ALIQUID 5

309 31 7
                                    

Setelah pulang ke sekolah Nova tidak langsung pulang ke rumah. Dia pergi ke rumah Anma terlebih dahulu. Sesampainya di rumah temannya itu, mereka langsung menuju kamar Anma. Ketika ingin membukakan pintu kamarnya tiba-tiba Aliquid itu muncul di hadapan mereka berdua.

"Hai!" sapa Aliquid itu pada mereka berdua. Anma tidak memperdulikan dirinya. Dia langsung masuk melewati Aliquid itu.

"Kau ini mengagetkan saja," seru Nova pada Aliquid itu.

"Kenapa gadis itu sombong sekali?" tanya Aliquid itu menggodanya.

"Bukan dia yang sombong! Memangnya sedeket apa sih kamu?" tanya Nova menggeleng-geleng kepala.

Di dalam kamar, mereka bertiga saling terdiam. Anma sibuk pada komputernya dengan tangan yang menari di atas keyboard itu, sedangkan Nova sibuk dengan buku-buku di tempat itu. Lain pula dengan aliquid, dia hanya melongo melihat mereka berdua.

"Ini adalah hari ke 2 sedangkan besok adalah hari terakhir untuknya, intinya dia harus mengucapkan permintaannya besok. Aku benar-benar muak untuk menunggu," suara batin Aliquid dan Anma yang mendengar itu menghentikan tangannya.

"Hei ayolah kita mengobrol, kalian meninggalkan aku sendirian disini," ucap Aliquid itu sambil tersenyum.

"Aku merasa malas mengobrol dengan pembunuh!" ucap Nova mengernyitkan keningnya pada Aliquid itu yang sekarang tersenyum miring.

"Aku pembunuh? Kenapa aku disebut seperti itu?" tanyanya dengan wajah sedikit kesal.

"Karena kau mengambil banyak nyawa manusia untuk kepentingan dirimu sendiri!" Jawab Nova dengan sinis, sedangkan Anma tetap mengetik sesuatu di komputer itu. Dia seperti sedang membaca sesuatu.

"Kenapa seorang pembunuh di katakan pembunuh ketika hanya membunuh manusia saja? Bagaimana dengan kalian, kalian juga membunuh hewan untuk bertahan hidup bukan? Kami juga melakukan hal yang sama," ucap aliquid itu dengan tersenyum licik.

"Ya itu berbeda, kami melakukan itu seperlunya saja lagi pula tidak semua hewan kami bunuh!" jawab Nova dengan ketus. Anma yang mendengarkan pertengkaran mereka hanya diam saja.

"Kami juga seperti itu, kami hanya mengambil nyawa manusia seperlunya saja, kita tidak jauh berbeda, tetapi kenapa hanya kami yang dikatakan seorang pembunuh, sedangkan kalian tidak!" ucap Aliquid itu. Di tengah pembicaraan mereka tiba-tiba Anma menjatuhkan gelas yang di pegangnya. Dia sedikit gemetar membuat Aliquid dan Nova melihat ke arahnya.

"Ada apa Anma?" tanya Nova khawatir.

"Tidak, tanganku hanya licin tadi," jawab Anma dan tangannya tanpa melanjutkan mengetik keyboard, lalu dia pergi menuju kamar mandi dan saat memutar knop pintu itu Aliquid tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Apa kau terkejut dengan apa yang aku katakan?" pertanyaan Aliquid itu membuat Anma memberhentikan langkahnya.

"Manusia membunuh hewan setiap harinya dan itu adalah sebuah kebiasaan dan merupakan lumrah hidup, tetapi ketika ada orang yang membunuh manusia, itu dianggap sebagai kriminalitas, padahal yang dibunuh sesama makhluk hidup!" ucap Aliquid itu berjalan menuju Anma.

"Kau memperhatikan semuanya ternyata, kau begitu peduli atas ketidakadilan antara pembunuhan manusia dan pembunuhan hewan, tetapi aku sedikit tidak paham dengan dirimu, kau itu manusia atau hewan?" tanya Anma menatap Aliquid itu.

"Aku bukan keduanya," jawab aliquid itu sedikit bingung.

"Lalu kenapa harus ikut campur?" tanya Anma tersenyum dan menaikkan alisnya.

"Aku hanya berusaha menegakkan keadilan disini, karena kami di anggap sebagai pembunuh kejam hanya karena kami membunuh manusia untuk Bertahan hidup, aku ulangi hanya satu makhluk hidup yaitu manusia, sedangkan kalian membunuh lebih dari satu spesies mahkluk hidup, tetapi itu dianggap biasa saja. Itu sama sekali tidak adil! " jelas Aliquid itu panjang lebar.

"Keadilan? Ck, rasanya aku ingin tertawa, kau ingin menegakkan keadilan antara manusia dan hewan, dan kau mencoba membandingkan dengan dirimu," ucap Anma dengan nada setengah mengejek.

"Manusia bisa membunuh hewan, dan meskipun presentasinya kecil tetapi hewan bisa membunuh manusia, sedangkan Aliquid bisa membunuh manusia, tetapi manusia sama sekali tidak bisa membunuh aliquid, aku benar bukan?" tanya Anma mengernyitkan alisnya dan tersenyum licik

"Iya" jawab Aliquid kaku.

"Disini keadilan sama sekali tidak terjadi, kenapa kau tidak berusaha menegakkan keadilan antara aliquid dan manusia, kenapa harus repot-repot mengurus ketidakadilan antara manusia dan hewan," ucap Anma tersenyum simpul dan menggelengkan kepalanya.

Aliquid itu hanya terdiam mendengarkan semuanya. Mencoba berfikir apa yang di katakan Anma.

"Kau terdiam bukan? jadi berhentilah menyalahkan manusia!" ucap Anma dan berlalu pergi. Gadis itu benar-benar muak dengan keadaan sekarang, sampai harus melampiaskannya pada Aliquid.


Bersambung......

Wah wah besok adalah hari terakhir permintaan Anma, apa yang terjadi ya? Liat di next part ya

Jangan lupa tekan bintang😁

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang