Aliquid 56

8 6 0
                                    

Revan mengenggam pedang dengan cahaya biru dan putih dengan kilauan-kilauan kristal menyilaukan mata, tapi Anma tidak goyah sama sekali. Dia sepertinya jauh lebih kuat sekarang.

"Peperangan akan segera di mulai!" ucap seorang panglima yang berada di sebelah Revan dan tersenyum.

Anma dan Revan saling mengerah kan kekuatannya dan terlihat Revan mulai kalah, karena kekuatan Anma lebih kuat dari kekuatan pedang yang Revan gunakan itu. Karena pedang itu adalah jiwa kakeknya sendiri yang telah mengorbankam dirinya untuk Anma.

"Kenapa rasanya berat sekali untuk membunuhnya?" ucap Anma saat dia ingin menyerang Revan yang sudah terlihat lemah. Mereka bertarung dengan gesit, ketika mereka bertarung tidak terlihat siapa yang akan menang dan siapa yang kalah.
Tiba-tiba seperti kabut pasir masuk ke dalam penutup mata Anma hingga membuat Anma terjatuh karena debu itu masuk ke matanya.

Revan ingin menyerang, tetapi suatu perasaan gundah menghalangi. Dari arah kejauhan Panglima Aliquid yang tengah memainkan pedangnya sambil mengambil sesuatu dari kantongnya, lalu dengan tangannnya, dia melemparkan benda kecil itu ke arah Revan. Seketika mata Revan mulai memerah, kristal ingatatan itu berubah warna menjadi semerah darah.

Anma yang masih mengengam pedangnya merasa ketakutan, baru pertama kalinya gadis itu merasa takut. Revan yang melihat itu langsung bersiap dan srekk pedang itu menembus perut Anma, tapi di balik rasa sakit itu, sebuah bayang-bayang melingkar di matanya. Semua kenangan masalalu terbayang jelas di depannnya.

Pedang itu terbuat dari kristal ingatannya. Ketika menyentuhnya semua ingatan yang dia lupakan kembali. Revan yang melihat kejadian itu langsung berlari dan menahan tubuh Anma. Dia jatuh tepat di pangkuan Revan, mata merah itu kembali seperti semula.

"Aku tidak sengaja, bagaimana bisa aku melakukannya?" Revan dengan gemetar melihat wajah Anma. Dia menatap ke arah wajah Anma yang sudah mulai lunglai dan darah mengalir di mana-mana. saat matanya menangkap mata Anma, tiba-tiba dadanya terasa sesak hingga ia terpanting ke belakang.

Air mata Revan tiba-tiba terjatuh dan ia mencoba mengakat tangannya yang berlumuran darah. "Matamu? Kau-" kalimat itu tak bisa dia selesaikan. Dadanya terasa sesak.

"Revan?" Anma memanggil Revan dengan nada yang benar-benar lemah.

Revan terjatuh dan menatap ke arah tubuh Anma yang terbaring di atas bentangan rumput hijau yang sudah terkena tetesan darah. Dia merangkak ke arah tubuh Anma ia merasakan sebuah rasa yang aneh seperti dunianya hilang.

Entah dapat bisikan dari apa tiba-tiba Revan mencium bibir Anma hingga membuat panglima itu membulatkan matanya. Sinaran cahaya putih memancar di antara mereka berdua dan seketika tubuh Anma berubah seperti tubuh Aliquid lainnya.

Adnan yang melihat kejadian itu langsung berlari ke arah Anma dan mendorong tubuh Revan menjauh.
"Apa yang telah kau lakukan?" Adnan memegang tubuh Anma yang hanya tinggal jasad itu dengan tangis dan suara serak.

Saat Anma berubah wujud, para Aliquid menatap terkejut dan semuanya memberi hormat ketika melihat kejadian itu, "Dia sama seperti ayahnya, dia juga membunuh keturunan kerajaan Aliquid," ucap Panglima itu kepada para Aliquid dengan nada tegasnya.

"Pedang ini? Kenapa aku tidak bisa mengendalikannya?" Dia menangis saat melihat pedang itu, saat dia menangis dia melihat pedang itu seperti ada tanda hitam di ujungnya sama seperti pedang ayahnya dulu.

Saat itulah dia terkenang saat ayahnya membunuh para manusia dan membunuh raja Aliquid, wajahnya sama seperti dirinya. "Itu artinya ayahku di kendalikan seseorang," ucapnya getir, tiba-tiba terlintas di pikirannya tentang seseorang yang selalu memegang pedang ini.

Revan menatap ke arah panglima dengan wajah menyeramkan, tubuhnya benar-benar mengeras menahan marah, lalu dia membunuh Panglima Aliquid itu, seperti cahaya yang menyilaukan keluar dari pedang Itu dan menghantam sang panglima hingga hancur lebur menjadi abu.  Kekuatan yang sangat kuat itu juga menyerap energi Revan sampai darah keluar dari mulut, telinga, hidung dan bahkan air matanya yang meleleh juga sebuah darah Revan berjalan mendekat ke arah Anma Setelah cahaya itu memudar. Revan yang tidak berdaya lagi perlahan merangkak dan menarik tubuh Anma ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku!" Kalimat itu yang ia ucapkan sebelum semua hal terlihat gelap.

***

Seorang gadis membuka matanya di atas sebuah buku, "aku bermimpi selama ini? Kenapa mimpi ini benar-benar menyakitkan?" ucapnya sambil mengusap hidungnya pilu.

"Kak Adnan sama kak Revan keren banget lagi di mimpi aku!" ucapnya sambil menendang kursi, wajahnya masih menempel di meja itu.

"Aku nggak tahu ada makhluk Aliquid-Aliquid ini, aku yakin ini efek aku yang suka baca cerita trailer sama fantasi," berhenti sejenak.

"Kenapa aku mimpiin kak Adnan sama kak Revan? Hadeh, aku terlalu ngarep sama mereka berdua. Mereka kakak kelas terganteng di sekolah, malah mimpinya aku di perebutin lagi," ucapnya kesel, dia tidak kunjung bangun dari meja itu sampai,

Byuurrr

Sebuah siraman air membuat seorang remaja itu terbangun dari tidurnya, "woi! anak gadis ngapain tidur dari pagi sampe sore? Mentang-mentang hari minggu!" Suara nyaring seorang emak-emak yang sedang memarahinya.

"Lah elah," Dia mengusap wajahnya mencoba mengumpulkan nyawa lagi seperti anak domba yang bingung.

Setelah melihat anaknya tersadar orang tua itu langsung memberikan sebuah ember. "Pergi mandi cepat!" Teriakknya sangat keras membuat anak itu langsung berburu-buru mandi.

Dia menjatuhkan selembar kertas yang berisi:

Aku Anma kharista, gadis yang cantik dan imut meskipun cuma menurut aku sendiri sih, pernah nggak sih kamu suka sama orang, tapi kamu udah tahu kalau orang itu tuh sebenarnya nggak cocok buat kamu, dia lebih smuanya dari kamu, lah kamu kayak upil. Itu yang aku rasain sekarang. Aku suka sama kakak kelas aku, nama kak Adnan sama Revan. Mereka teh ganteng pisan bikin melehoy, tapi apalah dayaku yang hanya kentang ini!😣

Anma yang sekarang sedang mandi dengan shower, tiba-tiba terlintas di pikirannya tentang sesuatu, "judul buku yang aku baca tadi judulnya apa ya, sampai aku mimpiin kayak gitu?"

Dia menggaruk-garuk kepalanya yang berbusa, lalu dia mengingatnya.

"Buku Itu kan yang aku beli sepulang sekolah sama kakek kakek itu!"

"Judulnya-" mencoba mengingat-ingat.

"Yes! Judulnya, rahasia masa lalu dan masa depan dalam tidur?" Saat menyebutkan kata itu Anma menutup mulutnya dan membuka matanya lebar-lebar.

END

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang