ALIQUID 35

48 14 1
                                    

Kini mereka bertiga sudah berada di sebuah perpustakaan umum. Mereka sibuk mencari-cari buku untuk mengetahui teka-teki itu. Anma duduk dengan banyak buku-buku diatas meja. Revan hanya melihat buku-buku yang berwarna-warni. Satu buku berhasil membuatnya tertarik.

"Rev, kau tahu sesuatu tentang tempat seribu?" Adnan bertanya Pada Revan yang hanya diam membaca sebuah buku membuat Adnan melihat judul buku yang di baca Revan "Pertemuan kita" judul itu membuat Adnan menggelengkan kepalanya.

"Apa hubungannya coba masalah kita dengan buku ya kau baca ini!" Ucapan Adnan membuat Revan langsung menutup bukunya.

"Aku hanya tertarik saja!" Revan langsung menjauhi Adnan dan mendekati Anma yang sekarang menggunakan kacamata untuk membaca.

Revan duduk disamping Anma dan mengambil beberapa buku yang di baca Anma. Revan menatap wajah Anma, "Ketemu!" ucapnya sambil menatap Revan, sehingga pandangan mata mereka bertemu. Revan sedikit terkejut karena suara Anma yang agak keras, tapi dia tetap tersenyum

"Suuuutttt" semua pembaca memberikan isyarat untuk tidak berisik di perpustakaan membuat Anma tersenyum kaku. Adnan langsung ikut duduk bersama mereka berdua dan mulai berbincang-bincang.

"Apa yang kau temukan?" Tanya Adnan penasaran.

"Pantai Aliquidia, ada seribu batu dan seribu jenis pasir di pantai ini," Anma mengatakan itu dengan senyum senang.

"Itu artinya kita akan pergi kesana," Revan mengatakan itu dengan sangat tenang.

"Ayo kita pergi sekarang!" Anma mengatakan itu dengan wajah sumrigah.

"Kau bercanda? Tempat sejauh itu, kita harus merpersiapnya dengan matang Anma," ucap Adnan pada Anma.

Anma yang mendengar perkataan Adnan berfikir sejenak dan membenarkan perkataannya. Sedangkan Revan hanya mengikuti apapun yang mereka rencanakan.

"Kalau kita sudah tiba disana! Apa kau fikir kita akan bisa keluar?" Tanya Adnan pada Anma.

"Aku tidak tahu, tapi aku benar-benar ingin kesana!" Anma tersenyum layaknya bayi tanpa dosa.

                             😯😯😯

Kini Anma melambaikan tangannya dan tersenyum manis pada Adnan dan Revan. Dia berterima kasih dan masuk ke mobilnya untuk pulang kerumah.

Tap

Anma kini telah berada di dalam mobil. Ekspresi manis tadi langsung berubah menjadi datar dan hancur
"Jalan pak!" Perintah Anma pada supirnya dengan wajah datar.

"Aku lelah berpura-pura seharian ini," Anma mengatakan itu di dalam hatinya. Dia menutup wajahnya dan bening mutiara keluar perlahan membasahi pipinya.

"Setiap kali aku melihat Revan, aku pasti melihat bagaimana dia dan rekan-rekannya mengabisi kakek dan nenekku, dan yang paling parah, aku selalu berharap kalau dia bukan salah satu dari aliquid itu," ucap Anma di dalam hatinya.

"Tenanglah Anma, ini akan selesai!" Anma menghapus air matanya perlahan dan berusaha bersikap tegar.

kini dia telah sampai, tetapi ada yang aneh, itu bukan Rumahnya. Dia masuk kesana dan pemandangan yang dilihat hanyalah semua rintangan dan banyak alat untuk bela diri. Anma ternyata ingin memulai belajar beladiri dan ingin mulai menguasai kekuatan yang telah ia dapatkan.

"Akan aku pastikan aku adalah pemenangnya." Ucapan Anma sambil berlatih menggunakan boneka kayu. Dia terus memukul dan menggunakan kekuatannya sehingga boneka itu hancur.

Anma melewati berbagai rintangan yang ia buat dengan sangat mudah. Dia memulai dari sesi mudah, sulit hingga sangat sulit. Sepertinya takdir berpihak pada yang benar, atau mungkin yang salah. Apakah cinta itu memang ada? Atau apakah seseorang bisa mencintai dua laki-laki sekaligus.
Rasanya hampir tidak mungkin, tapi takdir membawa Anma seperti itu, tapi kata orang benci bisa mengubah siapa saja dan dendam bisa membunuh siapa saja.

Bersambung.....

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang