DUA PULUH DELAPAN

118 38 0
                                    

Semua teman-teman Gavin sudah berdiri tepat di depan batu nisan yang bertuliskan DIRA WIJAYA. Bukan hanya Gavin dan teman-temannya, namun ada Ken dan Rizky.

"Asalamualaikum, Dira." Sapa Gavin. langsung berjongkok di samping batu nisan Dira.

"Maaf yah, aku baru bisa mengunjungi mu sekarang. "

"Oh, iya. Kenalin, mereka teman-teman aku, Danu, Zidan, Vina, dan juga Putri."

Gavin menarik tangan Kirana untuk berjongkok sejajar dengan dirinya.

"Dan, yang ini kirana, dia pacar ku. Kamu gak marah 'kan? dia baik.
, sangat baik. Dia juga cantik 'kan?" Ucap Gavin sambil tersenyum melirik ke arah wajah Kirana yang sudah bersemu merah.

"Hay, Dira. Salam kenal yang, gue kirana pacar barunya Gabin, maaf yah, bukan maksud merebut Gavin dari kamu. " Ucap Kirana, "jujur, kamu wanita beruntung Dira, yang pernah merasakan kasih sayang dari Gavin, gak apa-apa 'kan? kalau sekarang aku anggap kalau Gavin milik aku, dia luar biasa, aku yakin, pasti kamu sangat mencintai nya yah? aku janji Dira, aku akan menyayangi dan mencintai Gavin lebih dari apapun. Karena Gavin lelaki satu-satunya yang paling mengerti aku, terimakasih Dira. Kamu sudah membentuk karakter Gavin hingga bisa seperti ini, Salam kenal yah. " Ujar Kirana.

Gavin menatap wajah Kirana serius, Gavin tak menyangka kalau Kirana akan mengatakan hal-hal seperti barusan.

Ken lalu mendekat ke arah mereks Ken berjongkok berhadapan dengan Gavin dan Kirana.

Ken menatap wajah Gavin dan Kirana bergantian lalu tersenyum kecil.

"Hay, adik abang yang bandel, coba lihat, lelaki yang kamu banggakan sudah berpaling, abang yakin, next pasti abang yang di campakkan oleh anak tengil ini. " Ucap bang Ken sambil tersenyum kecil menatap wajah Gavin yang panik.

"Gak, Dira! jangan percaya sama abang ken, aku tetap sayang, kok, sama bang ken, janji!" Ujar Gavin serius.

"Hahaha..., Abang cuma becanda, kamu tahu Dira, pacar nya Gavin itu mirip banget sama karakter kamu, dia manis, cantik, namun sayang abang belum lihat ada keceriaan di mata nya, kamu jangan bilang Gavin yah, apa jangan-jangan dia terpaksa yah? menerima Gavin jadi pacarnya. " Ucap bang Ken seolah-olah Dira ada di samping nya.

"Gak kok bang, Kirana benar-benar sayang dan cinta, serius!" Jawab Kirana.

Semua yang ada di sana tersenyum simpul mendengar jawaban Kirana yang sangat polos itu. Nara pun ikut mendekat lalu berjongkok di samping bang Ken.

"Hay, Dira, pengin banget gue maki lo. Lo teman yang paling gila, yang gue punya, hiks..., hiks..., hiks..., kenapa lo nyerah Dira, bukan cuma gue yang punya kesempatan bahagia, tapi lo juga. " Ucap Nara di tengah tangis nya.  Ken membawa Anara kedalam pelukan nya.

"Sahabat yang centil apa kabar lo?"

"Lihat deh, Nara makin tua makin cengeng, manja. Kasih tahu gih, biar dewasa dikit." Ujar Arga.

"Apa 'an sih! "  Balas Nara kesal.

Bang Rizky dan yang lainnya merasa kagum dengan persahabatan mereka, pasti sangat tidak mudah buat mereka melewati semuanya.

Setelah pulang dari makam, Rizky dan yang lainnya memutuskan untuk mampir sejenak ke rumah Bunda.

"Asalamualaikum, bunda? "

"Walaikumsalam." Jawab Bunda. Terlihat bunda sedang duduk di depan televisi

Lalu mereka masuk mendekat ke arah bunda, mereka salim bergantian.

"Gimana kabar mu Arga? " Tanya Bunda.

"Alhamdulillah, bun, sudah mendingan."

"Kenapa cuma Arga doang bun yang di tanya, kita-kita gak? " Ceplos Zidan.

ARGANARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang