Aliquid 53

3 5 0
                                    

Di tempat lain, Revan menatap dua orang di depannya yang ingin di hukum. Revan melihat mereka berdua seperti makanan yang ingin dia santap, tapi saat proses ingin berjalan, Nova berani angkat bicara,

"Aku tahu kau menginginkan Anma! Kau tidak ingin dia matikan? Apa kau tahu dia memanfaatkanmu, dia sengaja membuat dirimu jatuh cinta padanya dan dia akan mudah mengendalikanmu, dia sudah lama tahu kalau kau adalah Aliquid. Dia hanya berpura-pura seperti oramg bodoh di depanmu," mendengar perkataan itu Revan benar-benar marah dan kesal.

Dia berdiri dan mencekik leher Nova, Nova bergerak-gerak ingin memberontak, kaki nova tidak lagi jejak ke bawah. Aldo yang gemetar memohon-mohon ampun, sungguh suasana yang menyedihkan. Revan melepaskan cengkramannya dan membuat Nova lemas tak berdaya. Nafasnya tersendat-sendat.

"Aku akan membantu mu membawa Anma kesini! dan sebagai imbalannya bebaskan kami berdua!" Pernyataan itu membuat semua Aliquid di sana saling pandang merasa heran. Mereka semua punya fikiran yang sama saat itu. Mereka berfikir manusia adalah makhluk yang bertahan hidup dengan mengorbankan hidup orang lain sebagai gantinya.

Revan mendengar perkataan itu langsung berdiri mendekat ke arah Nova. "Ceritakan semua yang kau tahu!" perintah Revan membuat Nova mulai ingin bicara meskipun gemetar.

"Baik yang mulia," ucap Nova sambil memberi penghormatan. Hanya suara hening sejenak dan dia mulai bicara, "Anma datang kesini untuk menghancurkanmu dan semuanya disini," ucapnya lagi.

Aliquid yang mendengarnya merasa terkejut mereka pikir Anma datang kesini hanya karena penasaran, tapi siapa sangka tujuannya jauh lebih besar. "Tapi apa alasanya? " ujar Aliquid yang lainnya.

"Tidak ada, dia membenci kalian semua, dia menganggap hidup yang mengacau hidup orang lain adalah perusak saja dan harus di musnahkan. Tidakkah menururmu aneh, jika dia tahu sejak awal kau adalah Aliquid, kenapa dia tidak menjauhimu? Dia sengaja karena dia ingin memanfaatkan mu" bibir Nova bergetar dengan mata sembab.

Revan benar-benar marah sekarang "cukup!" Dia menberikan isyarat untuk diam, tapi Nova tidak memperdulikannya. "Aku tahu kau menyukainya, meskipun kau mencoba tidak mengakuinya tetap saja pandangan mata tak pernah bisa berbohong. Anma tidak pernah mencintaimu. Dia hanya memanfaatkanmu," mendengar itu Revan mengambil benda apa saja dan melemparkannya semua pada Nova, jika saja nova tidak mengelak mungkin wajahnya sudah babak belur sekarang.

Aliquid yang melihat pemimpinnya lemas dan gemetar langsung marah kepada Nova. "Jangan mengatakan omong kosong lagi!" ucap salah satu Aliquid yang berada di ruangan besar Itu. "Bawa mereka berdua ke penjara!" Titah Aliquid itu lagi yang berjabatkan panglima.

Revan meninggalkan ruangan itu dengan langkah lunglai, seperti tidak makan dalam waltu berhari saja. Dia masuk ke kamarnya dan membanting apa saja yang ada di depannya dengan mata merah itu. Dia duduk memegang lututnya. "Kenapa rasanya sesakit ini?" Revan hampir menangis mengatakannya. "Jika kau benar-benar ingin bermain denganku, baiklah ayo bermain!" ucapan itu terdengar seperti iblis yang akan memakan mangsanya.

Suara ketukan pintu membuat Revan berdiri tegap dan membuat wajah palsunya lagi. "Yang mulia! Aku tahu kau bersedih, tapi tidak baik bersedih terlalu lama. Aku dengar Anma menuju kesini dengan pasukannya. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa punya pasukan yang auranya itu berasal dari tempat sini," Revan yang mendengar itu langsung menatap panglima itu.

"Baiklah, siapkan pasukan kita! ambilkan juga pedang itu, aku ingin menyelesaikan ini segera, " Revan mengatakan itu dan beranjak pergi dari kamarnya." Ucap panglima Aliquid itu tersenyum ketika Revan pergi.

"Sungguh drama yang luar biasa," guman Panglima Aliquid itu dan langsung pergi.





Bersambung...

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang