TIGA PULUH DUA

95 37 4
                                    


"Aku pengagum matahari dan senja
Maka dari itu aku ingin seperti matahari dan senja
        Di awali dengan semangat dan di akhiri dengan keindahan"

                            ••••••••••              


Hidup berdampingan dengan kesedihan dan kekecewaan itu yang di namakan hidup, maka dari itu segala sesuatu nya harus di jalani dengan ikhlas dan tulus.

Anara dan yang lainnya masih berada di puncak, tepat nya di villa keluarga nya kirana. Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga, tapi hanya para cowo-cowo nya saja.

Sedangkan Anara dan teman-temannya, sedang asyik di dapur entah sedang memasak apa, untuk makan malam mereka.

"Gue mau ngomong sama kalian." Ujar Zidan tiba-tiba. Gavin yang semula sedang memainkan gitar nya menoleh ke arah Zidan, Danu langsung meletakan ponsel nya di atas meja. Sedangkan Arga masih diam menunggu Zidan berucap.

"Gue mau nikahi Putri secepatnya." Ucap Zidan.

Danu yang awal nya duduk bersandar, kini beralih jadi mencondongkan badan nya menatap serius wajah sahabat nya.

"Lo sadarkan? apa yang lo omongin barusan, " Ujar Danu.

Zidan menganggukan kepalanya "iya, gue sadar, gue tahu pernikahan bukan hal untuk main-main." Gavin meletakan gitarnya di samping dirinya duduk, Gavin menghela nafasnya kasar, Gavin menatap Zidan intens, lalu menggelengkan kepalanya.

"Udah lo pikirin ini bener-bener?" Tanya Gavin yang tak mengalihkan pandangan nya.

Zidan sangat tahu, jika seorang Gavin menatap nya secara intens, itu berarti dia bukan sedang main-main. Dengan apa yang dia katakan.

"Kalau lo nikah sekarang, istri lo, mau lo kasih makan apa? lo nya aja malas belajar bisnis, sekolah aja masih malas, masih sering bolos nya di banding masuk nya. " Ucap Gavin.

Arga menghela nafasnya pelan, lalu menepuk pundak Zidan. "Lo tahu 'kan, hidup gak segampang yang lo bayangin." Ujar Arga.

Danu masih terduduk diam menunduk mencoba berpikir dan mencerna semua ucapan yang keluar dari mulut Zida.
Namun tiba-tiba Danu mengepal kan kepalan tangannya dan langsung menonjok keras rahang Zidan. Arga terkejut dengan apa yang di lakukan Danu, namun tidak dengan Gavin.

Gavin pun terkekeh pelan, sontak Arga menatap nya tajam, "lo gila!? temen lo adu jotos gitu malah lo terkekeh seneng." Ucap Arga kesal.

"Lo tahu Dan? gue udah muak! melihat tingkah goblok nya lo." Ujar Danu yang masih mencengkram kerah baju Zidan.

Zidan tak melawan, memang benar apa kata Danu bahwa dirinya lah orang yang paling bodoh, yang sudah menyia-nyiakan orang yang tulus mencintai nya.

"Kalian ada masalah apa sih, haaa!! " Bentak Arga dengan nada cukup tinggi.

Gavin lalu bangun dari duduk nya, mendekat ke arah keduanya, "lepas Nu, biarpun dia brengsek, dia tetap sahabat kita." Ujar Gavin.

Danu melepas cengkraman nya dengan kasar "lo bukan laki-laki Zidan, tapi lo banci!! "

Gavin duduk di samping kiri Zidan lalu tersenyum dan melirik wajah Zidan yang mulai membiru dan sedikit mengeluarkan darah, karena pukulan Danu.

"Sakit?" Tanya Gavin, namun sebelum Zidan menjawab ia sudah berucap lagilo, "lo mah enak. tinggal ngerasain nikmat nya, apa kabar Putri yang udah di buat jatuh cinta, lalu di buat sakit fisik, di tambah lagi sakit hati nya."

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang