ALIQUID 49

5 5 0
                                    

Tidak ada suara pembicaraan lagi sekarang, yang terdengar hanya suara langkah kaki yang berjalan. Anma mengikuti wanita cantik itu begitu juga dengan Adnan dan Rendi. Anma memejamkan matanya, dan menghembukan nafasnya gusar.

Anma, "siapa wanita ini sebenarnya?"
Pertanyaan itu yang terlintas di fikiran Anma.

Anma yang sibuk dengan fikirannya tidak menyadari kalau mereka semua sudah berada di sebuah pintu gerbang. Anma menatap sekeliling tempat itu, banyak tanaman yang tidak di kenali dan wanita itu berhenti membuat mereka saling pandang.

Dia mengeluarkan sesuatu dari pakaiannya. "Ini bintang penghilang, Jika kalian memakainya, maka kalian tidak akan terlihat." ucapnya sambil menyodorkan bintang berwarna biru cerah itu pada mereka bertiga. "Tidak jauh dari sini kita akan memasuki area terlarang istana, akan ada banyak prajurit Aliquid di sana, Jika kalian tidak memakai ini, itu akan jadi bahaya, "wanita itu berbicara dengan kaku seperti orang dihipnotis saja.

Anma dan temannya memakai bintang itu di dahi mereka. Jujur saja ada ketakutan dalam diri Anma. Dia masih curiga kalau wanita itu ingin membawanya ke Raja Aliquid itu, tapi dia tidak melihat kebohongan di mata wanita itu. Hati dan logika memang susah diajak kerja sama.

Mereka mulai berjalan dan benar saja banyak sekali orang di sana. Adnan menghampiri Anma dan berbisik, "Anma kau yakin dengan wanita ini?" Anma melihat ke arah Adnan, "Aku tidak tahu!" kata itu yang keluar dari Anma membuat Rendi ikut campur dalam pembicaraan mereka. "Bagaimana kalau dia orang jahat?" Anma yang  mendengar perkataan Rendi berfikir sejenak dan menatap wanita itu seksama. "Tingkat kepercayaanku 50-50" jawab Anma masih terus berjalan mengikuti wanita di depannya.

"Hanya 50?" Rendi berbisik lagi dengan mata tidak percaya. "Dan kita mengikutinya, Kau gila?" Tidak ada tanggapan dari Anma awalnya.

"Setidaknya setengah-setengah," ucap Anma lagi.

Wanita yang berada di depan mereka berhenti membuat pembicaraan mereka berhenti. Dia berbalik dan menatap kearah mereka. Apa dia mendengar pembicaraan kami? Apa dia marah karena itu? Apa dia akan membunuh kami? Hanya pertanyaan omong kosong yang ada dalam fikiran Anma. Wanita itu mendekat kearah Anma, "setelah dari sini hanya kau yang akan ikut!" ucap wanita itu dengan menatap wajah Anma lekat.

Anma baru menyadari tempat itu sekarang. Sunyi dan sepi. Penjaga yang awalnya tadi mereka lihat kini tiada lagi entah kemana, tempat yang ia pijaki sekarang adalah sebuah tanaman besar membuatnya terkejut. Karena sedari tadi dia hanya memperhatikan wanita itu bukan tempatnya. Adnan dan Rendi baru juga menyadari tempat itu, "bagaimana dengan kami? Kami akan tunggu dimana?" tanya Rendi.

"Tunggu di sini!" ucap wanita itu.

"Bagaimana kalau ada prajurit Aliquid yang menangkap kami!"

"Itu tidak akan terjadi! Kita di luar istana dan ini adalah salah satu tempat kecil luar istana dan jauh dari istana!" mereka yang mendengar itu merasa terkejut, karena mereka merasa hanya berjalan tidak terlalu lama.

"Bagaimana secepat itu?" tanya Anma terkejut, temannnya juga mengiyakan pertanyaannya.

"Karena bintang!" ucapannya membuat otak mereka kembali harus berfikir.

"Bukankah bintang ini hanya membuat kita menghilang, lalu apa hubungannnya dengan berjalan dengan cepat!" Rendi benar-benar frustasi dan mengacak-acak rambutnya.

"Ketika memakai bintang biru laut, satu langkah kakimu akan sama dengan 100 langkah!" Pernyataan itu membuat mereka semua terperangah.

"Adnan! Kenapa aku tidak bangun bangun dari mimpi sialan ini!" Rendi merengek sekarang dengan Adnan.

"Tidak ada waktu lagi!" kata wanita itu sambil menyeret tangan Anma. Adnan yang ingin mengikuti hanya bisa melihat kepergiannya dengan khawatir.

                       😶😶😶

Revan yang duduk di singgasananya terkejut melihat dua orang yang ada di depannya yang sedang berlutut. "Yang mulia! Kami berhasil membawa dua manusia ini!" Adnan menatap dua wajah itu. Dua orang yang ketakutan itu mencoba menatap orang yang duduk di depan mereka.

"Revan?"

Semua pisau aneh seperti bayangan hitam menempel di leher mereka ketika mereka mengangkat mulutnya. Revan tersenyum miring melihat dua orang itu.


Bersambung...

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang