Jika suatu perpisahan terjadi karena ada nya masalah, akan kah mereka mampu menyelesaikan nya? Rasa nya tidak, justru masalah akan terus melingiar tanpa menemui jalan.
Arga berjalan menelusuri lorong rumah sakit. Hari ini Arga di beritahu oleh dokter kalau Adrick sudah sadar dari masa kritis nya.
Arga masih bingung apa yang harus ia lakukan dan ia tanyakan kepada Adrick nanti nya.
Arga sudah sampai di depan ruang rawat Adrick, terlihat ada beberapa angota dari kepolisian yang menjaga nya dengan ketat.
"Selamat siang tuan Arga," sapa Rian, pengacara Arga.
"Siang Om, bagaimana perkembangan nya?"
"Tuan Adrick sudah sadar dari koma nya, tapi beliau belum mau minum sama sekali, beliau hanya ingin bertemu dengan anda saat ini." ucap Rian.
"Apa yang harus Arga lakukan?" tanya nya.
"Lakukan apa yang anda ingin lakukan." jawab Rian.
"Banyak yang ingin Arga lakukan, tapi Arga gak bisa Om."
Rian mendekat lalu menepuk pelan tangan Arga,"kamu mampu Arga, kamu kuat, Om yakin kamu bisa."
Arga menoleh tersenyum kecil menatap wajah Rian.
Arga melangkah menuju pintu ruang rawat Papah nya, Arga menarik nafas nya pelan, menyiapkan segala ucapan dan mental nya untuk bertemu sang Papah yang ia rindukan selama ini.
Arga masuk ke dalam kamar rawat Adrick, terlihat di sana ada seorang pria yang sedang terbaring lemah menatap nya teduh.
Arga melangkah perlahan mendekati Adrick, "Bagaimana kabar anda?" tanya nya.
Adrick tak lagi bisa menahan air mata nya, ia sadar dan memang ini yang pantas ia dapatkan.
"Maaf," ucap nya lirih.
Arga menoleh menatap wajah sang Papah yang kini terlihat lebih tua dan pucat.
"Maaf kan Papah Ar, hiks..., hiks..., Papah salah, Papah seorang pembunuh Ar." ucap Adrick penuh dengan penyesalan.
Arga tak bisa lagi menahan air mata nya, benar yang di katakan Anara, Tuhan pasti akan menghukum umat nya yang bersalah.
"Arga sudah memaafkan Papah dari dulu," Balas nya dengan wajah menunduk menyembunyikan air mata nya.
Arga berjalan mendekat ke arah Papah nya, Arga memeluk nya begitu erat, meluapkan rasa rindu nya yang selama ini ia simpan.
Saat Arga memeluk Papah nya alat pendeteksi jantung yang ada di samping nya berbunyi.
Tttttiiiiiitttttt.
Mata Arga melotot takut menatap wajah Papah nya, "Paaahh!!" Teriak Arga.
"Dokter...!!" teriak Arga panik.
Anara dan yang lain nya yang sudah menunggu di luar berlari masuk begitu mendengar teriakan Arga.
"Arga," Gumam Anara yang langsung bergegas masuk ke dalam.
"Dokter!! dokter!!" teriak Arga.
Anara mendekat memeluk tubuh Arga erat,"Tenang sayang."
"Ra! Papah Ra!! hiks..., hiks..."
Dokter segera berlari masuk ke dalam ruang rawat Adrick.
Arga semakin panik melihat raut wajah dokter yang jauh dari kata baik.
"Dok! Papah masih hidup kan?" tanya nya.
"Sayang tenang dulu yah, ada aku di sini." ucap Anara mencoba menenangkan nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANARA (TERBIT)
Teen FictionSayang dan cinta nya seperti senja, meski tenggelam dan meninggalkan nya namun ia akan kembali, meski dirinya tahu itu akan berulang namun ia tetap bertahan. Dunia ini luas, namun mengapa kehidupan seorang Gavin terasa begitu sunyi, apa benar dunia...