TIGA PULUH SEMBILAN

91 28 19
                                    


Alloh sudah menata jalan hidup umat nya dengan begitu rapi.
     Tapi, kadang kala justru umat nya yang gak tahu diri.
     Dikasih enak minta nikmat, disitulah kita harus bisa membedakan mana rasa syukur dan maruk, karena rasa syukur dan maruk beda tipis.

          _______KEN WIJAYA_____

//pkl 19:00 kantor

Gavin duduk di hadapan Ken dan Rizky dengan wajah menunduk penuh penyesalan. Ken yang menatap nya dengan wajah datar memang ken Wijaya, lebih terkenal dengan bawa'an nya yang tenang, namun tidak ada yang tahu, di balik sikap tenang nya menyimpan begitu banyak luka, hanya Rizky sahabat kecil nya yang amat begitu tahu tabiat seorang Ken wijaya.

Berbeda dengan Rizky maheswari yang justru terlihat begitu garang menatap Gavin, seolah Gavin adalah mangsa nya. Rizky melempar beberapa berkas di atas meja, membuat Gavin mengangkat wajah nya.

"Baca, jangan jadi orang bodoh! hanya karena cinta!" Ucap Rizky. Dengan nada tajam.

Kekehan kecil terdengar dari mulut Ken, "ternyata lo masih kecil, bahkan membedakan mana yang baik atau tidak lo gak bisa!" Cetus Ken.

Gavin membuka beberapa dokumen tersebut, mata Gavin melotot kala ia melihat ada nama Leta sebagai target utama yang harus ia selsai'kan.

"Tapi Bang! apa harus gue yang ngelakuin ini?" 

"Lo ragu in kemampuan gue?" Cetus Ken.

"Bukan gitu kak, tapi Leta itu__,"

"Sakit. Ck! lo harus lihat beberapa bukti yang sebenarnya." Ujar Rizky.

Gavin memasang flashdisk yang di lempar Rizky ke arah nya ke laptop yang berada di atas meja. Tangan Gavin menggenggam kencang sampai terlihat kuku nya memutih.

"Gue janji bang, bakalan nyingkirin tikus kecil ini secepatnya." Ucap Gavin dengan nada penuh amarah.

Ken yang awalnya duduk di samping Rizky, kini berdiri mendekat ke arah Gavin. Ken menepuk pelan belakang kepala Gavin, "kaka percaya sama lo, jangan gegabah, Kirana adalah harapan dan kebahagiaan lo." Ucap Ken. Gavin mengangguk, lalu tersnyum tipis bahagia nya sangat sederhana hanya di perlakukan lembut saja dia sudah sangat bahagia.

"Gavin sayang sama kaka." Ujar Gavin lirih.

"Gue jamin, para cewe-cewe kalau lihat lo berdua kek gini, pasti bakalan kabur." Ujar Rizky, seraya bangun dari duduk nya keluar ruangan.

//pkl 21:00

Arga di buat kesal bukan main, dengan tingkah kedua sahabat nya zidan dan Danu.

"Lo berdua bisa diem gak sih!?" Teriak Arga dari dalam kamar nya.

"Keluar makannya lo Ar," Balas Zidan.

"Tahu lo, sini 'lah ikut main, seru tahu." Imbuh Danu.

"Brengsek! Punya temen gak ngotak emang," Cetus Arga, keluar dari dalam kamar tamu, rumah Gavin.

Ketiga nya sudah membuat janji dengan tuan rumah untuk bermain game. Namun saat ketiga nya sampai, justru Gavin sudah bersiap-siap pergi dengan pakaian formal nya. Tanpa mereka bertanya pun ketiga sudah tau kemana Gavin pergi.

"Lo ngapain sih Ar? bukan nya sini ngikut main, malah bertelur lo di kamar." Ujar Danu.

"Si Gavin ngapain sih? lama bener di kantor." Balas Arga, yang sudah ikut nimbrung dengan keduanya.

"Tau tuh! heran gue, kok ada yah, orang kerja di kantor sampai malam gini." Cetus Zidan.

"Ya ada lah, nih, contohnya si Gavin. "Balas Danu.

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang