ALIQUID 16

179 30 5
                                    

Kini Anma sekarang berada di rumahnya, lebih tepat berada di kamarnya. Setelah itu dia keluar menuruni tangga dan terlihatlah ibunya dan seorang laki-laki sedang duduk di ruang tamu, sepertinya mereka baru saja sampai di rumahnya membuat dia menghentikan langkahnya menuruni tangga.

"Anma!" teriak Rossa ketika Melihat Anma putri semata wayangnya itu.

"Ya ampun sini sayang, mama kangen banget sama kamu, Umma bilang kamu baik-baik saja," ucapnya sambil menuju Anma dan memeluknya dan Anma membalas pelukannya.

"Yaudah sini! kenalin ini teman mama, namanya pak Ardi. Dia orang yang yang selalu membantu mama berkerja."

"Hai Anma!" ucap Ardi sambil melambaikan tangannya dan Anma juga melambaikan tangannya dan tersenyum simpul.

"Ma aku ingin keatas," ucapnya dan berlalu pergi, Rossa hanya meng-iyakan perkataan putrinya itu.

Saat di kamarnya, kristal-kristal bening jatuh dari matanya. Ya, Anma menangis. Dia duduk di meja belajarnya dan menundukkan wajahnya diatas meja itu. Tanganya perlahan menghapus air mata yang jatuh tanpa permisi. Lalu dia memgambil sebuah diary dan dia menuliskan sesuatu di sana.

Hari ini perkataan bibi benar dan mungkin mama akan menikah, aku tidak tahu apa yang aku rasakan ini. Aku ingin marah, aku ingin mengatakan kalau aku tidak ingin laki-laki itu, aku ingin membatalkan pernikahannya, tapi aku lihat di wajah mama ada rasa kebahagiaan yang hilang selama ini.

Aku takut kalau dia akan meninggalkan diriku. Yang aku pikirkan sekarang adalah dia akan menikah dan punya keluarga baru dan anaknya sendiri dan dia akan meninggalkan diriku yang hanya anak palsu ini, aku diangkat olehnya meskipun dia tidak tahu aku mengetahuinya, dia tetap tak pernah memberi tahu ku dia terus memperhatikan perlengkapanku dan berkerja demi aku.

Apakah saat dia punya anak yang benar-benar anaknya apakah dia akan memperlakukan hal yang sama padaku? Aku tak berhak menentangnya, aku tak berhak mengatakan kalau aku tidak menginkan semua ini, aku hanya bisa diam menatap semuanya meskipun saat itu aku sudah hancur berkeping-keping rasanya.

Kejadian ini berulang lagi dan lagi, aku takut kehilanganmu mama, tapi aku tidak mampu melakukan apa-apa karena aku bukan siapa-siapamu, aku ingin melihatmu bahagia tapi disini aku terluka, sungguh aku tidak tau harus mengatakan apa. Aku hanya takut.

Anma menuliskan semua perasaannya di bukunya dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir. Sampai-sampai dia tertidur diatas meja itu. Umma melihat Anma disana dan mengelus rambut anak itu, dan air mata Umma jatuh melihat gadis yang tidur disana. Umma menganggap kalau Anma adalah anaknya karena dia lah yang mengurus Anma dari kecil ketika Rossa terus keluar kota.

Di tempat lain Revan sedang merasa aneh dan perasaannya tidak tenang, ada perasaan sedih yang ia rasakan, tetapi dia tidak tahu mengapa. Sejak dia bertemu Anma ada hal yang aneh terjadi dalam dirinya.

"Kenapa dengan diriku? Apa ini karena aku menjadi manusia, dan ini lah yang di rasakan manusia? Sungguh tidak menyenangkan."

"Maaf yang mulia apakah kau menyukai Anma?" Tiba-tiba seseorang membuyarkan lamunannya.

"Tidak!"

"Tapi aku melihat waktu itu, kalau yang mulia begitu peduli dengannya, contohnya kejadian di perpustakaan waktu itu."

"Kau mengawasiku? Aku memang manjadi manusia saat ini, tapi tetap saja kalau aku bukan manusia."

"Tapi kenapa kau begitu dekat dengannya yang mulia?"

"Aku merasakan hal yang aneh ketika berada di dekatnya. Rasa penasaranku tidak bisa ku bendung lagi. Aku mencoba mendekatinya dan saat aku menyentuh kepalanya, apa kau tahu apa yang aku rasakan?"

"Apa?"

"Kekuatan Aliquid, itu artinya gadis itu tahu banyak tentang kita, dia tahu bagaimana cara Aliquid bisa tiada. Dia mengambil kekuatan Aliquid itu dan memindahkan kekuatan itu pada dirinya. Aku tidak tahu bagaimana cara dia melakukannya, pantas saja ada perasaan berbeda ketika aku berada di dekatnya."

"Jadi kau menyilidiki itu? Maafkan aku yang mulia aku telah berburuk sangka padamu!"

"Tidak apa-apa!" ucap Revan tersenyum pada Aliquid itu yang ketakutan. Tetapi para Aliquid lain yang berada disitu merasa keheranan dan menunduk melihat itu.

"Kau menuduhku yang bukan-bukan, Itu sungguh tidak apa-apa?" ucapnya dan mengeluarkan kekuatannya yang berwarna cahaya biru putih untuk mencekik leher Aliquid dari jauh hingga kakinya tidak bisa menyentuh lantai. Revan terus mencekiknya dan kekuatan Aliquid itu perlahan pindah ke Revan ketika dia menyedotnya.

Tes tes tes
Darah berwarna merah segar itu jatuh perlahan ke lantai. Para Aliquid yang melihatnya disana merasa ketakutan dan gemetaran.

Wushh
Aliquid itu menghilang menjadi butiran debu. Revan menatap dengan wajah membosankan. Tidak ada rasa bersalah lagi pada dirinya dia hanya menatap itu tanpa dosa. Mungkin karena dia sudah ratusan bahkan ribuan kali membunuh.

🙀🙀🙀

Anma yang kini berada di kamarnya tersontak kaget ketika melihat apa yang di lihat Revan.

"Hah?" Anma benar-benar terkejut melihat apa yang di lihat Revan. Dia bernafas dengan cepat sehingga ngos-ngosan.

"Aku berhasil!" Anma masih benar-bener terkejut melihat apa yang di lihatnya.

Beberapa jam sebelumnya. Pada saat itu Setelah dia menuliskan semua perasaanya, Anma bangun dari tidurnya dengan mata sembab.

"Anma, tenanglah!" Dia mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Oh ya, aku sudah mempelajari tingkah laku Revan dan cara bicaranya. Apa aku bisa melihat apa yang dia lihat sekarang?" tanyanya sedikit ragu, lalu Anma menutup matanya.

1 detik

2 detik

3 detik

Anma melihat apa yang sedang Revan lakukan dengan anak buahnya. Semuanya sampai dia sendiri terkejut ketika melihat Revan membunuh kaumnya sendiri.

Anma benar-benar terkejut melihat sisi Revan yang satu ini.

"Benar-benar kejam!" Anma mengatakan itu dengan nafasnya yang laju.

😏😏😏

Revan yang masih berdiri di tempatnya menatap semua perajurit Aliquid.

"Bisa kau cari tau apa itu camping?" tanyanya pada Aliquid yang lainnya.

"Baik yang mulia!" ucap Aliquid salah satunya dengan gemetar.

"Camping adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan, atau dari keramaian secara umum, untuk menikmati keindahan alam."

"Hm begitu kita akan melakukan sesuatu ditempat yang luas itu, aku sudah mempersiapkan rencananya." Revan mengatakan itu sambil duduk dan menyentuh dagunya.

"Baik yang mulia!"


Bersambung....

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang