DUA PULUH SATU

116 42 0
                                    

Kenapa cinta itu hadir jika tak bisa bersatu, kenapa hati ini berlabuh padamu seseorang yang tak bisa aku miliki.

Ini 'kah yang di sebut bahagia, apa ini yang di sebut takdir cinta, jika tak bisa ku miliki tolong Tuhan singkirkan rasa ini.

Ini jauh lebih sakit Tuhan, sisakan saja rasa sayang yang tak lebih dari cinta melebihi batas yang ku mampu pada nya.

_____________________________________

//Apartemen_Arga

Arga memasuki apartemen nya, sunyi, sepi, itu yang menyambut kedatangan Arga.

Arga berjalan menuju kamarnya terasa sangat lelah untuk hari ini bagi Arga.

Arga merebahkan badan nya di kasur king size milik nya, Arga menatap langit-langit kamar nya. Begitu banyak nya keinginan Arga untuk kedepan nya bisa jauh lebih baik setelah melewati semua ini.

Harapan tinggal 'lah kenangan, bukan kekalahan yang Arga rasakan. Tapi mengalah, demi orang yang dia cinta. Arga tak lupa bahkan sangat mengingat nya kenangan dirinya dengan orang-orang yang paling Arga sayang dan cintai.

Arga segera memejamkan matanya menuju mimpi tiba-tiba handphone nya berdering tertera nama Iren di Sana.

Arga tak ada niat untuk menjawab panggilan telfon wanita itu, Arga tetap melanjutkan niatnya untuk istirahat, istirahat dari kenyataan hidup nya.

Gadis cantik yang dulu nya periang terlihat sedang duduk berdiam diri di balkon kamar nya, Nara sangat menikmati angin yang perlahan menerpa wajah mulus nya.

"perlahan namun pasti Dira, satu persatu mereka pergi, gue egois banget yah, gue butuh lo dira. " Gumam Anara.

Tak terasa air mata Nara luruh, terasa sakit kenyataan yang harus Nara terima.

Arga satu nama yang selalu Nara rindukan, sosok nya dekat dengan dirinya namun terasa sangat jauh bagi Nara.

"Dira! kenapa lo pergi Dira. Gue butuh lo, apa yang harus gue lakukan? apa gue harus bahagia dengan kenyataan ini. Hiks..., hikss...,"

Sakit, sepi, kehilangan, itu yang Nara rasakan, Nara tak bisa lagi menahan nya, terkadang Nara ingin sekali menyerah dengan takdir nya namun lagi-lagi Nara harus bisa menerima kenyataan hidup nya.

"Bun, Anara mana?" Rizky memasuki rumah nya dengan sangat tergesa-gesa.

Bunda merasa bingung dengan tingkah anak bungsu nya.

"Ada di kamarnya, " Jawab Bunda.

Rizky segera berlari menuju kamar adik tersayang nya.

" Bang! ada apa?" Tanya Bunda.

Rizky tak menghiraukan pertanyaan bunda nya, dia sangat khawatir sama Anara.

"Ra! buka Ra! ini abang."

"Bang. ada apa? apa yang terjadi? " Tanya bunda, yang masih bingung dengan apa yang Rizky lakukan.

"Nara kenapa bang?" Tanya Bunda sekali lagi.

"Bun, kunci duplikat nya mana? "

Rizky benar-benar frustasi berbagai ke khawatiran tertanam di otak nya.

Bunda segera berlari ke bawah mencari kunci duplikat kamar Anara.

Saat kamar itu terbuka kedua nya sangat terkejut melihat kondisi kamar Anara yang super berantakan.

"NARA!!! "

Rizky mencari Anara di setiap sudut kamar nya namun langkah Rizky terhenti saat melihat Anara yang sedang terduduk di lantai memeluk kedua kakinya.

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang