EMPAT PULUH SATU

86 28 25
                                    


Happy Reading

//senin pkl 21:00

Jika kebahagiaan akan hadir setelah penderita an kenapa tidak mencoba nya bertahan di atas penderitaan. Cobaan dan rintangan itu akan hadir sebagai bunga dalam kehidupan.

Ada banyak tipe manusia yang menghadapi dan menyelesaikan segala masalah dengan cara nya sendiri.

Begitu pun Gavin, Gavin benar-benar bersyukur karena di kelilingi oleh teman-teman yang begitu peduli pada dirinya.

"Pin, bagaimana ?" Tanya Ken.

Gavin tak menjawab, namun tatapan matanya sudah menjawab semua pertanyaan Ken.

"Lo tenang aja, soal Leta biar nanti gue yang urus. "

"Makasih kak, tapi gue takut, kalau nanti Leta akan melakukan hal yang bukan-bukan sama kirana." Ucap Gavin.

"Itu tidak akan pernah terjadi pin, loe tenang aja, jangan gegabah,"

Di lain tempat, ada seorang gadis yang sedang menangis menutup rapat telinga nya dengan kedua tangan nya, berharap tidak mendengar keributan yang terjadi di rumah nya

Prang

suara pecahan barang begitu nyaring terdengar di pendengaran kirana

"Aku gak mau dengar, kira sudah janji kira gak boleh nangis," Gumam nya

"KIRANA!!" Suara teriakan seorang perempuan menggema, di depan kamar kirana

Bruk

Kirana terlonjak kaget, saat pintu kamar nya di dobrak secara paksa oleh mamah nya

"Dasar! Anak sialan! gue benci sama loe, anak sialan! "

Kirana sudah terbiasa dengan makian mamahnya, namun tidak ada yang tahu bagaimana sakit hati nya kirana, seorang ibu, yang seharusnya menjadi pelindung, justru dalam kehidupan kirana, seorang ibu lah yang menjadikan sumber masalah dalam hidup nya

"Ma_maaf mamah, hiks.. hiks.."

"Jangan sebut gue mamah!!" Teriak nya, tepat di hadapan kirana

Tangan nya terangkat hendak menampar wajah kirana, namun tertahan oleh tangan kekar yang berdiri di belakang nya

"Siapa kamu?!"

"Apa penting, anda tahu siapa saya." balasnya dengan wajah yang benar-benar marah

Mata kirana perlahan membuka, menemukan sosok gavin yang berdiri di samping mamah nya

"Ga_gav_gavin" Ucap kirana terbata karena isakan nya

Gavin berjongkok mengulur kan tangan nya ke arah kirana "kamu gak apa-apa, tenang yah."

"Jangan ikut campur kamu!"

Gavin berdiri di hadapan mamah kirana, lalu merangkul kirana penuh sayang

"Selama ini menyangkut kirana, itu sudah jadi urusan saya," Balas Gavin

Mamah kirana hendak menarik tangan kirana, namun sudah di tahan lebih dulu oleh Gavin

"Jangan pernah sentuh, calon istri saya." Ucap Gavin, dengan nada tegas dan menahan amarah nya

"Brengsek!" Teriak mamah kirana

Gavin membawa kirana ke rumah nya, kirana tak henti nya menangis

"Sudah, jangan nangis lagi," Ucap Gavin, lembut lalu membawa kirana ke pelukan nya

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang