TIGA PULUH TUJUH

77 34 0
                                    


//pkl 16:00

Saat ini Anara tidak sendiri, Vina datang setelah Danu dan Zidan datang terlebih dulu ke apartemen Arga.

"Sepi deh, berasa kaya ada yang kurang kalau gak ada Kirana sama Putri." Ucap Anara.

"Iya, tadi sih, gue udah kirim pesan ke Putri tapi belum di buka, kalau Kirana kaya nya gak aktif deh, ponsel nya."

"Gavin sih, kebanyakan tingkah. Kurang apa coba? si Kirana ke dia."

"Namanya juga cowo Ra, mana puas kalau belum nyakitin perasaan cewe!" Balas Vina, dengan nada ketus.

Anara melirik ke arah Vina yang kini sedang memandang Danu yang sedang asyik bercanda bersama Zidan.

"Lo lagi ada masalah yah?" Tanya Anara.

"Gue heran deh, tingkat kepekaan lo tinggi banget." Balas Vina.

Anara hanya terkekeh mendengar nya "bisa cerita gak?" Tanya Nara.

"Danu ngajakin gue nikah, tapi bukan sekarang, nanti kalau udah lulus."

"Wow!!" Teriak Anara kaget.

Teriakan Anara mampu membuat Arga, Danu, dan Zidan menoleh, Vina reflek menutup mulut Anara dengan tangan nya.

"Jangan teriak bego!" Bisik Vina, geram. Anara tersenyum, lalu menunjukan kedua jari nya tanda damai.

Arga berjalan mendekat ke arah keduanya, lalu di susul Zidan dan Danu.

"Kenapa?" Tanya Arga.

"Lo tanya siapa?" Jawab Vina.

"Kalian lah! masa kaos kaki nya Zidan yang bau nya ngelebihin bunga bangkai." Balas Arga.

"Ye!! gak tau aja lo Ar, ini kaos kaki ajaib, tau!" Jawab Zidan kesal.

"Lo kenapa? tadi teriak-teriak gitu." Tanya Danu.

"KEPO!!"

Jawab Anara dan Vina bebarengan, ketiga nya menggelengkan kepalanya pelan, "dasar aneh. " Gumam Danu.

Ponsel Zidan tiba-tiba bergetar tertera nama putri, kening Zidan mengerut heran tumben sekali Putri menelfon nya.

"Hallo."

"Kamu masih di apartemen nya Arga?"

"Iya, kenapa?"

"Bisa cepat pulang gak? aku takut."

"Iya nanti sebentar lagi aku pu__, " Sebelum Zidan menyelesaikan ucapan nya sambungan telfon Putri sudah terputus.

Tut tut tut

Zidan melihat layar ponsel nya dengan alis yang menukik heran, Zidan berusaha menelfon balik Putri namun nihil, ponsel Putri sudah tidak bisa di hubungi kembali, kepanikan pun mulai muncul.

"Perasaan gue, kok, jadi gak enak yah." Gumam Zidan.

Danu menepuk pundak Zidan, "ada masalah apa Dan?" Tanya Danu.

"Nu, gue boleh minta tolong gak?"

"Kenapa? lo ada masalah sama bini lo?" Tanya Arga.

"Perasaan gue gak enak, tadi Putri nelfon dia bilang, gue di suruh cepat pulang katanya dia takut, tapi pas gue belum selesai ngomong udah terputus sambungan telfon nya."

"Goblok! terus ngapain lo masih disini!?" Ujar Danu dengan nada kesal.

"Ayo! kita ke rumah lo." Ajak Arga.

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang