ALIQUID 23

151 29 5
                                    

Kejadian di perkemahan sudah berakhir dan Hari ini di sekolah benar-benar sibuk, karena akan ada penilaian akreditasi sekolah, sehingga semua murid sibuk merapikan dan membersihkan semuanya. Anma juga ikut membantu bersama Nova, membersihkan kelasnya.

"An, kamu bersihin jendela yang berada di belakang aja, biar aku yang nyapu." ujar Nova pada Anma.

"Yaudah iya" jawabnya sambil memberikan sapu.

Anma membersihkan jendela belakang kelasnya menggunakan bantuan kursi, karena jendelanya cukup tinggi dan Revan juga berada disana menanam bibit pohon dan dia terus menatap Anma. Adnan sangat kesal melihat Revan terus memperhatikan Anma, lalu Revan menggerakkan jarinya kearah kursi Anma sehingga kursi itu bergeser dan membuat Anma ingin terjatuh.

"Anma!" teriak Adnan sambil berlari ketika melihat Anma yang ingin terjatuh.

Anma mencoba untuk menyeimbangkan tubuhnya, tapi sia-sia dan akhirnya dia memutuskan untuk menyerah dan dia sudah tau kalau dia akan jatuh.

"Aaaaaaa," teriak Anma

Anma sudah berfikir kalau lantai sudah akan menyentuh tubuhnya
Tapi sesuatu menahannya.

"Oh Terima kasih Adnan," ujar Anma melihat Adnan yang sedang menahan tubuh dan menatapnya tersenyum.

"Hei kau hanya berterimakasih dengannya bagaimana dengan aku?" tanya Revan yang rupanya juga menahan tubuh Anma.

"Ha?" Anma tidak menyangka kalau ternyata ada 2 orang yang sedang menahan tubuhnya.

"Ngapain sih Adnan pengen jadi pahlawan, udah kesiangan kali!" guman Revan, tapi didengar oleh Adnan.

"Apa tadi yang kau katakan?" tanya Adnan kesal.

"Nggak ada. Lepasin Anma sekarang, ngapain pegang-pegang?" ujar Revan serius.

"Apa sih? Aku yang nangkep Anma duluan, kamu aja yang lepasin," jawab Adnan pula.

"Gue bilang lepasin, lepasin nggak!" desak Revan lagi.

"Gue nggak mau ya nggak mau" Bentak Adnan kesal.

"Oke, Anma kamu pilih mau siapa yang lepasin kamu?" tanya Revan pada Anma yang bingung melihat mereka berdua.

"Udahlah, ngapain sih? " ujar Anma kesal dan bangun dari pegangan mereka berdua dan berlalu pergi.

"Ucapkanlah terimakasih kepadaku!" teriak Revan yang melihat Anma pergi.

"Waw, kenapa jantungku berdegup kencang? Dan kenapa ada rasa bahagia," Revan berguman takut. "hem sudahlah ini kan hanya~" belum sempat dia mengatakan semuanya, Gumaman Revan di dengar oleh Adnan.

"Hanya apa?" tanya Adnan curiga.

"Ngapain ikut campur urusan aku!" ucapnya tegas dan pergi meninggalkan Adnan. Kesal Adnan melihat semuanya dan memilih untuk mengejar Revan, tapi Rendi menghalanginya.

"Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Rendi pada Adnan sambil melintangkan sebelah tangannya.

"Kau ingin marah karena dia menyelamatkan Anma, ujung-ujungnya kau yang bakal kena!" tambahnya lagi.

"Apa maksudmu?" tanya Adnan yang bingung dengan perkataan Rendi.

"Ya jelas, dia yang menyelamatkan Anma, dengan alasan apa kau marah padanya," jelas Rendi dengan nada malas.

Revan yang lalu pergi ke tempat itu dan saat dalam perjalanan dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya yaitu sebuah kalung dengan tulisan Anma.

"Hm, aku punya alasan untuk dekat denganmu Anma!" ucap Revan tersenyum kemenangan.

Anma terus berjalan meninggalkan tempat itu, karena kesal melihat tingkah mereka berdua, tapi kedatangan seseorang mengejutkan dirinya.

"Cieee, Adnan apa Revan nih?" Tanya Nova dengan nada meledek.

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang