ENAM

167 49 0
                                    

Anara kini sudah berada di dalam kelas ia memilih duduk sambil mengeluarkan buku novel yang kemarin ia beli.

"Hay! tumben, lo udah datang." Sapa Kirana.

"Hemm..., iya. " Jawab anara singkat.

"Ck. Sariawan yah, lo, " Cibir Vina.

"Eh, lo tau gak, gosip tentang anak-anak pancasila," Ucap Kirana antusias.

"Gak, gue bukan lo yah, yang suka stalking akun orang," Jawab Vina.

Anara yang sedari tadi diam pun merasa tertarik dengan obrolan kedua sahabat nya itu.

"Katanya, yah, si Arga itu lagi deket sama Iren, anak IPA 5." Ucap Kirana menggebu.

"Haaaa! serius lo, jangan ngadi-ngadi lo kalau buat gosip." Ujar Vina tak percaya.

"Bentar deh, emang nya si Iren itu, siapa sih?" Tanya Anara.

"Lo beneran gak tau, Ra? siapa si Iren," Tanya Vina.

"Bego! Kalau gue tau, ngapain gue nanya." Ketus Anara.

"Dih. Lo lagi pms ya Ra, sensi amat," Ujar kirana.

"Iren itu, anak chers, bisa di bilang sih, bidadari nya sekolah dan gak ada siapa pun yang berani berurusan dengan tuh cewe, karena si Iren punya kekuasaan di sekolah ini." Jelas Kirana.

"Dan satu lagi, suka ngebully juga, itu sih, yang gue tau." Imbuh Vina.

Anara hanya menganggukan kepalanya seolah mengerti, namun apa bener Arga ada hubungan dengan Iren.

                                 ••••••••

Arrga CS sedang berjalan di Koridor menuju kantin bell istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.

Seperti biasa banyak siswi yang memandang kagum ke arah Arga, zidan, Danu dan Gavin. Banyak bisik-bisik siswi yang kagum dengan ketampanan mereka.

"Hay, Put. kantin yuk! bareng, " sapa Zidan.

"Ogah! yang ada gue bukan laper tapi malah kenyang," Jawab putri ketus.

"Ya elah Put, benci boleh, tapi jangan berlebihan nanti makin cinta loh." Goda Zidan.

"Dih! PD bener." Balas Putri.

"Udah-udah berantem mulu lo, jodoh kali lo Put sama si kampret ini," Ujar Gavin.

"AMIINN!! makasih Pin, lo sahabat gue yang paling mengerti." Ucap zidan mendramatisir.

"Sehat lo Dan?" Tanya Arga dingin.

Kini mata Arga mengarah ke salah satu kursi yang berada tepat di hadapan nya yang hanya terhalang oleh beberapa meja.

"Matamu memancarkan kehangatan dan kenyamanan, namun kenapa yang aku lihat bukan cuma itu, tapi ada sedikit celah kesedihan."

"Ar, yeee...., bego! Di tanya malah diem."  Tegur Gavin.

"Hemm, apa?"

"Lo mau makan apa?" Tanya Gavin.

"Sama in aja kaya yang lain." Dengan wajah datar nya.

"Awas lo Ar, jangan melamun mulu kerasukan mimi peri tau rasa lo," Cibir Zidan.

"Habis itu, gue nikahin lo sama arwah nya mimi peri." Jawab Arga, tanpa menoleh ke arah Zidan.

"Gue setuju." Balas Gavin.

Danu beranjak dari kursinya, namun sebelum Danu benar-benar pergi sudah dulu di tahan Gavin.

"Kemana lo, Nu? nih, makanan nya."

"Entar dulu Pin, gue mau nyamperin calon ibu dari anak-anak gue." Ucap Danu sambil cengengesan.

"LEBAY LOE!!!" kali ini giliran Zidan yang mencibir Danu.

"IRI BILANG BOOOZZ!!!!" Teriak Danu yang langsung melangkah pergi ke arah meja nya Vina.

kirana, Vina dan anara sedang asyik memakan makannya, Namun tiba-tiba Danu ikut nimbrung.

"Hay, vin, hay! Anara, hay! Kinara." Sapa Danu sambil senyum semanis mungkin.

"HAAYYY!" Jawab ketiga nya kompak.

"Beb, makan yang banyak yah, biar pinter, biar nanti kuat jaga in anak-anak kita." Ucap Danu sambil mengelus pucuk kepala Vina.

Namun Vina yang di perlakukan seperti itu hanya bisa diam sambil memakan makanannya.

"Lebay banget sih lo Nu," cibir Kirana.

"Kaya ada yang ngomong tapi kok gak kelihatan yah beb," Ujar Danu, mencoba menggoda Kirana.

"Gila! Dasar bucin akut." Jawab Kirana sambil melempar tisu ke arah Danu.

"Anara, lo kenapa kok, diem aja, lo sariawan yah?" Tanya Danu.

"Gak kok. Gue baik-baik aja," Jawab Anara.

"Nu, gue boleh tanya sesuatu gak sama lo?" Tanya anara dengan nada serius.

Sontak membuat Kirana, Vina dan Danu langsung menatap serius wajah Anara.

"Nanya apa ra?" Tanya Danu.

"Sejauh mana hubungan Arga sama Iren?"

"Uuhuukkk..., uhuukkk."

Sontak Kirana yang tadinya sedang minum llangsung tersedak.

"Gue gak salah denger Raa?" Tanya Kirana dengan raut muka yang terkejut.

"Gak, emang nya kenapa? Salah ya?"

"Setau gue sih, si Iren emang suka ke Arga, cuma lo pada 'kan tau sendiri gimana dingin nya Arga," Jawab Danu.

"Ohh..., ya udah deh, jangan di bahas lagi, thanks."ucap Anara.

"DANNUU! BAKSO LOE BUAT GUE YAAA!!" teriak Zidan.

"Beb, aku kesana dulu ya, makan yang banyak, ok!" Pesan Danu ke Vina pacarnya.

Danu dan Vina memang sudah menjalin kasih sejak 1 tahun yang lalu

PLAK!!

"Awwww! sakit bego!! demen bener sih lo Nu, jitak pala orang." Kesal Zidan.

"Maruk! dasar babon." Cibir Danu.

"Bucin akut lo!" jawab Zidan.

"Bisa diem gak sih lo berdua, heran gue berantem mulu," Kesel Gavin.

"Ar lo sebenarnya ada hubungan apa sama Anara?" Tanya Danu, sambil mengaduk makanan nya.

Sontak saja dirinya langsung mendapatkan tatapan bertanya dari zidan dan Gavin, namun Arga yang di tanya hanya menoleh sekilas.

"Gue gak ada hubungan apa-apa, kenal aja gak." Jawab nya dengan nada datar.

"Gak yakin gue Ar, kalau lo gak ada hubungan apa-apa." Ujar Danu yang langsung ditatap intens oleh Arga seolah-olah minta penjelasan.

"Gini deh, tadi pas gue dateng ke mejanya Vina, Anara tuh, nanya ke gue, sejauh mana hubungan lo sama Iren." Jelas Danu.

"Waduh! jangan-jangan Anara naksir sama lo Ar," Tebak Zidan.

"Heran gue, pesona nya lo segitu kuat nya yah, Ar? make pelet apan sih lo?" Tanya Zidan sambil geleng-geleng kepala heran.

"Pasti Anara punya alasan tertentu, biarin aja lah." Ucap Gavin.

"Siapa lo sebenarnya Anara, kenapa gue rasa lo gak asing buat gue." Ucap Arga dalam hati.

                               •••••••••

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang