Seokjung dengan hati-hati membantu para perawat membersihkan tubuh Seokjin. Ia sudah lebih berani sekarang. Ia beberapa kali ikut serta membantu tugas para perawat untuk membersihkan atau mengganti pakaian rumah sakit adiknya.
Mereka melakukannya dengan sangat perlahan dan hati-hati karena banyaknya alat medis yang masih menempel di tubuh Seokjin.
Mereka menyeka setiap bagian tubuh Seokjin yang sudah lama terbaring di ranjang.
Seokjung menatapnya miris, jika Seokjin dalam keadaan sadar, dia pasti akan memarahi mereka semua karena sudah berani melihat setiap bagian tubuhnya.
Seokjung teringat saat ia dengan sengaja memasuki kamar Seokjin tanpa mengetuk pintu, adiknya itu begitu marah dan bersungut-sungut. Bibirnya tidak berhenti mengomelinya dan mengerucut.
Seokjung terkekeh pelan.Setelah menyeka dan mengganti pakaian Seokjin, mereka dengan gerakan perlahan memiringkan tubuh Seokjin, salah satu perawat menata bantal supaya kepala Seokjin bisa menyandar dengan nyaman.
Melakukannya dengan sangat hati-hati agar ventilator di mulut Seokjin tidak bergeser.Menyingkap baju yang di kenakan Seokjin, dan bisa Seokjung lihat banyak memar juga di sana.
Ia kembali tersenyum miris, beberapa perawat memupuki punggung Seokjin dengan talk atau bedak dingin, agar punggung Seokjin tetap sejuk dan tidak lecet karena panas akibat terlalu lama berbaring. Sebelumnya para perawat pernah memberikannya minyak zaitun, tapi ternyata tidak cukup bekerja dengan baik. Kulit Seokjin mengalami iritasi, sehingga menimbulkan ruam. Lalu mereka menggantinya dengan bedak dingin.
Beruntung Seokjin tidak mendapat masalah setelah itu.Dapat Seokjung lihat betapa lemah dan rapuhnya tubuh Seokjin, mereka menjaga tubuh Seokjin dengan sangat lembut dan telaten.
Setelah semua selesai, Seokjung dibantu para perawat membalikan lagi tubuh Seokjin ke posisi semula.
Masih dengan proses yang perlahan dan sangat hati-hati. Jika tidak Seokjin akan mengalami masalah serius.Seokjung membetulkan pakaian Seokjin, mengancingkan piyama rumah sakit yang ia kenakan. Merapihkan selimutnya.
Juga merapihkan rambut Seokjin yang sedikit berantakan.Mengucapkan terimakasih kepada para perawat yang sudah melakukan pekerjaan dengan baik, mereka menata perlengkapannya dan kemudian berlalu meninggalkan ruangan Seokjin.
Seokjung menyeka air liur yang keluar dari mulut Seokjin dengan sapu tangan, sudah biasa seperti ini jika tubuh Seokjin baru saja dimiringkan untuk dibersihkan.
Seokjung membersihkannya tanpa rasa jijik sedikitpun.Melakukan dengan seksama karena takut menyenggol ventilator Seokjin.
Kembali menitikan airmata sedih karena mesin itu adalah sumber kehidupan utama Seokjin sampai saat ini selain tranfusi darah.Adiknya ini sudah tertidur selama lebih dari dua setengah bulan, waktu yang sangat lama bagi Seokjung untuk menunggu adiknya yang biasanya cerewet dan suka mengusilinya.
Namun Seokjung berusaha bersabar-seperti perkataan Namjoon- dan berharap adiknya akan segera bangun dari tidur panjangnya.
" Seokjin-ah,, kapan kau akan bangun hum? Kau tidak merindukan Hyung? " suara Seokjung pelan, tertawa kecil.
" Kau sudah tidur sangat lama,, apa kau tidak merasa bosan? "
" Bukankah kau selalu membenci tempat ini? Bangunlah dan tinggalkan tempat ini secepatnya,, "
Seokjung kembali mengamati tubuh Seokjin, sudah sangat lama tubuh itu tidak bergerak, hanya terdiam dengan alat-alat sialan yang membersamainya,
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ
Fiksi PenggemarApapun yang terjadi dalam hidup.. Tersenyum dan bersyukur lah sebanyak-banyaknya... Kim Seokjin mungkin selalu merasa rendah diri dengan hidupnya disebabkan fisiknya yang lemah. Tapi dia punya kakak terbaik di dunia. Juga teman-temannya yang beri...