TIGA PULUH TIGA

93 35 0
                                    

" Terimaksih padamu yang pernah meluangkan waktumu untuk ku.
Terimaksih padamu yang pernah mencurah kan sayang mu untuk ku.
Terimakasih padamu yang pernah menabur cinta di hati ku.
Terimaksih padamu yang pernah buat hari-hari ku lebih berwarna.
Terimakasih padamu yang pernah buat ku BAHAGIA walau se sa'at. "

         ____GAVIN MAHENDRA____

Senin adalah hari dimana semua pelajar mengawali harinya di sekolah, upacara sebentar lagi akan di laksanakan namun sampai sekarang Arga dan Nara tak terlihat batang hidung nya.

"Nih, anak bolos apa gimana sih?" Tanya Vina.

"Iya deh, kenapa coba, belum dateng-dateng juga." Imbuh Kirana.

"lo berdua nyari apa siapa? Tanya Putri ikut celingukan.

"Ini loh, si Anara belum dateng juga, mana ponsel nya gak bisa di hubungi lagi, " Jawab Vina.

"Lah. Emangnya kalian berdua gak tahu? "

Vina dan kirana menoleh ke arah Putri, Kirana mengangkat sebelah alis nya, seolah bertanya.

"Tahu apa? " Tanya Kirana.

"Jadi Gavin sama Danu gak bilang apa-apa sama kalian berdua? " Tanya Putri lagi. Vina dan kira menggelengkan kepalanya, "kalau kita tau, gak mungkin kita tanya sama lo." Jawab Vina.

"Hari ini kan ulang tahun nya Dira. Biasanya mereka akan dengan datang ke makam Dira, " Jelas Putri.

Kirana merubah raut wajahnya ada sedikit rasa nyeri, bukan cemburu itu tak mungkin, hanya saja kenapa Gavin gak bicara dulu dengan nya.

Vina menyenggol lengan Putri, lalu memberi kode kalau raut wajah Kirana sudah berubah.

"Ya, udah deh, kalau gitu yuk! ke lapangan, udah mau mulai tuh, upacaranya. " Ajak Kirana.

Berbagai pertanyaan lolos begitu saja di kepala kirana, pantas saja sejak tadi malam Gavin sangat sulit di hubungi, Gavin membuka semau pesan yang Kirana kirim tapi tak membalas, di telfon juga tak bisa.

" Kau tau, dalam sebuah hubungan Jujur akan lebih baik dari pada harus diam-diam namun menyakitkan. "

                             •••••••••       

Ketiga gadis yang sedari pagi itu mengobrol saat ini sudah duduk di bangku kantin menikmati sarapan nya.

"Gila sih, si botak ceramah nya lama banget, gak tahu apa kalau cuaca lagi panas gini, " Ucap Vina yang baru saja duduk di sebelah Kirana, sambil mengipas-ngipas kan tangan nya di wajah.

Vina tahu kalau Kirana sedang tidak baik-baik saja setelah Putri mengatakan kalau Gavin dan yang lainnya sedang merayakan hari jadi nya Dira. Kirana tak masalah kalau Gavin masih mau merayakan hari kelahiran mantan kekasih nya, tapi setidak nya ada Kirana yang saat ini sudah menjadi kekasih nya yang berhak tau kemana Gavin pergi.

Vina menghela nafas nya pelan, "jangan terlalu di pikirkan, berfikir positif dulu, siapa tahu, Gavin lupa atau lagi sibuk, jadi gak sempet kasih kabar, "

"Gak vin. Gavin gak bisa di hubungi sejak semalam, dan saat perjalan pulang dari puncak pun, Gavin sudah beda dari biasa nya, " Sangat terlihat jelas ada kesedihan di mata kirana.

"Ya udah, gimana kalau gue telfon Danu, siapa tahu 'kan dia tahu Gavin lagi ngapain." Namun Kirana menggelengkan kepala nya, lalu menahan tangan Vina yang hendak merogoh saku nya mencari ponsel.

"Jangan Vina, takutnya ganggu. Biarin aja mungkin Gavin lagi butuh waktu, "

"Ya sudah, ke kelas yuk! " Ajak Vina.

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang