Sudah satu minggu berlalu, hubungan Seokjin dengan teman-temannya tidak bisa dibilang baik.
Setiap teman-temannya datang mengunjunginya ia selalu menolaknya, menyuruh Seokjung, Ayah atau Ibunya, atau para pekerja dirumahnya untuk mengusir mereka, Seokjung dan orang tuanya tentu saja dibuat heran dengan perubahan sikap Seokjin, tidak biasanya, apalagi ia sangat dekat dengan teman-temannya.Jika mereka bertanya apa alasan Seokjin melakukannya, mereka hanya akan mendapat kemarahan dari Seokjin, sehingga mereka memilih menuruti kemauan si anak bungsu itu. Bahkan ia juga menolak kedatangan Eunbi.
Ia lebih memilih untuk berdiam diri di kamarnya, bermain game sendirian, atau bermain piano dengan menekan tutsnya asal. Membaca buku sampai ia ketiduran, terkadang ia juga melongok lewat jendelanya saat teman-temannya kembali datang, seperti tidak jera, walaupun kadang penjaga rumahnya mengusir mereka dengan cara yang sedikit kasar.
Seokjin rasanya tidak tega, namun ia tidak punya cara lain agar teman-temannya menjauhinya, agar mereka tidak terlibat lagi dengan kehidupannya, sudah cukup selama ini dirinya membuat mereka kerepotan karena harus menjaga dirinya yang lemah.
Seokjin sebenarnya juga merindukan mereka, ia ingin kamarnya kotor dan berantakan karena ulah Jimin ataupun Taehyung yang suka membuang sampah bungkus snack sembarangan.
Ia ingin bermain game dengan Namjoon, dan mengalahkannya.
Ia ingin membuat Yoongi kesal dengan meminum es kopinya.
Ia ingin mendengar rengekan dan keluhan Jungkook, yang bosan karena terus bekerja di kedai.
Ia ingin melihat tawa riang Hoseok yang bisa tertawa lebar hanya karena lelucon garing yang sebenarnya tidak lucu.
Ia juga merindukan Eunbi, melihatnya tersenyum, membawakan makanan dengan kotak bekal, dan lain sebagainya.
Seokjin merindukan mereka semua. Namun ia tidak boleh egois, teman-temannya berhak dengan hidup yang lebih baik, tanpa harus berurusan dengan orang penyakitan seperti dirinya.
Sesekali untuk membunuh rasa bosannya, ia dengan kursi rodanya mengelilingi setiap ruangan di dalam rumahnya, seperti melakukan house tour pribadi, saking besar dan luasnya rumah tersebut, atau tak jarang, ia akan berada di taman samping rumahnya, melihat tukang kebun yang bekerja memangkas dahan-dahan kecil yang mulai rimbun, atau sekedar bermain ayunan sembari melamun di sana.
Intinya ia tidak mempunyai kegiatan yang berarti, itu-itu saja, membosankan dan membuatnya jenuh.Ayah dan Ibunya sedih melihatnya yang tidak punya semangat, selalu terlihat murung dan lesu, Seokjin memang tidak mengeluh atau mengatakan apapun, namun orang tuanya tahu anaknya sedang merasa gundah, tidak ceria dan lebih mudah marah. Mereka bingung harus melakukan apa, untuk membuat Seokjin kembali seperti sebelumnya.
Mengajaknya keluar rumah, untuk sekedar berplesiran, tentu sangat beresiko sekarang, karena tubuhnya yang masih lemah. Mereka hanya bisa melihat putranya yang sering terlihat berpandangan kosong dengan perasaan sedih.
Saat ini Seokjin sedang berada di teras samping rumahnya, duduk di kursi rodanya seperti biasa, sembari membaca buku, langit sore kota Seoul terlihat mendung. Sebentar lagi mungkin akan turun hujan, namun Seokjin enggan untuk kembali masuk kedalam rumahnya.
Ayah, Ibu juga kakaknya belum pulang bekerja, jadi ia merasa sangat kesepian, meskipun dirumahnya selalu ada banyak orang, namun itu tidak cukup membuat Seokjin merasa senang.
Berulang kali, para maid memintanya untuk masuk kedalam rumah, sebab udara yang mulai terasa dingin, tidak baik untuk kesehatannya, meskipun ia sudah memakai coat.
Namun Seokjin tidak menggubrisnya, ia justru marah dan membentak para maid itu, hingga membuat mereka ketakutan, karena kemarahan Seokjin yang akhir-akhir ini sering mereka jumpai. Bahkan sudah beberapa kali,
para maid itu membersihkan kamar Seokjin yang berantakan akibat amukan Seokjin saat amarahnya tidak terkendali. Para maid itu seperti kehilangan Tuan Muda mereka yang ramah dan lembut. Seokjin berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ
FanfictionApapun yang terjadi dalam hidup.. Tersenyum dan bersyukur lah sebanyak-banyaknya... Kim Seokjin mungkin selalu merasa rendah diri dengan hidupnya disebabkan fisiknya yang lemah. Tapi dia punya kakak terbaik di dunia. Juga teman-temannya yang beri...