//rumah_sakit pkl 18:00
Sebenci-bencinya Arga terhadap Papah nya, ia masih punya rasa sayang yang terselip dalam hati nya untuk pria paruh baya itu.
Apa pantas kah? Arga di sebut sebagai anak yang berbakti, jawaban nya; Arga sendiri tidak tahu, karena kekacauan yang terjadi dalam hidup nya di sebab kan oleh pria paruh baya itu.
Arga masih mematung di depan pintu kamar rumah sakit, pandangan nya tak lepas dari pria paruh baya yang sedang berbaring di ranjang, terdengar suara detak jantung yang begitu lemah dari alat medis yang berada di samping pria itu.
"Keadaan nya Tuan Adrick kian hari kian melemah, Tuan muda." Ujar Rian, pengacara keluarga Pradipta.
"Lakukan apa pun Om, asal keadaan nya bisa pulih kembali."
Rian selaku pengacara keluarga Arga sangat hafal dan tahu betul bagaimana tabiat anak ini, sebenarnya Arga anak baik, dia sangat menyayangi Papah nya, namun karena sifat serakah nya Adrick yang memaksa Arga harus bertentangan terus menerus dengan nya.
"Pasti. Tuan muda, akan saya usaha kan agar Tuan Adrick ebisa pulih secepat nya." Jawab Rian.
Arga menoleh ke samping menatap pria yang Arga ingat tidak pernah berubah, dari segi sifat dan sikap.
Arga terkekeh pelan, menatap laki-laki yang kini sudah menginjak usia 55 tahun.
"Panggil Arga om," Ucap Arga sambil tersenyum tipis.
Rian pun menatap Arga lekat, lalu tangan nya terulur menyentuh pundak cowok itu, keluarga Arga begitu banyak membantu hidup nya, tapi di saat keluarga ini hancur justru dirinya tidak bisa membantu.
"kamu bahagia? Jaga pola makan mu, badan mu kurus." Ucap Rian lembut.
Rian sudah sangat dekat dengan Arga, dari Arga kecil sampai anak ini remaja, di mata Rian tidak ada yang berubah, Arga tetap sosok anak laki-laki yang smart dan gagah.
Arga tersenyum getir, sekian lama nya sejak Mamah nya meninggal, baru kali ini Arga mendengar ada seseorang yang mempertanyakan pola makannya, Anara memang sering mengingatkan Arga makan, tapi ini makna nya lain bagi Arga.
"Bagaimana bisa Arga bahagia Om, orang yang Arga sayangi satu per satu ninggalin Arga, Arga sendirian." Ucap Arga menahan air mata nya agar tak jatuh.
"Kamu gak sendiri, masih ada kebahagiaan yang menanti mu, sayangi Anara, buat dia bahagia, Om yakin, kebahagiaan kamu itu ada bersama gadis itu."
"Iya, makasih Om. Hiks..., hiks..., Jangan tinggal in Arga yah Om, cukup mereka saja." Ucap Arga di tengah isakan nya.
Rian merangkul remaja lelaki yang kini sedang menangis di hadapannya, dulu Arga menangis kepadanya untuk meminta permen, tapi sekarang tanpa terasa anak kecil yang selalu merengek padanya kini tengah menangis di rangkulan nya karena beban hidup yang dia jalani.
"Om janji Arga, Om akan selalu ada untuk kamu," Balas Rian.
Anara mematung di lorong rumah sakit saat melihat Arga yang biasanya terlihat kuat dan tegar, kini tengah terisak di pelukan pria paruh baya, yang Anara ketahui adalah Rian pengacara keluarga Pradipta.
Anara melangkah mundur, ia tidak mau menganggu keduanya, "Arga pasti sangat terpukul dengan ini semua." Gumam nya.
Gavin, Zidan, dan Danu terlihat sedang berjalan menuju ke ruang rawat Adrick, tapi langkah ketiga nya terhenti saat berpapasan dengan Anara.
"Ra? kok, lo, ada di sini?" Tanya Gavin.
"Eh. I-iya," Jawab Anara gugup.
"Kok, lo, gugup. Kenapa?" Tanya Danu.
"Lo abis liat hantu Ra?" Tanya Zidan.
"Iya. Lo hantunya!" Ujar Anara, meninggalkan ketiga nya.
"Dih! Ngegas kek motor." Cetus Zidan.
//Rumah_gavin pkl 21:00
Terlihat Kirana sedang mondar-mandir di ruang keluarga rumah Gavin, "udah jam segini, kok belum pulang juga sih." Ucap Kirana kesal.
"Non, kira, kenapa belum tidur?" Tanya bi Ida, pembantu yang sudah merawat Gavin dari kecil.
"Gavin kenapa belum pulang juga yah Bi?" Tanya nya khawatir.
"Mungkin, lagi banyak kerja'an kali non, atau mungkin, kecebak macet." Ujar Bi Ida.
"Tapi dari tadi gak bisa di telfon Bi,"
"Sabar non," ucap bi Ida mencoba menenangkan kekasih majikan nya itu.
//rumah_sakit
Gavin baru saja keluar dari ruang rawat Adrick bersama Danu dan Zidan.
"Gue lupa kasih tau Kirana." Ucap Gavin.
"Udah kaya laki bini aja, mending lo nikahin gih! buruan," Ujar Danu.
"Nikah bukan mainan Danu, gue bukan Zidan, yang nikah karena Incident." Cetus Gavin, sambil melirik Zidan di samping Danu.
"Kok, gue yang kena, perasaan lo deh, Nu yang bacot." Cetus Zidan.
"Lo juga bacot." Balas Danu.
"Tau ah! mending balik daripada entar tidur di luar." Ucap Zidan.
//sekolah
Sekolah masih terlihat sepi, belum banyak siswa yang berangkat, mungkin sudah jadi kebiasaan bagi mereka berangkat pas mepet jam masuk kelas.
"Pagi Ra?" sapa Kirana, dengan senyum manis.
"Pagi kirana," Jawab Anara.
"Vina belum berangkat, Ra?"
"Belum deh, kayanya, atau mungkin ke kelas Danu kali." Jawab Anara.
"Oh ya, gimana Ra? Keadaan nya camer lo. " Tanya Kirana.
"Masih koma Ran, gue kasihan deh, lihat Arga, dia kelihatan terpukul banget."
"Loh, bukannya Arga sama papah nya itu, hubungan nya gak baik yah?"
"Iya, tapi gue yakin, kalau Arga sebenarnya itu sangat sayang sama Papah nya." Ucap Anara.
"Lo yang sabar ya Ra, semoga aja, camer lo cepet sembuh, tapi kalau udah sembuh buat ulah lagi mending gak usah." Bisik Kirana, yang langsung mendapat toyoran dari Anara, "gak usah ngadi-ngadi lo!" Ucap Anara kesal.
"Kenapa? Kok, kamu tadi tonyor kepala kirana?" Tanya Arga, sesampainya di kelas Anara.
Arga dan yang lainnya kini sudah berada di kelas Anara bersama Vina juga.
"Iyah, lo buat ulah yah?" tanya Vina.
"Gak kok, orang gue bilang__,"
Mulut Kirana langsung di bekap oleh Anara, yang langsung dapat tatapan penjelasan dari mereka.
"Jadi tuh, gini, kita lagi bahas soal___,"
Kirana memaksa melepas kan tangan anara dari mulut nya "soal suatu benda yang gak cowo ngerti," Potong Kirana.
"Maksudnya?" Tanya Gavin.
"Udah deh, di jelasin juga lo gak bakalan ngerti. " Ujar Anara.
"Orang belum di jelasin, gimana mau ngerti."
"Iya," Imbuh Danu.
"Gak penting, udah lah. Ngapain jadi bahas hal-hal yang gak penting." Ucap Arga.
••••••••

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANARA (TERBIT)
Fiksi RemajaSayang dan cinta nya seperti senja, meski tenggelam dan meninggalkan nya namun ia akan kembali, meski dirinya tahu itu akan berulang namun ia tetap bertahan. Dunia ini luas, namun mengapa kehidupan seorang Gavin terasa begitu sunyi, apa benar dunia...