ALIQUID 17

158 28 10
                                    

Rembulan menyinari dan menemani Anma yang menatap keluar jendela dan malam yang gelap gulita itu. Tidak tahu apa yang sedang di pikirkan anak itu, dia terus menatap taman dari jendela kaca tanpa berkedip. Lamunan itu berakhir ketika Umma datang ke kamarnya dan duduk di sebelah kasur itu.

"Non, nona besar udah nungguin nona untuk makan malam! Turun yuk!" Ajak Umma dengan tersenyum.

"Iya Bi, nanti aku akan turun." Anma mengatakan itu tanpa menatap kearah Umma.

Kini Anma tengah melangkahkan kakinya untuk turun kebawah untuk makan malam dan terlihatlah bahwa Ardi belum pulang dan makan malam bersama mereka. Rossa yang melihat Anma langsung tersenyum. Seorang pelayan menarikkan kursi untuk Anma.

Mereka makan dengan lahapnya, sedangkan Anma hanya merasa tidak nyaman dengan semua itu. Dia makan seperti orang yang tidak berselera.

"Mama dengar sekolah lagi ngadain camping!" Tidak ada jawaban dari Anma.

"Ikut saja Anma, itu akan menyenangkan untukmu, kalau mama dulu sangat senang kalau ada camping dan kamu juga bisa belajar!" Rossa mengatakan itu dengan nada sumrigah.

"Bener tuh! Om juga seneng banget kalau ada camping dulu,"

"Benarkah?" tanya Anma menatap mata Ardi lekat dan Ardi menganggukkan kepalanya sambil mengunyah makanan di mulut.

Anma tersenyum mendengar tanggapan Ardi, "Aku pikir dulu om paling benci dengan camping karena sering di bully." Perkataan Anma membuat Ardi tersedak.

"Anma! Kok ngomong gitu?" ucap Rossa kesal dan mengulurkan air pada Ardi. Anma tersenyum mendengar itu.

"Aku hanya menebak saja! Biasanya jika orang itu terkejut, Itu artinya itu benar!" Anma mengatakannya dengan wajah malas ketika Anma membaca pikiran Ardi.

"Minta maaf sama om Ardi cepet!" Rossa mengatakan itu dengan menatap Anma tajam.

"Nggak apa-apa kok Ross!" Ardi mencoba menenangkan Rossa yang marah-marah. Lalu tiba-tiba ponsel Rossa berbunyi membuat dia meninggalkan ruangan itu.

"Iya tebakan kamu benar Anma. Om malas banget kalau misalnya ada camping, karena biasanya om sering di suruh-suruh sama orang yang badannya lebih besar dan kaya." Anma mendengar apa yang dikatakan Ardi dengan seksama meskipun dia sudah tahu.

"Benarkah?" ucapnya pura-pura.

"Ya, om saranin sama kamu meskipun kamu berasal dari keluarga kelas atas kamu nggak boleh pilih-pilih kawan dan jangan sombong juga, Karena emang derajat semua manusia itu sama." Ardi menasehati Anma membuat Anma menatap Ardi lekat.

"Aku setuju kalau itu om, tapi mama nggak. Om tahu nggak aku nggak boleh sekolah di non-favorit karena banyak orang miskin yang bersekolah di sana dan aku nggak boleh berteman dengan mereka yang status sosialnya berbeda sama aku." Anma menceritakan itu pada Ardi.

"Sungguh? Mungkin niat mama mu hanya ingin kau baik-baik saja."

"Benarkah? Tapi tidak semua orang-orang kaya itu baik kan?" Jawab Anma pada Ardi yang hanya tersenyum.

"Yaps. Kamu pinter! Tapi niat orang tua itu baik, contohnya saat om berbohong padamu kalau om suka camping. Itu supaya kamu mau ikut camping!" Ardi mengucapkan itu dengan tulus, ditengah pembicaraan mereka Rossa datang dengan tanda tanya.

"Lagi ngomongin apa kalian?" tanya Rossa pada Anma dan Ardi yang kini saling pandang.

Anma membisikkan sesuatu pada Ardi. "Jangan kasi tahu mama om."

Rossa hanya heran melihat Anma yang sedang berbisik.

"Nggak ada kok," jawab Ardi sambil tersenyum pada Rossa.

"Oh ya, kamu jadi ikut camping ya kan Anma?"

"Baik ma aku akan ikut."

"Kalian akan pergi naik apa?"

"Kami gunakan bus!"

"Oh kamu nggak usah pakai bus. Ibu akan bilang ke kepala sekolah mu, kalau kamu akan di antar pak Karto dan pak Karto akan membantu semua keperluan mu dan akan mama tugaskan dia untuk menjagamu"

"Kenapa harus pakai mobil?, Kami akan gunakan bus bersama teman teman lainnya ma."

"Iya Ross Anma bisa gunain bus kan!"

"Oh nggak. Didalam sana akan berdesak-desakan, dan akan panas nantinya, dan mama lebih percayakan kamu Dengan pak Karto."

"Ma ini hanya camping biasa tidak akan terjadi apa apa."

"Pokoknya kamu sama pak Karto ya, mama jadi bisa tenang kalau kamu sama dia."

"Nova akan bersama aku ma, ya soalnya nanti aku sendiri."

"Nova? Temen kamu yang anak detektif itu?"

"Iya ma."

"Nggak boleh!"

"Apa salahnya mereka kan berteman! Kamu bayangin selama perjalanan Anma hanya termenung sendirian sedangkan anak-anak lainnya asik bernyanyi di bus" Ardi mencoba membujuk Rossa.

"Tapi tetep aja, Nova itu nggak~" ucapan Rossa terputus ketika Anma memotongnya

"Terserah mama deh! Aku nggak jadi pergi." Anma mengatakan itu dengan kesal dan meninggalkan makanannya begitu saja.

"Anma" panggil Rossa tapi tidak digubris oleh Anma yang benar-benar muak.

"Anma!" Panggilnya lagi sedikit lebih keras. Lalu Ardi memegang tangan Rossa dan Rossa mengangguk lalu mengatur nafasnya.

"Oke mama izinin" perkataan itu sukses membuat Anma berhenti melangkah dan turun lagi ke bawah.

😮😮😮

Surya sudah menampakkan dirinya memberi cahaya bagi manusia yang membutuhkannya. Anma telah menyiapkan semua perlengkapannya dan kini mereka sudah berada di sekolah lebih tepatnya di depan sekolah di dalam mobil. Sedangkan anak-anak yang lain menggunakan bus sekolah.

Setelah melakukan perjalanan yang lama akhirnya mereka sampai ditempat tujuannya. Sebuah hutan yang asri dan sangat indah membuat semua murid terpesona, hal itu juga dirasakan oleh Revan dan Adnan yang terganga melihatnya.

"Wah ini benar benar Indah," ucap Nova dan di angguki oleh Anma.

"Oke semuanya ini hutan yang dirawat oleh pekerja disini, jadi tidak akan ada yang membahayakan seperti kaca, hewan buas, dan lainnya, di hutan ini sudah dibuat semua rintangan agar kalian bisa lebih dekat mengenal alam." ucap guru yang sedang menjelaskan semuanya.

Para murid membangun perkemahan disana, perkemahan perempuan dan laki laki di bedakan, semuanya terlihat sibuk mempersiapkan tendanya. Setiap tenda berisikan 4 orang, tapi tenda Anma hanya berisi 2 orang yaitu Anma dan Nova. Mereka membuat tendanya dibantu oleh pak Karto.

"Ya ampun Anma, kenapa mamamu ingin Hanya kita berdua di satu tenda, padahalkan lebih banyak orang akan lebih menyenangkan."

"Aku tak tau," ucap Anma datar sambil membawa barang barang.

"Ah dasar anak mama," ucap Angel bersama yang disebelahnya dan Anma tidak menanggapi sama sekali.

"Dari pada kamu anak kebo!" ejek Nova padanya tersenyum sinis

"Apa kamu bilang?" suaranya terdengar marah.

"Dasar budek!" Nova mengatakan itu dengan senyuman tengilnya.

"Berani banget kamu ya, kau yang terlihat seperti kebo. Udah gendut ngatain orang lagi." ucap Angel marah.

"Bener tuh!" Ucap Angel, Rara dan Raisa serentak.

Mendegar itu Nova tampak kesal dan hampir menarik rambut Raisa, jika guru dan Anma tidak mencegahnya mereka mungkin sudah bertengkar.

"Awas aja lu ya!"

Bersambung....

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang