DUA PULUH EMPAT

116 39 4
                                    

      

           Terimakasih padamu yang pernah singgah di hati.
           Terimakasih padamu yang selalu mencurahkan kasih sayang mu hanya untuk ku.
           Terimakasih padamu yang sudah membawa cinta kita dalam mimpi abadi mu.

           ____GAVIN MAHENDRA____

Bang Rizky sudah lebih dulu sampai di lokasi yang di maksud oleh Gavin.  Terlihat beberapa orang ber badan besar menjaga sebuah gedung yang sudah tua. Bang Rizky tak sendiri, dia bersama Ken, Danu, dan Zidan.

Jangan tanya kemana Gavin. dia masih mencoba terus mencari Arga yang entah pergi kemana membawa Iren.

"Bang! semuanya sudah siap, " Bisik Danu.

"Gue percaya sama lo berdua, " Ujar Rizky.

Rizky berjalan santai memasuki gedung yang ada di hadapan nya bersama Ken, terdengar suara riuh beberapa orang di dalam. Suara tepuk tangan dari seseorang terdengar.

"Wah! akhirnya lo datang juga, " Sapa seseorang yang sedang duduk di salah satu sofa.

Rizky tanpa aba-aba langsung menduduk kan badan nya di hadapan orang tersebut, Rizky tak menunjukan raut emosi nya, Rizky memang sangat mahir mengontrol emosi di dalam dirinya, makan nya tak jarang musuh nya selalu susah menebak mood lelaki satu ini.

"Ck! senang bertemu dengan anda. t
Tuan Edrik." Sapa Rizky.

Yah. Lelaki yang selama ini jadi musuh terbesar Rizky adalah Edrik Pradipta, papah kandung Arga.

"Bagaimana, tuan Rizky? menarik bukan, permainan saya." Ucap Edrik dengan nada menyebalkan.

Rizky menarik sudut bibir nya kecil, sangat menjijikan memang lelaki paruh baya di depan nya.

"Yah, saya akui permainan anda memang bagus dan luar biasa, TUAN EDRIK." Desis Rizky, "tapi sayang, anda tak memikirkan akibat nya jika anda melakukan ini, saya jadi yakin, anda memang tak pantas di panggil sebagai seorang Ayah, tapi anda lebih pantas di panggil sebagai PECUNDANG." ucap rizky yang berhasil memancing emosi nya seorang Edrik.

"JAGA BICARA MU!!!! " Bentak Edrik, suara nya sampai menggelegar memenuhi ruangan tersebut.

Beberapa anak buah Edrik sudah berdiri menodong pistol nya ke arah Rizky, namun bukan nya takut, justru Rizky masih terduduk santai di tempat nya.

"Kenapa? tuan Edrik, bukankah itu fakta. Anda sudah membunuh istri anda, sahabat anda, dan masa depan putra anda sendiri."

"SUDAH AKU KATAKAN. JAGA BICARA MU!!"

"Hahahahaha..., Anda tahu? kekalahan sekarang justru ada di diri anda,"

"TEMBAK DIA SEKARANG!!" teriak Edrick memberi aba-aba kepada anak buah nya.

Anak buah Edrik keluar dari persembunyian nya, beberapa pistol yang lebih banyak mengarah ke arah Rizky dan Ken.

Rizky bangun dari duduk nya, lalu memberi aba-aba kepada Ken. Dan masuklah beberapa anak buah mereka yang tak kalah lebih banyak.

Sangat terlihat raut terkejut dari wajah Edrik saat melihat beberapa anak buah nya Rizky masuk ke dalam dan menodong nya dengan pistol, terlihat di sana ada sebuah Pin yang menandakan anggota mafia yang sangat di takuti di kotanya.

"Bagaimana tuan edrik? " Tanya Rizky dengan senyum devil nya.

"Sudah saya duga. kalau ada anggota R&K yang penghianat, di bayar berapa kalian sama anak bau kencur ini haaa?!" Tanya Edrik, dengan nada lebih tinggi.

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang