DUA PULUH TUJUH

113 41 0
                                    

"Ada kabar bagus! Ucap Danu dengan nafas ngos-ngosan.

"Ada apa'an sih Nu? berisik banget dah. " Ujar Gavin.

"Tau. Kamu kenapa sih? " Tanya Vina. Danu pun duduk di dekat ketiga nya.

"Tarik nafas dulu, terus lo tenang, ada apa? " Tanya kirana.

"Gue tahu alasan kenapa Putri ninggalin Zidan."

"Jangan so, tau, lo Nu! entar jatuh nya fitnah. " Ujar Gavin.

"Tau lo. Jangan ngadi-ngadi kalau ngomong," Imbuh kirana.

"Emang kamu tahu dari mana? " Tanya Vina.

"Tadi pas gue mau masuk ke kelas, gue gak sengaja denger Putri lagi curhat ke Angel, terus gue denger kalau ternyata Putri itu di jodohin sama bonyok nya. Kesimpulannya, Putri punya alasan kuat kenapa bisa pindah haluan dari Zidan. " Jelas Danu.

"Ya ampun, kasihan banget sih, Zidan. " Ucap kirana.

"Kita harus bantu mereka, kasihan tahu. " Ujar Vina.

"Gak-gak mending kita diam saja, Pura-pura gak tahu itu jauh lebih baik, Usul Gavin.

"Ada apa nih? kok gue denger kaya ada nyebut nama gue! " Tanya Zidan.

"PD. Banget!" Ujar Kirana.

"Oh. Iya, entar pulang sekolah jadi gak? jengukin si bos? " Tanya Zidan.

"Jadi dong."

"Ini si Nara gak masuk sekolah? " Tanya Zidan. Kirana dan Vina pun menggelengkan kepalany.

"Gila yah, sebucin itu si Nara ke Arga."

                        •••••••••••••••••     

Kamar rumah sakit yang di tempati Arga begitu tegang dengan kedatangan Iren, Rizky dan juga Ken.

"Gue harap, lo bisa menjelaskan semua nya ke Nara." Ujar Rizky.

"Apa lagi yang harus gue jelasin ke cewe bitch ini. " Ucap Iren garang.

"Jaga bicara lo." Desis Arga.

"Segitu nya lo Arga, ngebela cewe ini, sampai-sampai mata lo di butakan karena dia. " Ucap Iren.

"Sudah beribu kali gue bilang ke lo Iren. jangan bawa-bawa Nara ke permasalahan kita!"

"Dulu lo adalah gadis yang paling gue kagumi, dulu lo segalanya buat gue, tapi demi harta lo tega nyakitin gue yang selalu tulus buat lo," Ujar Rizky.

"Maka dari itu, gue gak bisa tinggal diam, cukup gue yang di sakiti, cinta nya Arga ke Nara itu tulus. Cinta mereka itu suci, karena memang lahir dari hati. " Jelas bang Rizky.

Nara sangat terkejut mendengar penjelasan Rizky, beribu pertanyaan sejak dulu yang bersemayam di kepala Nara perlahan terjawab.

"Dira. Dia gadis manis, ceria. dia harus merelakan nyawanya agar sang sahabatnya bisa bahagia dengan sang kekasih sampai suatu ketika ada seseorang yang mencoba membunuh Nara namun bukan Nara lah yang terbunuh melainkan Dira, pasti lo tahu 'kan, Iren? siapa yang gue maksud. " Tanya Rizky.

"Pada saat itu Nara mengalami kebutaan permanen, kondisinya sangat mengkhawatirkan, dia kehilangan sahabat terbaiknya, dia juga mengalami depresi berat. Di sisi lain dia juga harus menerima kenyataan bahwa dirinya buta, Dira koma beberapa hari, namun suatu ketika Dira sadar dari koma nya sebelum Dira pergi. Dira sempat berpesan kepada  Gavin, kalau Nara masih punya banyak kesempatan buat hidup tapi tidak dengan dia, maka nya Dira mendonorkan mata nya untuk Nara. " Jelas Rizky.

"Tidak hanya Nara yang sedih namun kita semua, tapi kesedihan kita masih bisa kita tahan, tidak dengan Gavin. d
Dia bukan hanya kehilangan kekasih nya, namun juga kedua orang tuanya, Ayah Arga lah yang menyusun rencana pembunuhan orang tua Gavin, sampai akhirnya kita semua tahu ternyata Iren adalah wanita simpanan nya EDRIK PRADIPTA ayah Arga." Jelas Ken. Yang juga ikut andil untuk meluruskan semua nya.

Nara semakin menjadi tangis nya, Nara merasa sangat bersalah dengan sahabatnya Dira. Yang dengan rela mengikhlaskan penglihatan nya untuk dirinya.

"Kenapa ini terjadi?" Ucap Nara lirih di tengah tangis nya.

"Ini semua sudah terjadi, yang terpenting, untuk sekarang dan seterusnya aku akan tetap ada di samping kamu. " Ucap Arga serius.

"Bohong!!" Teriak Iren frustasi.

Berbagai kecemasan menghinggapi relung hati Iren, dia sangat takut akan penjara. Dan juga harapan nya untuk bahagia bersama Arga, dan menikmati kekayaan Papah nya Arga.

                        *********     

Gavin dan yang lainnya sudah berada di depan kamar rawat inap Arga. Namun langkahnya terhenti saat mereka akan memasuki kamar tersebut. Mereka mendengar semua penjelasan Rizky dan Ken.

Kirana mematung memandang wajah Gavin yang terduduk di kursi depan kamar inap Arga.

Gavin menunduk'kan wajah nya, berbagai memori menyakitkan di masa lalu melintas di mata Gavin.

Kirana mendekat ke arah Gavin lalu tangannya menyentuh dagu Gavin, Gavin pun mengangkat arah pandang nya ke wajah Kirana.

"Aku bisa jelaskan semua nya,"

Namun sebelum Gavin selesai berucap bibirnya sudah di tahan dengan jari Kirana yang menempel di bibir nya.

Kirana memeluk Gavin erat " Tidak ada lagi yang perlu kamu jelaskan."

"Boleh aku minta sesuatu sama kamu? " Tanya Kirana.

"Apa?"

"Aku mau ke makam Dira, boleh? " Gavin pun tersenyum simpul mendengar permintaan Kirana

"Boleh."

                  

                          ••••••••••    

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang