//sekolah
Gavin begitu semangat di pagi ini, entahlah, rasa nya Gavin amat sangat rindu dengan sekolah. Apa lagi dengan tingkah konyol teman-temannya di kelas saat jam kosong.
"Udah belum? " Tanya Kirana
Setelah meminum susu nya hingga habis gavin pun menjawab " Udah, yuk."
Kirana menyusul gavin yang sudah lebih dulu berjalan menuju pintu utama rumah nya.
Saat kedua nya membuka pintu, mata mereka melotot terkejut, saat ada dua orang dewasa yang berdiri dengan tegak di depannya.
"Maaf mengganggu tuan mahendra, bisa kita bicara sebentar."
"Papah, mamah" Lirih Kirana
Dua orang dewasa tersebut adalah mamah, papah nya Kirana, gavin sudah menduga nya ini akan terjadi.
Gavin melirik ke arah Kirana sekilas, lalu menautkan jemarinya ke telapak tangan Kirana, seolah memberi ketenangan pada nya.
"Silahkan." Jawab gavin dengan wajah datar, semangat nya untuk pergi ke sekolah hilang seketika.
Ke empat nya kini duduk di sofa ruang tamu, suasana nya sangat tegang, Kirana yang menunduk, gavin yang menatap kedua manusia paruh baya di depan nya dengan raut wajah yang datar.
Mamah nya Kirana, terlihat tidak baik-baik saja, terbukti dari raut wajahnya yang pucat, lingkar hitam di bawah mata nya, lain lagi dengan papah nya Kirana yang terlihat lebih fresh, namun gavin yakin pasti beliau sedang menahan emosi dan rasa malu nya.
"Ekhm, maaf sebelumnya tuan mahendra, karena putri kami, anda jadi di repotkan." Ucap papah Kirana
Kirana mendongak kan kepala nya menatap datar ke arah papah nya, yang menyebut gavin dengan embel-embel tuan mahendra.
"Saya, tidak keberatan, dan saya tidak merasa di repotkan, karena Kirana, " Ucapan gavin menggantung, lalu menengok ke samping menatap wajah Kirana penuh sayang, tangan nya menggenggam jemari Kirana hangat. "Kirana calon istri saya, jadi ini sudah jadi tanggung jawab saya sebagai calon suami nya."
Kirana tersenyum tipis saat dirinya mendengar, apa yang di ucapkan gavin.
"S-sa-saya ju-juga minta maaf." Ucap mamah Kirana
Gavin tersenyum tipis ke arah kedua nya, lalu Gavin berdiri mengulurkan kedua tangan nya ke arah mereka.
Papah Kirana membalas uluran tangan Gavin, Gavin salim sopan layak nya anak ke orang tua nya.
"jangan lagi panggil Gavin dengan embel-embel tuan mahendra pah, karena setuju atau tidak, Gavin akan menikahi putri papah secepatnya."
Papah Kirana terkejut dengan apa yang Gavin lakukan, hatinya tersentuh dengan apa yang Gavin lakukan.
"Kamu yakin nak, untuk menikahi putri kami? Kamu yakin nak, menerima kami sebagai mertua mu, padahal perlakuan kami sangat fatal terhadap kirana." Ucap papah Kirana, dengan mata yang berkaca-kaca.
"Yakin pah, karena Kirana gadis baik, dia jauh lebih baik dari yang lain, Kirana hidup Gavin pah sekarang,"
"Yah, papah setuju, papah merestui kalian."
Gavin tersenyum bahagia, bagaimana pun juga, manusia pasti pernah khilaf dan salah, tinggal bagaimana nya kita untuk memperbaiki semuanya
Gavin beralih menatap mamah Kirana, mamah Kirana membalas dengan senyuman, lalu memeluk Gavin dengan isakan, Gavin membalas pelukan mamah Kirana, tangannya mengelus punggung calon mertua nya lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANARA (TERBIT)
Teen FictionSayang dan cinta nya seperti senja, meski tenggelam dan meninggalkan nya namun ia akan kembali, meski dirinya tahu itu akan berulang namun ia tetap bertahan. Dunia ini luas, namun mengapa kehidupan seorang Gavin terasa begitu sunyi, apa benar dunia...