ALIQUID 47

5 5 0
                                    

Anma hanya berjalan di tanah tandus, sepertinya tidak tepat dikatakan tanah tandus, karena dia seolah-olah berjalan di lautan, tanah tandus berwarna biru bening. Dia berjalan sendirian tanpa tujuan. Dia berharap teman-temannya akan baik-baik saja di sana. Saat Anma berjalan tiba-tiba langkahnya berhenti. Anma merasa ada yang sedang memperhatikan dirinya.

Anma mencoba terus berjalan dengan perasaan was-was. Sekarang dia takut karena sendirian. Tiba-tiba sebuah tangan menutup mulutnya membuat Anma terkejut. Orang itu membawa dia pergi kesuatu tempat. Ketika dia melihat orang itu ternyata itu Revan. Dia tidak menutup matanya dengan kain.

"Kau? Apa yang kau mau dariku?" Anma bertanya dengan sedikit ketakutan. Dia berfikir apakah dia akan mati sekarang!

"Ssstt!" hanya itu yang keluar dari mulut Revan. Anma juga mengikuti apa yang dia isyaratkan, ternyata benar! Ada Aliquid penjaga yang lewat membuat Anma bertanya-tanya dalam otaknya.

"Kenapa dia membantuku?" Anma tidak terlalu jelas melihat wajah Revan, karena di situ agak gelap.

"Ayo!" Revan memegang erat tangan Anma dan berlari kecil ke sebuah tempat yang jauh lebih terang.

"Kau harus pergi dari sini!" ucap Revan dnegan nada gelisah.

"Lalu bagaimana dengan dirimu?" Anma mencoba menekan Revan membuat dia hanya menunduk ragu.

"Kau dari mana?" Anma bertanya lagi ingin menangkap basah Revan sekarang, tetapi dia tidak mengubris sama sekali pertanyaan Anma.

"Intinya kau harus pergi!" Revan langsung saja menarik tangan Anma, lalu memaksa Anma pergi dari tempat itu. Anma melepas cengkraman tangan Revan dari tangannya.

Anma menatap Revan lekat dan dia baru sadar bahwa Revan berpakaian yang sedikit berbeda. Tunggu! Pakaian yang Revan pakai itu sama dengan orang yang ada dalam mimpinya membuat Anma menutup mulutnya terkejut. Anma hanya berfikir kalau Revan akan menangkapnya sekarang. Dia mencoba berpura-pura tidak tahu.

"Ayolah! Kau bisa mati, jika kau tak segera keluar dari sini!" lagi-lagi Revan menarik tangan Anma secara paksa.

Anma sebenarnya masih ragu, dengan apa yang dilihat sekarang, "Apa dia juga terlibat dalam pembunuhan itu?"  Anma bertanya di dalam hati dengan langkah goyah. Dia berhenti melangkah membuat Revan heran.

Anma menatap Revan dengan mata yang berkaca-kaca, "siapa kau sebenarnya?" Pertanyaan Anma membuat Revan menunduk. Revan tahu kalau Anma mungkin telah menyadari baju yang dipakainya sama dengan Aliquid lain.

"Itu tidak penting! Kau harus pergi dari sini!" Revan memegang bahu Anma mencoba meyakinkannya dan menarik tangannya lagi. Anma tidak bergerak sama sekali.

"Sekali lagi aku tanya, siapa kau sebenarnya?" tanya Anma yang ke dua kalinya. Revan hanya diam dan mencoba tidak mengubris sama sekali dan mencengkram tangan Anma memaksanya untuk pergi.

"Lepaskan aku!" Anma mencoba melepas tangannya dari Revan, tetapi usahanya sia-sia.  "Kau Aliquid yang akan membunuhku kan?"  Anma masih mencoba melepaskan tangan Revan tapi, cengkaraman itu terlalu kuat.

Anma tidak menyerah sama sekali. Dia tetap berusaha melepas tanganya dan sekarang dia menangis, "Lepaskan aku!" Anma memukul tangan Revan dan sekarang dia menangis. Revan melepas tangannya ketika mendengar isak tangis Anma.

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi Revan. Anma menamparnya! Revan hanya diam. "Siapa dirimu? Apa yang kau inginkam dariku?" Anma tahu dia Aliquid, tapi dia hanya ingin tahu apa Revan membantunya atau Revan menjebaknya.

Dia berlari menjauhi Revan, karena dia takut, tetapi Revan menahannya dengan memeluk erat tubuhnya dari belakang. Anma hanya menangis memukul tangan Revan dan meronta-ronta minta di lepaskan! "Hiks lepaskan aku!" Anma terus menangis sekarang.

"Aku Aliquid!" ucapan Revan menghentikan pukulan dari tangan Anma. "Aku yang membawamu kesini! Aku ingin membunuhmu! Semua Aliquid ingin membunuhmu, karena kau manusia pertama yang bisa membunuh Aliquid," Revan menjelaskan semuanya pada Anma.

Anma yang mendengar hal itu melepaskan pelukan Revan dan menatapnya. "Kau kesini untuk membantuku? Kau pikir aku akan percaya?" ucap Anma dengan kondisinya yang berantakan.

"Kau harus pergi dari sini sebelum terlambat!" Revan mencoba mendekati Anma, tapi dia menjahuinya.

"Kau pembunuh! Kau berpesta ria di saat manusia berduka, kau membuat temanku celaka, katakan padaku kenapa aku harus percaya?" ucap Anma marah.

"Mengapa aku harus percaya pada pembunuh berant~"

"AKU MENCINTAIMU!" Teriak Revan sangat keras membuat Anma terdiam.   

"Kau puas? Aku tidak tahu perasaan bodoh apa ini! Aku juga tidak tahu kau mengnggap ini omong kosong atau tidak, yang aku tahu kalau aku tidak bisa membiarkan kau mati dan disiksa di sini," Revan menitikkan air matanya sekarang. Sedangkan Anma hanya menatap dengan tatapan terkejut.

"Bagaimana bisa aku tidak mengetahuinya?" ucap Anma dalam hatinya.

"Kenapa tidak ada kebohongan di matanya? Aku mohon berbohonglah!" ucap Anma dalam hatinya dengan masih kacau.

"Aku pernah kehilangan orang yang ku cintai sekali, aku tidak ingin ini juga terjadi padamu!" Sambung Revan lagi.

Anma yang mendengar semua itu benar-benar terkejut, "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Anma bertanya-tanya dalam hatinya.

Anma berlari menjauhi Revan, sedangkan Revan kini berlutut pasrah dan memejamkan matanya. Langit di sana berubah menjadi biru dan bunga-bunga biru dan bola-bola kecil merah jambu turun menghujani mereka. Anma panik, karena dia berfikir bunga itu sama dengan bunga sebelumnya, tapi ternyata itu tidak. Dia terus berlari tanpa melihat ke arah ke belakang.

"Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara menyelamatkanmu!" ujarnya menatap belakang tubuh Anma. Sedangkan Anma masih mencoba berlari menjauh dari Revan demi apa pun ia tak ingin melihat Revan.

Dia tidak tahu perasaan apa ini?kenapa saat Revan mengatakan itu hatinya merasakan hal yang aneh.

"Tidak, dia pembunuh!"suara Anma menyentuh kepalanya dengan berteriak.

"Aku tidak menyukainya aku membencinya!" Anma masih menutup telinganya.

Anma terduduk menangis. Saat melihat sepasang kaki berdiri di depannya. Anma tidak berani mendongakkan kepalanya. Dia mundur dengan ketakutan, sedangkan mereka semakin mendekat, namun saat mereka ingin menangkap Anma tiba tiba Anma diselamatkan seseorang yang bersayap membawanya terbang. Itu adalah Revan.

Revan menyelamatkan nya. "Dia bersayap?"Anma menatap wajah Revan dengan dekat. Rahang tajam milik lelaki itu terlihat gagah saat dua sayapnya melebar terbang.


Bersambung....

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang