Cinta akan di uji kala kita rindu namun rindu itu tak berujung.
Jika yang kita rindukan sudah
Tak peduli lagi dengan rindu kita.___ZIDAN_MARCELO__
••••••••
Setelah kejadian beberapa minggu yang lalu hubungan Arga dan sang Ayah semakin dingin.
Arga yang tak pernah mengunjungi Ayah nya yang sedang di rawat karena menderita stroke dan di jaga oleh beberapa pihak kepolisian pun semakin membuat Arga enggan untuk menginjakkan kakinya di rumah sakit tempat dimana Edrick di rawat. Menurut arga ini memang pantas yang harus di dapatkan oleh seorang Edrick.
Arga sudah berada di kediaman Anara, Arga sudah berniat untuk menjemput sang kekasih.
"Ar, memang nya kita mau kemana, sih? " Tanya Nara.
"Kalau aku kasih tahu sekarang, itu bukan surprise nama nya, " Balas Arga.
"Kok aku deg-degan,"
Arga pun terkekeh lalu menggenggam jemari Nara lembut, tangan sebelahnya terulur mengusap pucuk kepala Anara.
"Jangan mikir yang aneh-aneh yah, calon istri, " Ujar Arga.
Nara merasakan panas di pipinya secara tiba-tiba, saat mendengar perkataan Arga yang menyebut dirinya calon istri.
"Kamu apaan sih Ar. Kita masih sekolah, jangan ngomong gitu, ah!"
" Ciieee..., baper, gemez deh!"
"Arga! mau gombal di sini, apa mau jalan nih? " Ujar Nara.
"Ayo! kita jalan calon istri." Balas Arga.
"Arga!" Kesal Nara.
••••••••••••••
Sejak beberapa minggu terakhir Kirana sudah sangat jarang melukai dirinya sendiri, bahkan hampir tak pernah. Kirana tersenyum melihat bekas luka sayatan yang dulu ia lakukan.
"Begini kuatnya kekuatan cinta kamu Gavin, sampai-sampai bisa ngerubah kebiasaan buruknya aku," Gumam Kirana.
Tok tok tok
Kirana terlonjak kaget saat lamunan nya di gangu dengan ketukan pintu kamarnya.
"Loh, Gavin, kenapa kamu bisa masuk? " Tanya Kirana. Setelah membuktikan pintu kamar nya.
"Bibi yang bukain pintu. " Jawab Gavin.
"Ada apa? "
"Aku khawatir sama kamu,"
"Aku baik-baik saja, Gavin, " Balas Kirana.
"Turun yuk! " Ajak Gavin. Kirana pun mengikuti langkah Gavin menuruni tangga rumah nya.
Kini Gavin dan Kirana sudah duduk di pinggir kolam ikan yang berada di belakang rumah Kirana.
"Siapa yang suka melihara ikan? " Tanya Gavin.
"Papah, tapi dulu. " Jawab Kirana.
"Dimana orang tuamu? " Tanya Gavin.
"Gak tahu, udah lama juga gak komunikasi."
"Kamu kangen gak? Sama mereka, "
"Kenapa kamu tanya kaya gitu?"
Gavin mendekat ke arah Kirana yang sudah duduk di salah satu kursi yang ada di deket kolam ikan. Tangan Gavin mengusap lembut pipi Kirana, Gavin menatap dalam wajah kekasih nya. Gavin benar-benar di buat jatuh cinta oleh gadis satu ini.
"Kamu harus janji, sama aku, yah?"
"Janji apa?"
"Kamu jangan lagi melukai diri kamu, dan kamu juga harus janji, kalau kamu akan jadi gadis yang ceria."
"Iya, aku janji Gavin."
"Aku akan selalu ada buat kamu kira, apapun yang kamu butuhkan, aku janji, aku akan selalu ada. "
Kehadiran Gavin benar-benar membuat dunia Kirana berwarna, Kirana sangat bersyukur dengan kehadiran Gavin di dalam kehidupannya saat ini.
Arga dan yang lainnya sudah sampai di sekolah dari beberapa menit yang lalu, namun formasi mereka terasa ada yang kurang.
"Zidan mana Nu? " Tanya Arga.
"Gak tahu, tuh! bolos kali, " Jawab Danu.
"Apa jangan-jangan, Zidan masih sedih soal yang kemarin yah? " Ceplos Gavin.
"Emang nya, kamarin Zidan kenapa? " Tanya Nara.
"Emang nya, putri gak ngomong apa-apa, sama kalian? " Tanya Danu lagi. Mereka pun menjawab dengan gelengan.
Saat mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba Zidan datang dengan mengendarai motor nya.
"Tuh! anak nya." Tunjuk Arga. Namun ada yang berbeda pandangan mereka seolah terganggu dengan raut wajah Zidan yang tak biasa. Zidan turun dair motornya mendekat ke arah mereka.
"Muka lo kenapa Dan? " Tanya Danu.
"Kusut amat. Kaya cuciannya Arga, " Imbuh Gavin.
"Sembarangan! " Balas Arga tak terima.
"kelas yuk!" Ajak zidan
"Zidan!!"
Mereka pun menoleh melihat ke arah siapa yang memanggilnya.
"Putri," Gumam Zidan.
Putri pun berlari menuju grombolan mereka, Putri langsung berhambur ke pelukan Zidan.
"Maaf." Mereka yang ada di sana pun bingung dengan kejadian yang mereka lihat, Zidane memang orang nya suka bercanda tapi soal masalah hidup nya lelaki satu ini sangat jarang mau berbgai dengan teman-teman nya.
"Semuanya sudah terlambat Put, " Ujar Zidan.
"Aku cinta sama kamu," Ujar Putri.
"Tapi kamu lebih mencintai diri kamu sendiri dan tidak bisa berbagi dengan ku Put." Jawab Zidan.
Yang kini melepas pelukan Putri dan malah justru berlalu meninggal kan gadis ini.
Nara, Vina, dan Kirana mendekat ke arah Putri, Nara memeluk erat tubuh Putri yang melemas sambil menangis.
"Mending kalian bertiga kejar Zidan gih!" Perintah Vina
Danu dan yang lainnya pun menuruti perintah Vina.
Putri masih menangis di pelukan Nara, beberapa murid yang sedang di parkiran sekolah pun tak luput melihat ke arah mereka.
"Kita bawa Putri ke mobil gue aja yuk, gak enak nih, makin banyak yang liatin, " Usul Kirana.
Putri masih menangis di dalam mobil Kirana masih untung nya, mereka masih ada waktu sampai bell masuk berbunyi
"Lo tenang yah, yang sabar, mungkin saat ini Zidan lagi emosi." Ucap Vina berusaha menenangkan Putri.
"Ini semua salah gue. " Ucap putri sambil menangis.
"Lo tenang dulu yah, " Ujar Kirana.
"Kalau lo udah siap cerita, kita siap dengerin kok." Ucap Anara.
"Ini rumit," Jawab Putri.
"Ya sudah, kalau lo belum siap juga gak apa-apa, terus sekarang lo mau kita anter pulang atau mau masuk ke kelas?"
"Gue minta tolong sama kalian yah, ajak gue kemana gitu, yang jauh. Gue butuh ketenangan, " Ujar Putri. Mereka pun mengangguk mengerti, dengan kondisi putri saat ini.
•••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANARA (TERBIT)
Genç KurguSayang dan cinta nya seperti senja, meski tenggelam dan meninggalkan nya namun ia akan kembali, meski dirinya tahu itu akan berulang namun ia tetap bertahan. Dunia ini luas, namun mengapa kehidupan seorang Gavin terasa begitu sunyi, apa benar dunia...