ALIQUID 22

140 27 3
                                    

Melihat Anma yang ingin pergi, Revan memilih mengikutinya diam-diam tanpa disadari oleh Anma. Terlihat Revan terus membuntuti Anma sampai akhirnya ia kehilangan Anma secara tiba-tiba.

"Kemana dia?" gumam Revan mecari.

"Hai Revan!" suara Anma dari belakang membuat Revan terkejut.

Ternyata Anma sudah menyadari bahwa Revan mengikutinya sampai akhirnya Anma bersembunyi dan berlawanan arah hinga berdiri di belakang Revan. Revan menatap Anma yang terlihat tersenyum menatapnya.

Setelahnya terlihat Revan pergi meningalkan Anma. Anma hanya mengedikkan bahunya acuh dan berlalu pergi berjalan meninggalkan Revan. Melihat itu Revan mengejar Anma.

"Sebenarnya siapa dirimu?" Tanya Revan.

"Aku Anma, kita kan satu kelas tidak mungkin kau tidak mengetahuinya," ucap Anma.

"Kalau kau Anma dan manusia biasa saja, bagaimana kau bisa mengendalikan singa itu?" Tanyanya lagi.

"Aku punya pertanyaan yang sama, siapa dirimu? jika kau jawab pertanyaan itu dulu aku janji akan menjawab pertanyaanmu juga." Ucap Anma tersenyum.

Revan hanya diam mendengarkan itu, karena dia tidak mungkin memberi tahu siapa dirinya pada Anma.

"Kalau kau diam aku juga diam. Pembicaraan kita cukup sampai disini." Anma berjalan menuju mobilnya dan berlalu pergi meninggalkan Revan.

Revan terdiam dengan pandangan yang tetap tertuju pada mobil Anma yang semakin menjauh.

🚐🚐🚐

Anma sekarang berada di rumah sakit, lebih tepatnya di ruang receptionis untuk info kamar Adnan. Dia datang kesana dengan tujuan menjenguknya, tapi suster disana mengatakan kalau Adnan sudah pulang pukul 07.00 pagi tadi.

Mendengar itu Anma berfikir berarti Adnan sudah sembuh, dan lagi pula Anma tidak tau rumah Adnan. Itu membuatnya memilih pergi menuju ke cafe untuk menenangkan pikirannya. Seperti biasa hari ini Anma sedang membaca buku, tapi bedanya Anma membaca di sebuah cafe. Hujan tiba-tiba saja turun, karena ini musim penghujan hujan jadi sering sekali turun.

Tring!
Suara lonceng pintu masuk terdengar, seorang lelaki mengunakan topi. Anma menatap lelaki itu seperti mengenalnya. Saat mata lelaki itu menatap mata Anma mereka menjadi saling pandang.

"Anma!" gumam Adnan menuju kearah kursi Anma.

Adnan duduk di depan Anma dengan menatap Anma tersenyum.

"Aku tak menyangka kita bisa bertemu disini?" ujar Adnan tersenyum canggung begitu juga dengan Anma.

Adnan tersenyum mengikuti arah pendang Anma.

"Apa aku boleh duduk disini?" ujar Adnan membuat Anma memandang ke sisi kanan dan kiri dan dia menatap Adnan bingung.

"Aku ingin duduk dengan mu, apa boleh?" tanyanya kelihatan malu dan Anma menganggukinya dan itu membuat Adnan duduk di depannya.

Sebuah buku mendarat diatas meja membuat Anma meliriknya, dan Adnan mengetahuinya. buku itu berjudul Harry Potter. Sebuah novel terkenal karya J.K Rowling.

"Kau pernah membaca buku ini?" Tanya Adnan mencoba mencairkan suasana.

"Tentu saja, aku suka membaca," jawab Anma dengan wajah datarnya.

"Sudah berapa buku yang kau baca?" Tanyanya lagi.

"Dari kecil aku tak pernah punya teman dan aku jarang keluar dari rumah. tidak ada yang aku lakukan selain dari membaca buku, aku sudah membaca lebih dari 2000 buku." ujarnya tersenyum.

"Waw, kau hebat sekali bisa membaca semua itu. Aku kagum!" ujar Adnan memuji.

"Bagaimana denganmu?" Tanya Anma pula.

"Aku tidak terlalu suka membaca, tapi buku ini membuat aku ingin membacanya lagi dan lagi." Tambahnya lalu sejenak terdiam.

"Boleh aku tanyakan sesuatu?" Tanya Adnan.

"Kenapa tidak?" jawaban Anma membuat Adnan tersenyum

"Bagaimana keadaanmu? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Adnan dengan raut wajah khawatir.

"Hm seperti yang kau lihat, dan aku rasa kau sekarang sudah sembuh, aku benar?" Tanya Anma memastikan.

"Iya, terimakasih sudah bertanya," ucapnya. Anma benar-benar anak yang kaku jika berada di dekat Adnan, tidak tahu kenapa dengan dirinya. Dia selalu menyembunyikan perasaan itu dengan wajah datarnya

"Baguslah, aku duluan!" suara Anma sambil meletakkan uang diatas meja.

Sedangkan Adnan terkejut menatap Anma yang kini sudah berdiri.

"Aku pulang dulu selamat menikmati coffe saat hujan ini Adnan," setelah mengatakan itu Anma berlalu pergi.Sedangkan Adnan masih melongo bingung dengan segala pikirannya.


Bersambung.....

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang