Chapter 43.

337 31 1
                                    


Menjelang malam, kamar Seokjin sudah sepi, teman-temannya sudah ia usir pulang sejak sore hari. Beralasan bahwa mereka berisik dan mengotori kamarnya, padahal alasan sesungguhnya adalah karena Seokjin yang sudah merasa lelah.




Seokjin mengistirahatkan tubuhnya di ranjang, dengan duduk bersandar sembari membaca buku, ia mengenakan kaca mata bacanya karena matanya yang minus.
Seokjin itu suka membaca, walaupun tidak sekutu buku Namjoon.




Membaca buku sekedar untuk mendatangkan kantuk untuknya, agar ia bisa cepat tertidur malam ini.
Tubuhnya rasanya sangat lelah, padahal ia tidak pergi kemanapun, ia hanya berada di kamar, bermain game, juga bercanda dengan teman-temannya. Namun itu sudah membuatnya lelah. Seokjin mendesah.


Seokjung memberanikan diri untuk datang ke kamar Seokjin, ia yakin adiknya sudah tidak marah lagi, bunyi tawa dan canda riangnya saat bersama teman-temannya tadi terdengar sampai tengah ruangan.



Seokjung mengetuk pintu terlebih dahulu, sesuatu yang sebenarnya sangat jarang ia lakukan jika akan pergi ke kamar Seokjin.
Tapi kali ini, ia ingin menjaga perasaan Seokjin, setidaknya agar adiknya itu tidak berteriak marah atupun mengamuk seperti tadi siang.

Pintu tidak terkunci, dan Seokjung langsung membukanya.

Seokjung tersenyum mendapati Seokjin yang dengan tekun menelusuri setiap barisan tulisan pada buku yang dibacanya.

" Boleh Hyung masuk? " tanya Seokjung pada Seokjin yang menolehkan wajahnya pada kakaknya yang masih berdiri di ambang pintu. Seokjin hanya mengangguk.



Seokjung segera masuk dan duduk di tepi ranjang milik Seokjin, adiknya itu kembali lagi pada buku yang tengah dibacanya, Seokjung merasa tidak dianggap sekarang.


" Kau tidak makan malam? " Tanya Seokjung menunjuk pada nampan berisi piring dan mangkuk yang berisi makanan untuk Seokjin, namun masih terlihat utuh.

Seokjin menggeleng, masih terus menekuri bukunya.

" Aku tidak lapar, aku tadi banyak makan dengan teman-temanku." Seokjin beralasan.

Seokjung tampak mengerti dengan memberi anggukan.

" Kau mau pergi ke festival kembang api? "  Tanya Seokjung sejurus kemudian.

Seokjin menatapnya, menautkan alis karena pertanyaan Seokjung.
Ia menggeleng pelan.

" Tidak! " Jawabnya singkat.


" Kenapa? Bukankah kau tadi sangat ingin pergi ke sana? " Selidik Seokjung.

" Tidak lagi! " Seokjin menghela nafas

" Sayang sekali,, padahal Hyung ingin pergi kesana dan mengajakmu untuk melihatnya, tapi sepertinya Hyung harus pergi sendiri. " Pancing Seokjung, ia ingin melihat reaksi adiknya.


" Aku bilang, aku tidak ingin pergi kesana lagi. Kau pergilah sendiri. " Seokjin berujar pelan, namun ketus, membuat Seokjung mengernyit. Ini bukan Seokjin yang biasanya, Seokjin yang biasanya akan selalu antusias untuk pergi keluar, tak jarang sering memaksa, meskipun dalam keadaan tidak sehat.



Seokjin kembali fokus pada buku bacaannya, matanya bergerak-gerak mengikuti baris demi baris tulisan yang ada di dalam buku, Seokjung hanya memperhatikan adiknya saja.


Lama keduanya terdiam, Seokjin asyik dengan dunia bacanya, tanpa mempedulikan kehadiran Seokjung di dekatnya.  Seokjung menghela nafas pelan.


" Maafkan kami,, " Seokjung membuka suara setelah sekian lama terdiam, membiarkan keduanya terjebak dalam keheningan.



Seokjin mengangkat wajahnya, melihat kakaknya yang sedang tersenyum sedih kepadanya. Untuk apa Seokjung mengucapkan kata maaf?


𝙁𝙡𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙞𝙣𝙙 || KSJ  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang