TIGA PULUH ENAM

87 34 2
                                    


Part36

"Aku terlena karena ke indahan mu pelangi.
Hingga tanpa ku sadari, ada awan dan hujan yang berjuang sebelum kamu ada."

                     ___KIRANA__

       

Tinggal hanya seorang diri menjadi pribadi Arga yang banyak diam, hampa. Lingkungan luar dari kediaman nya menjadi tempat terbaik bagi bagi nya.

Anara mendudu'kan dirinya di sofa depan TV tempat biasa mereka dan teman-teman nya bermain PlayStation.

"Kamu tunggu disini dulu ya, aku mau ganti baju sebentar." Pamit Arga.

"Bentar deh, Ar." Arga memicingkan matanya, "ada apa?"

"Boleh ikut gak? " Anara sengaja mencoba menggoda Arga, Anara sangat ingin tahu bagaimana reaksi wajah kekasih nya itu.

"Haa...!! ikut aku ganti baju?" Tanya Arga heran, takut indra pendengaran nya bermasalah. Anara menganggukan kepalanya cepat, sontak itu membuat Arga menatap nya tajam, "otak kamu udah kena virus nya Zidan, cuci gih!"

"Sembarangan. Aku juga cuma becanda doang kali Ar," Jawab Anara.

Arga menghela nafas nya pelan, lalu mendekat ke arah nya, Ia sedikit menunduk agar wajahnya sejajar dengan wajah Anara.

Arga menatap wajah Anara dalam, jangan di tanya lagi betapa merah nya pipi Anara, karena di tatap sedemikian intens nya oleh Arga. Tangan Arga terulur lalu menyentil kening Anara cukup keras, "sekolah dulu yang bener, jangan mikir yang bukan-bukan." Sontak Anara langsung memegang jidat nya yang tiba-tiba di sentil oleh Arga. Arga pun membisik'kan sesuatu di telinga kekasih nya.

"Kamu lupa? aku ini laki-laki normal, dan di sini hanya ada kita berdua, apa kamu mau menanggung segala resikonya." Sontak Anara secara reflek mendorong dada Arga menjauh dari nya. Arga tertawa melihat wajah Anara yang merah dan itu semakin membuat Arga gemas dengan kekasih nya.  

"Apaan sih, niat hati tadi cuma mau ngetes Arga doang, eh! malah gue yang kena, dasar Arga mesum!" Gumam Anara.

Selang beberapa menit Arga keluar dari kamar nya, ia sudah mengganti seragam sekolah nya menjadi pakaian santai, ia memakai kaos berwarna hitam dan celana levis pendek se lutut.

"Kamu itu kapan jelek nya sih, Ar?"

Arga pun ikut duduk di sebelah anara, "emang nya kamu mau, punya pacar jelek."

"Ya, gak, gitu juga sih."

"Kamu lapar gak?" Tanya Arga.

"Gak. Tadi 'kan udah makan pas di kantin,"

Arga menganggukan kepalanya, lalu ia merebahkan badannya di atas sofa dengan paha Anara yang ia jadikan bantalan. Arga menisik wajah kekasih itu yang semakin menggemaskan dan cantik.

Anara yang merasa di tatap oleh Arga jadi salah tingkah, "kenapa?"

Bukan nya menjawab malah Arga memejam'kan mata nya, wajah nya ia hadap'kan tepat ke perut Anara dan memeluk tubuh mungil kekasih nya.

"Biarin kaya gini dulu yah, aku nyaman."

Tangan anara menelusup ke rambut Arga, "kamu lagi ada masalah yah?" Arga hanya bergumam sebagai jawaban dari pertanyaan kekasih nya.

"Bisa cerita sama aku?"

Arga kembali membuka matanya lalu menatap Anara yang saat ini juga menatap nya, "dia keadaan nya kritis Ra." Ucap Arga.

"Kamu mau jenguk?"

Arga menggelengkan kepalanya pelan "Gak tau, masih ada ragu sama perasaan sendiri."

"Sayang, bagaimana 'pun, dia adalah Papah kamu juga, sejahat-jahat nya dia, dia akan tetap menjadi Papah kamu." Ujar Anara.

"Tapi dia jahat Ra, dia yang membunuh Papah kamu, dan gara-gara dia, kita jadi kehilangan banyak kebahagia'an." Balas Arga.

"Ya sudah, kalau kamu belum siap gak apa-apa, tapi kalau kamu butuh teman, aku siap kok, nemenin kamu." Balas Anara.

Arga tersenyum lalu mengusap lembut pipi kekasih nya, "terimakasih yah, sudah jadi yang terbaik buat ku." Anara mengangguk lalu tersenyum.

Cup

Arga mencium pipi Anara sekilas, "Woi! bahaya bego! berdua'an di apartemen, biasanya nih, yang ketiga nya itu setan!" Ucap Zidan.

Danu dan Zidan baru saja sampai ke apartemen Arga, kedua nya bisa saja dan kapan saja masuk ke apartemen Arga, karena teman-teman Arga sudah tahu semua pin pintu Apartemen Arga.

"Iya, setan nya itu lo Dan." Jawab Arga.

"Dih! sembarangan."

"Lo berdua ngapain sih, tiba-tiba kesini, gangu aja." Ujar Arga.

"Laper gue, ada makanan gak sih?" Tanya Danu.

"Ada, di kulkas." Jawab Arga.

"Oh iya Ar, jangan keseringan lo berdua pacaran di apartemen kaya gini, bahaya tau." Ujar Danu, mencoba mengingatkan kedua nya.

"Iya, Pak Danuarta." Balas Anara.

"Ini serius, tapi kalau lo berdua mau nangung resikonya ya terserah." Balas Danu dengan bijak.

"Tapi kalau mau coba juga gak apa-apa kok Ar, " Goda Zidan, sambil naik turun kan alis nya.

PLAK!!

"Aw!! sakit banget, anjir!" Zidan memegang kepalanya yang di getok lumayan keras oleh Anara dengan remot TV.

"Makan nya kalau ngomong tuh, di saring!"

"Dan, nikah itu gimana sih?"

Danu yang sedang minum hampir saja menyemburkan semua minuman nya yang ada di dalam mulut ke wajah Arga.

"Ngapain lo, nanya gituan? !" Tanya Danu ketus.

"Gak 'kan cuma tanya," Balas Anara.


                            *******

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang