ALIQUID 19

149 28 4
                                    

Ditempat lain Adnan berusaha untuk bangun, karena ingin melihat keadaan Anma, tapi kakinya terluka dan sekujur tubuhnya penuh dengan cakaran harimau dan untung saja lukanya iti tidak terlali dalam, sehingga dia tidak bisa berdiri. Anma sampai disana dan mencoba membantu Adnan yang terluka. Dia menggendong Adnan di punggungnya dan membawa dia pergi dari tempat itu.

"Maaf Anma aku tidak bisa menyelamatkanmu dan sekarang aku malah manyusahkan dirimu," ucapnya terengah-engah, karena menahan rasa sakitnya.

"Kau payah Adnan!" ujar Anma padanya.

Sedangkan di perkemahan para murid baru sampai dan mereka semua menceritakan yang terjadi pada Anma dan Adnan. Para guru terkejut mendengarnya karena setahu nya tidak ada binatang buas disana, pak Karto yang mendengar semuanya langsung memberitahukan itu pada Rossa. Revan hanya tersenyum melihat kepanikan yang ada.

"Sebenarnya aku tidak ingin menjebakmu Adnan, tapi kau berlari sangat lambat sehingga Anma duluan dari pada dirimu, jadi lebih baik aku tinggalkan dirimu." Revan mengatakan itu dalam hati dan tersenyum kemenangan.

"Tapi kenapa rasanya agak ganjil ya?"

"Apa Anma terjebak dalam hutan dan dikejar singa?" Pekik Rossa terkejut dan langsung pergi meninggalkan kantornya

"Maaf buk, sebentar lagi kita ada meeting," ucap sekretaris nya

"Batalkan saja semuanya," ucapnya dan langsung masuk ke mobil

Rossa langsung menelpon semua bodyguard nya dan polisi agar bisa menuju tempat kejadian, Rossa melajukan mobilnya untuk cepat tiba di sana dan akhirnya pun Rossa sampai. Dan orang suruhannya sudah menyebar keseluruh penjuru hutan untuk mencari Anma

"Pak bagaimana bisa bapak menyuruh para siswa berkemah di hutan yang ada binatang buasnya," tanya Rossa pada kepala sekolah dengan marah

"Saya juga tidak tau buk, dari dulu tempat ini dirawat buk dan dilindungi dan tidak pernah ada binatang buas disini," jawab kepala sekolah ketakutan

"Ya bapak periksa dulu seharusnya, tidak akan jadi seperti ini nantinya, jika terjadi sesuatu pada Anma saya pastikan bapak dan semua guru yang ada disini tidak akan lagi menjadi kepala sekolah dan guru, kalian lebih baik tidur di jeruji besi karena sudan membuat anak saya seperti ini," ucapnya dengan keras

"Buk kami benar-benar tidak tau buk," ucap semuanya tapi tak diladeni oleh Rossa

Matahari akhirnya meninggalkan tempat itu dan digantikan oleh bulan. Anma meletakkan Adnan dibawah pohon karena dia sudah lelah menggendongnya dan tidak ada yang bisa dilihat disini.

"Sial, dimana arahnya, hutan ini diubah letaknya," ucapnya kesal. Anma terpikir tentang Adnan yang menahan sakit di kakinya. Dia memcari-cari kotak obat di dalam tas nya tapi tidak ada, Tanpa sepengetahuan Adnan, Anma memejamkan matanya dan mucul sebuah kotak p3k di tangan gadis itu sekarang.

"An, apa aku boleh tau sesuatu?. Kenapa kau bisa menggendongku, bukankah kau perempuan, seharusnya kau tidak bisa menggendongku?" Tanyanya berkali-kali pada Anma.

"Aku rasa itu tidak penting untuk dijawab," jawab Anma sambil mencari sesuatu didalam kotak p3k itu.

"Ini dia!" Ucapnya sambil mengangkat kotak yang berisikan obat disana

Anma membersihkan luka Adnan dengan cermat, membalut luka yang ada dikaki dan kepalanya. Adnan terus menatap wajah Anma dan akhirnya selesai sehingga mata mereka saling bertemu.

"Terimakasih ya," ujar adnan tersenyum

"Oh ya, kenapa kau mengobati ku?" Tanyanya bingung pada Anma

"Tentu kau tau, kau terluka karena aku, dan jika aku tidak mengobatinya lukanya akan parah, tidak mungkin aku akan menggendong mu sepanjang jalan bukan?" Ucapnya serius

"Bener juga sih," sambung adnan

"An, apa boleh aku tanyakan sesuatu?" Tanya adnan dan diangguki Anma

"Aku hari itu melihatmu, meminum darah mu sendiri kenapa? Dan saat ini kau bisa mengendongku yang jauh lebih berat dari mu? Dan apa kau mengalahkan singanya sehingga kau bisa datang padaku?" Pertanyaan yang di lemparkan olehnya membuat anma mengernyitkan keningnya.

"Banyak sekali pertanyaanmu, apa aku sedang bersama polisi?" jawab nya

"Hm bukan begitu, aku hanya~" belum selesai Adnan berbicara Anma memotong pembicaraannya

"Kau istirahat saja, aku akan berjaga-jaga," ujar Anma

"Tidak, biar aku yang berjaga-jaga, kau saja yang istirahat," ucapnya

"Ooo begitu baiklah kalau itu yang kau inginkan aku hanya akan menuruti saja," tuturnya terus berbaring.

Dinginnya malam membuat Adnan kedinginan meskipun dia sudah memakai jaket, dia berfikir apakah Anma merasakan hal yang sama, sehingga dia pergi kedekat Anma dengan menggeser duduknya perlahan untuk melihatnya dan ternyata benar dia juga kedinginan. Adnan yang melihat itu membuka jaketnya dan menyelimuti Anma.

Anma menyadari itu karena dia belum tidur sama sekali, karena dia tidak akan percaya jika orang yang terluka bisa menjaganya sedangkan dia tidak terluka saja seperti itu apalagi sekarang. Mumgkin itulah yang ada dalam pikiran Anma sekarang. Jika ada bahaya ditengah hutan itu, melihat jaket yang diselimut di tubuhnya ada rasa aneh didalam hati Anma tapi dia memilih diam saja.

"Rasanya hangat?" guman Anma dalam hati.

Bersambung....

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang