin lebih hangat, Seokjin kembali demam.
Seokjung meraih termometer dan mengecek suhu tubuh Seokjin,
38° C.
Tidak setinggi demamnya yang sebelumnya, tapi tetap mampu membuat Seokjung khawatir.
Seokjin menggigil, dan giginya terdengar bergerutuk.
Seokjung berusaha untuk tidak panik, tangannya bergerak
membuka laci nakas tempat obat-obatan Seokjin tersedia.Mencari plester penurun panas khusus dewasa yang selalu tersedia bersama obat-obatan Seokjin yang lain.
Menempelkan nya hati-hati di kening Seokjin, membuat Seokjin menggeliat pelan.
Seokjung lupa dengan hausnya, ia malah menidurkan dirinya disamping Seokjin, Seokjin sudah berhenti mengigau, tapi tidurnya masih gelisah.
" Tenanglah Jin, ada hyung disini, " Katanya di dekat telinga Seokjin,
Mengusap-usap rambut adiknya yang basah karena keringat.===
Seokjung terbangun pukul 8 pagi, semalam dia terlalu lelah karena menjaga Seokjin.
Mendapati dirinya tertidur disamping adiknya.
Adiknya itu masih terlihat tertidur dengan lelap.
Seokjung kembali memeriksa suhu tubuh Seokjin, demamnya belum terlalu banyak berkurang.
Seokjung mendesah pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ
FanfictionApapun yang terjadi dalam hidup.. Tersenyum dan bersyukur lah sebanyak-banyaknya... Kim Seokjin mungkin selalu merasa rendah diri dengan hidupnya disebabkan fisiknya yang lemah. Tapi dia punya kakak terbaik di dunia. Juga teman-temannya yang beri...