"Jangan mengaku cantik, kalau cantikmu hanya untuk merusak suatu hubungan."
_____Gavin_Mahendra_____
//Pkl 05:00 pagi
Sudah menjadi rutinitas wajib bagi umat muslim menunaikan sholat. Tapi tak banyak umat muslim menjalan kan nya. Hidup boleh nakal, tapi bagi Gavin sholat adalah suatu kewajiban, yang gak bisa ia lewatkan.
Seorang anak remaja yang sedang mengadah tangan ke atas dengan air mata yang tak henti nya mengalir di pipi.
"Ya Alloh SWT, terimakasih atas segala coba'an dan kesakitan, yang engkau kirim untukku, aku bersyukur dan menikmati nya, aku tak henti nya memohon pada mu, bahagia kan gadis yang sudah masuk dalam doa ku, rubah lah air mata kesedihan nya, menjadi air mata bahagia, amiin."
Gavin segera bangun lalu melipat sajadah nya, ia turun untuk segera membangunkan ketiga temannya.
"Ar! bangun lo, sholat subuh dulu." Ucap Gavin, setelah menepuk pelan pundak Arga, yang tidur di sofa ruang keluarga nya.
"Ck! Dasar kebo." Ujar Gavin, yang langsung pergi menuju dapur.
Arga menoleh ke kanan dan ke kiri terlihat Danu dan Zidan yang masih terlelap dengan nyaman.
"Bangun, woi! Sholat dulu, buruan keburu waktu nya habis." Ujar Arga.
"Dan. nu. bangun, woi!" Arga menggelengkan kepala nya melihat kedua temannya yang susah di bangun'kan.
"Biarin aja Ar, itu tanda nya mereka sudah siap di datengin malaikat." Ucap Gavin, seraya meminum kopi nya.
"Anjir! omongan lo pin." Ucap Zidan, yang baru saja merenggangkan otot nya.
"Emang ya, kalau orang tajir mah ngomong nya pedes." Imbuh Danu, yang langsung ngacir ke kamar mandi, karena mendapat tatapan tajam dari Gavin.
"Yang bangun gue dulu Nu! jangan ngambil star dong!" Teriak Zidan, yang juga berlari mengejar Danu.
"Dasar tuh, bocah, yang satu udah punya bini juga masih aja tingkah nya kaya bocah." Cetus Arga.
Gavin terkekeh pelan "Ar, jangan sering-sering ngajak Zidan ke club, status nya dia sudah bukan lagi sendiri, tapi ada nyawa lain yang sudah jadi tanggung jawab nya." Ucap Gavin serius, tapi tak merubah raut wajah nya yang datar.
"Iya, gue juga tahu, gue udah lama kali, gak pernah ke tempat kaya gitu lagi."
Gavin memicingkan mata nya "gue gak yakin,"
"Dih! Gak percaya'an banget lo!"
"Kemarin Rio bilang ke gue, kalau lo dateng ke club sama tuh, duo curut."
"Ya elah. Susah bener mau bohong sama lo." Balas Danu, yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Gavin tersenyum tipis melihat nama Kirana muncul di handphone nya.
"Hallo"
"Gavin, sudah bangun?"
"Hem, kenapa sayang?"
"Gak, tadi nya mau bangunin kamu."
"Hehe..., akh nya udah bangun."
Gavin tak melanjutkan ucapan nya, saat dirinya melirik ke meja makan, sudah ada ketiga teman nya yang sedang tersenyum mengejek dirinya.
" Hallo"
"Hem, iya kenapa?"
"Kenapa diem?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANARA (TERBIT)
Teen FictionSayang dan cinta nya seperti senja, meski tenggelam dan meninggalkan nya namun ia akan kembali, meski dirinya tahu itu akan berulang namun ia tetap bertahan. Dunia ini luas, namun mengapa kehidupan seorang Gavin terasa begitu sunyi, apa benar dunia...