Masa lalu

3 5 0
                                    

"Aaahhhhh" teriakan menggema memenuhi ruangan, Revan telah di cambuk oleh ayahnya berkali-kali.

"Dimana kau sembunyikan anak itu?" teriaknya tepat di depan wajah Revan. Pria itu diam saja, meskipun tubuhnya sudah penuh dengan cambukan dia tetap bersikeras tidak ingin memberi tahu dimana Putri Novi.

"Kenapa kau melindunginya? apa kau tahu ayahnya lah yang dulu  membuat mu berada di dalam penjara, meskipun aku memohon padanya berkali-kali, apa dia mendengarkanku?" amarah itu benar-benar memuncak sekarang.

"Apa karena itu kau membunuhnya?" tanya Revan tersenyum kecut.

"Bukan hanya itu, diam saja jika kau tidak tahu!" ucapnya lagi, rahangnya mengeras dan menunjukkan jarinya pada Revan, "lalu apa yang terjadi? Beri tahu aku semuanya agar aku tahu!" Revan berteriak di wajahnya dengan tangan mengepal.

"Apa yang akan berubah jika kau tahu! Prajurit masukkan dia ke penjara!" perintahnya pada prajurit itu.

"Biarkan aku bicara!" Revan menolak diseret prajurit itu dan ayahnya memeberi isyarat supaya melepaskannya.

"Apa benar kau membunuhnya karena aku telah di cambuk dan di penjara? Heh," Revan berdecak, tersenyum dan tertawa menyeringai meskipun air matanya tak berhenti mengalir. "Lalu apa bedanya dengan dirimu sekarang? bukannkah kau juga melakukan hal yang sama?" sambungnya lagi. Ayahnya yang mendengar hal itu mengepal tangannya, dan sejurus pisau di arahkan ke lehernya. Revan tidak melawan sama sekali. Dia hanya menutup matanya.

Pedang itu hanya berjarak hanya seperti selembar kertas. Dia menahan gerakan tubuhnya dan memalingkan wajahnya, "seret dia!" hanya dua kata yang keluar dari mulut ayahnya.

Mereka menyeret Revan dan menjobloskan dia ke penjara. Revan hanya menyandarkan kepalanya dan menutup mata, sungguh situasi yang penuh derita.

Ruangan itu sunyi sepi, tidak ada suara sama sekali. Hanya ada warna hitam yang menyesakkan dada, dan hanya ada rasa sakit yang membunuh jasad. Dia duduk seperti biksu mencoba memulihkan tenaganya dan menyembuhkan luka-lukanya menggunakan tenaga dalam.

Dia duduk dengan cahaya di tubuhnya, di dalam kesunyian itu dia mengeluarkan sesuatu yang berkilau memancarkan cahaya terang. Dia mengenggam benda itu dan menitikkan air mata di benda itu.

"Maaf aku berbohong padamu saat aku mengatakan aku akan menjemputmu!" suara itu terdengar terisak-isak. Benda itu adalah kristal ingat Putri Novi.

"Aku mungkin akan mendekam disni selamanya, tapi aku berharap suatu saat nanti, atau di kehidupan kita selanjutnya. Kita akan bersama!" Senyum kecut itu menyesakkan dada siapa saja yang melihatnya.

Di Aula kerajaan Raja Aliquid yang baru yaitu ayah dari Revan tengah mondar-mondir memikirkan dimana putri Novi sekarang. Aliquid yang berada di sana hanya diam dan tunduk melihat semua kejadian yang telah terjadi. Ingin memberontak tapi janji Aliquid adalah menghormati dan menyanjung tinggi siapa saja yang menjadi raja. Apalagi putri Novi pewaris tahta tidak ada di sana. Mereka tidak tahu apa yang harus di perjuangkan.

Pelayan Aliquid tiba-tiba maju dan memberi penghormatan pada Raja Aliquid itu, "maaf yang mulia! Apa yang sebenarnya yang kau khawatirkan?" Dia tersenyum lembut seperti seorang penangkal masalah.

Pelayan aliquid ini adalah Panglima Aliquid di masa sekarang!

"Apakah kau khawatir dia akan kembali?" tanyanya lagi masih dengan senyuman yang anggun, tidak ada jawaban darinya. Dia sekarang duduk dengan gelisah di singgasana itu tidak tahu apa yang dia pikirkan sebenarnya. "Aku hanya ingin tahu dimana putri bersembunyi!" hanya ucapan itu yang keluar dari mulutnya.

Pelayan itu tersenyum lagi, "menurutmu dimana dia jika tidak disini?" tanya pelayan itu membuat Raja Aliquid berfikir keras. Dia akhirnya berdiri dan tersenyum, "dunia manusia!" Semua aliquid yang mendengarnya diam saja.

"Bagaimana itu mungkin?" tanyanya lagi, sedikit tidak percaya.

"Bukankah, manusia itu juga ikut menghilang tuanku?" Mendengar pertanyaan itu mmebuatnya melirik dan mengeluarkan titah.

"Panggil seorang pelacak kemari!" titah Raja aliquid tersebut.

Pelayan Aliquid itu tersenyum seperti malaikat, rupanya dia menyadari hal itu, karena manusia itu tiba-tiba menghilang dari sana bersamaan dengan menghilangnya putri Novi.




Bersambung.......

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang