ALIQUID 18

154 28 4
                                    

Pertengkaran itu membuat keduanya lapar, sehingga mereka makan snack yang dibawa dari rumah. Semua tenda telah disiapkan dan semua murid juga sedang beristirahat, tapi tidak dengan Revan. Dia hilang dari sana dan entah kemana.

Lalu seorang guru memberikan informasi dan semua murid mendengarkannya. Guru itu menyebutkan nama regu yang terdiri dari 7 orang, 4 laki laki dan 3 perempuan. Anma tidak satu regu dengan Nova, tapi Adnan dan Revan lah yang satu regu denganya dan juga 2 orang adik kelas.

Tengah hari itu bermula, semua regu telah siap untuk berangkat dan menempuh rintangan masing-masing, karena setiap regu memiliki tempat Masing masing. Saat perjalanan melewati hutan dan menemukan petunjuk untuk kembali keluar, tiba-tiba Revan hilang lagi, tidak ada yang menyadari itu selain Anma.

"An, kemana perginya Revan?" Bisik Adnan pada Anma yang hanya diam saja. Ternyata Adnan juga menyadari kalau Revan sudah tidak ada dalam regu itu.

"Aku mencurigainya, kalau ada sesuatu yang ingin dia rencanakan, sepertinya kau harus hati-hati." tambahnya lagi.

"Hm," jawab Anma tersenyum kecil.

Revan yang bersembunyi dibalik pohon setelah mereka pergi menggerakkan tangannya dan mengeluarkan cahaya biru dan lalu muncul seekor singa.

"Hai singa! kau lapar bukan, lihatlah ada banyak makanan disana!" tuturnya sambil menunjukkan jarinya pada sebuah regu yang tak lain adalah regu Anma, setelah itu singa itu menuju kearah regu itu. Sebelum itu Revan tiba-tiba muncul disana.

"Dari mana kau?" Tanya adnan padanya.

"Hm, aku dari sana, biasa kau pasti tau." katanya ramah.

Di tengah perjalanan tiba-tiba
seekor singa muncul, semua murid berteriak-teriak dan berlari.

"Hei semuanya ikuti aku," ucap Revan berlari kearah gerbang, dan semua mengikutinya juga, mereka terus berlari, tetapi pas disana, disaat Anma dan Adnan ingin masuk tiba tiba saja pintu gerbangnya terkunci dan tidak bisa dibuka.

"Kenapa tidak bisa dibuka?" Tanya mereka semua bingung

"Ayo cepat mereka bisa celaka nantinya" tambah Revan dan semuanya berusaha membuka gerbangnya, tapi tetap saja tidak bisa, dan dari sana terlihatlah singa yang sudah hampir dekat dengan mereka.

Adnan sudah benar benar ketakutan dan Anma memandang kearah Revan lalu dia menarik tangan Adnan dan mereka berdua lari meninggalkan tempat itu, semua murid berteriak-teriak dan bergegas memberikan tahukan hal itu pada guru mereka.

"Kenapa gerbangnya tidak bisa dibuka? Dan terkunci begitu saja?" Tanya Adnan pada Anma yang terus berlari.

"Bukan terkunci, dia sengaja meninggalkan kita."

Anma dan Adnan terus berlari sampai akhirnya jalan buntu. Mereka ingin berbalik arah dan singa sudah berada didepan mereka, saat Anma ingin maju, Adnan menghalanginya.

"Biar aku saja," ucap Adnan sambil mengeluarkan kain dan membalutnya pada suatu kayu yang ada ditempat itu dan membakarnya.

Singa itu tidak mau melangkah lagi karena melihat api, tetapi tiba-tiba angin bertiup sangat kencang dan mematikan apinya dan singa itu langsung menyerang Adnan. Anma yang melihatnya membelalakkan matanya. Adnan sudah mulai tidak sadarkan diri. Anma berlari dan melemparkan batu besar pada singa itu dan singanya langsung mengejarnya

Dia berlari dan berhenti di suatu tempat. Dia menatap singanya dan singa itu menyerangnya tapi dia menahan singa itu dan terus menatap matanya.

"Aku tau mungkin kau sangat lapar saat ini, dan anakmu juga disana," ucapnya dalam hati mencoba menguasai pikiran singa itu, dan benar itu berhasil, cengkeramannya perlahan melemah.

"Aku ingin menjadi pemuas rasa laparmu, tapi kau tau tubuhku beracun, aku tidak ingin kau mati." Sambungnya lagi dengan tangisan mencoba menanamkan itu pada pikiran singa itu. Meskipun dia mengada-ngada dalam ucapanya, tetapi iya singa itu melepaskan cengkeramannya.

Anma berdiri setelah itu dan mengusap puncak kening singa itu dan dia membongkar isi tasnya
Mencoba mencari makanan disana, dan untung saja dia membawa satu pack ayam goreng, untuk makanannya disini dan dia memberikan itu pada singanya.

Dia memakannya dan dia menggeserkan kepalanya pada Anma seperti layaknya kucing pada tuannya. Anma terkejut melihat bening kristal jatuh dari matanya. Padahal Anma sudah mengeluarkan pisau kecil untuk menikam jantung singa itu.

"Apa yang terjadi?" Tanya Anma pada diri sendiri. Dia melihat mata singa itu dan melihat semuanya.

"Jadi seperti itu, aku pikir Revan yang menciptakan dirimu, untuk menyerangku, tapi ternyata kau tiba-tiba diantarkan kesini dan kau melihat kalau Revan adalah singa juga yang memberi tahu kalau regu kami tadi adalah makananmu."

"Sekarang bagaimana aku mengantarkanmu kembali, kau akan dibunuh disini?"

Bersambung....

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang