ALIQUID 26

140 30 4
                                    

Sekarang Anma sudah berada di depan rumah Revan, rasa penasaran membuat dia ingin sekali masuk ke rumah Revan, dia ingin tau apa yang ada didalam rumah itu.

"Apa mau masuk?" tawar Revan pada Anma.

"Iya, apa boleh?" tanyanya ragu.

"Tentu saja, ayolah! " ajaknya pada Anma.

Pikiran Anma sekarang sedang campur aduk, antara penasaran dan rasa curiga kalau Revan akan melakukan sesuatu yang tidak baik kepadanya di rumah itu, mungkin saja membunuhnya. Semua yang ditebak di pikirannya sampai membuat dia menabrak dinding.

"Hei, kau kenapa?" ucap Revan agak tertawa.

"Hm, tidak ada aku hanya tidak melihat," ucapannya yang canggung karena malu.

"Duduklah disini akan aku buatkan sesuatu!" ujarnya lalu pergi ke dapur dan Anma hanya mengganggukan kepalanya tanda setuju.

Melihat Revan pergi ke dapur Anma memilih untuk melihat-lihat isi rumah itu mencoba mencari sesuatu yang mencurigakan. Tidak tau apa yang dipikirkan Anma, tapi dia masuk ke sebuah kamar yang sangat luar biasa indahnya. Dia melihat sebuah lukisan bunga yang sangat cantik dan dia memegang lukisan itu.

"Aku seperti pernah melihat lukisan ini, tapi dimana?" tanya Anma bingung.

"Anma!" suara Revan yang memanggilnya membuat Anma bergegas keluar ke kamar itu dan pura-pura melihat foto yang lain.

"Apa yang kau lakukan disini? Ayo ikut aku!" ucap Revan menarik tangan Anma.

Dug

Suara degupan jantung dari keduanya membuat mereka saling menatap, ada rasa aneh yang dirasakan mereka berdua sehingga Revan melepaskan tangannya.

"Ayo!" ajaknya lagi dengan perasaan yang campur aduk.

"Tidak ada yang dipikirkan olehnya tentang aku, lalu apa yang dia inginkan sebenarnya?" tanya Anma dalam hatinya ketika melihat isi pikiran Revan.

"Ini air mu?" ucap Revan duduk dan memberikan air itu pada Anma yang sekarang sedang duduk juga. Sedangkan Angel dan Adnan sedang berada disebuah cafe.

"Kau tau aku menyukai Revan dan kau menyukai Anma, bagaimana kalau kita memisahkan mereka berdua agar tidak ada halangan lagi bagi kita," tawar Angel pada Adnan.

"Aku rasa tidak, aku percaya pada cintaku dan diriku. Jika aku mencintainya dan dia mencintaiku. Kami akan berjuang untuk halangan apapun, tapi jika hanya aku yang mencintanya dan aku memaksa dia untuk mencintaiku dan berjuang bersama-sama itu akan hanya akan menyiksa diriku dan dirinya. Cinta tidak seperti itu," ucap Adnan menolak.

"Kau tau sekuat apapun kau berjuang, jika dia bukan takdirmu dan bukan kebahagiaannya. Tidak akan ada kebahagiaan disana. Setiap hari kau hanya akan merasakan sakit," tambahnya lagi.

"Benarkah, tapi takdir jauh lebih berkuasa dari segalanya. Meskipun kau sangat mencintainya dan dia sangat mencintaimu, tapi jika takdir berkata tidak maka kau dengannya tidak akan bersatu tidak peduli sekuat apapun kau mencintainya," jawab Angel tersenyum.

"Kau benar takdir adalah segalanya mungkin kita tidak bersatu dengan cinta yang kita inginkan, tapi aku tau satu hal, bukan tentang seberapa lama kau bersama dengan orang yang kau cintai, karena setiap pertemuan adalah perpisahan, tapi perasaan cinta yang dialami itu yang akan kita kenang selamanya, tidak peduli apakah takdir akan menyatukannya." tambahnya lagi lalu meninggalkan Angel.

Masih dirumah Revan, Anma membaca buku-buku yang diberikan Revan.

"Aku dengar kau suka membaca?, Kau suka baca buku apa?" ucap Revan dengan tulus, seperti ada rasa rindu yang mendalam disetiap katanya membuat Anma merasa bingung.

Bersambung....

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang