Mobil akhirnya memasuki gerbang rumah mereka, memarkirkannya di halaman yang luas, setelah sebelumnya perjalanan pulang terasa begitu canggung dan tidak menyenangkan karena Ibu dan Seokjin yang sempat bersitegang, hingga Seokjin mengeluarkan semua kekesalan dan kemarahan yang membuncah di dadanya.
Seokjung dan Ayah melepas sabuk pengaman hampir bersamaan, begitu pun dengan Ibu, mereka menatap Seokjin yang masih terpejam, kedua tangannya menyilang.
" Seokjin sudah sampai nak,, ayo kita turun.. " Seru Ayah.
" Apakah dia tidur? " tanya Seokjung karena Seokjin yang masih dalam posisi semula.
" Seokjin? Bangun nak, kita sudah sampai.. " Ibu mengguncang pelan tubuh anaknya. Seokjin menggeliat, matanya terbuka, namun raut wajahnya murung. Ia menghela nafas kasar, dan melepas sabuk pengamannya dengan jengkel.
Ayah dan Seokjung sudah turun, Ibu hendak membukakan pintu mobil untuk Seokjin dari dalam, namun gerakan Ibu kalah cepat dengan Seokjin yang membukanya lebih dulu.
Ibu menggelengkan kepalanya, Putranya sangat marah kepadanya, tidak biasanya." Kau mau pakai ini? " Tanya Seokjung mendekatkan kursi roda, yang baru ia keluarkan dari bagasi.
Kali ini ia bertanya lebih dulu, ia tidak memaksa seperti tadi." Kau pakai saja sendiri! " Ketus Seokjin sembari berlalu, ia berjalan menuju pintu rumah, beberapa pegawai rumahnya memberikan salam,menyambut kedatangan mereka, senang dengan Seokjin yang kembali pulang, namun Seokjin acuh. Ia tidak mempedulikan mereka.
Tentu ini membuat para pegawai itu sedikit kaget dan dibuat heran dengan perubahan sikap Tuan Muda nya yang tidak seperti biasanya.Seokjin baru ingin meraih gagang pintu rumahnya yang besar, namun tubuhnya terhuyung. Ia berusaha meraih apa saja untuk dijadikan tumpuan.
Ayah terburu-buru meraih tubuhnya, sebelum terjatuh. meletakkan salah satu tangan Seokjin melingkar di kedua bahu tegap milik Ayah.
" Kau tidak apa-apa? " Pelan Ayah seraya memapah Seokjin memasuki rumah. rumah yang selama ini ia tinggalkan. Seokjin terdiam. Merasa marah kepada dirinya sendiri. Marah kepada semua orang, entahlah ia mudah sekali marah belakangan ini.
" Kau keras kepala sekali! " Kata Ayah
Seokjin mendengus kesal, tidak menghiraukan perkataan Ayahnya. Ia membenci tubuhnya yang masih lemah.
" Biarkan Ayah membantumu ya,, " Ayah tersenyum, masih memapah Seokjin menuju sebuah kamar di lantai bawah. Seokjin heran saat Ayah membuka pintu kamar tersebut.
" Ayah ini bukan kamarku.. " Masih dengan keheranan ia bertanya kepada Ayahnya.
Ayah hanya tersenyum dan terus membimbing Seokjin sampai mereka meraih pinggiran tempat tidur. Seokjin langsung duduk di sana.
" Untuk sementara kau harus menempati kamar ini, Ayah tidak ingin kau kelelahan naik turun tangga saat kau berada di kamarmu dulu di lantai dua. Ayah harap kau mengerti. " Ayah berucap lembut.
" Tapi ini berlebihan Yah! " Seru Seokjin.
" Kau boleh kembali menempati kamar lamamu, jika kau sudah lebih kuat, atau jika Ayah sudah memerintahkan orang untuk memasang lift di rumah kita. Maaf Ayah belum sempat melakukannya, karena Ayah terlalu sibuk, mengurusmu, juga mengurus perusahaan, Ayah terlupa." Ayah tertawa pelan.
Seokjin memutar bola matanya kesal, Ayahnya sangat berlebihan.
" Ayah sudah sejak dulu ingin ada lift di rumah kita agar memudahkan setiap pergerakanmu, namun kau selalu menolak dan melarangnya, sekarang Ayah tidak mempunyai pilihan, sepertinya Ayah harus tetap melakukan itu.. " Ayah kembali tertawa.Membuat Seokjin jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ
FanfictionApapun yang terjadi dalam hidup.. Tersenyum dan bersyukur lah sebanyak-banyaknya... Kim Seokjin mungkin selalu merasa rendah diri dengan hidupnya disebabkan fisiknya yang lemah. Tapi dia punya kakak terbaik di dunia. Juga teman-temannya yang beri...