ALIQUID 24

151 29 7
                                    

Anma sekarang tengah mencuci tangannya. Dia bertengkar dengan pikirannya sendiri dan sama sekali tidak menyadari kalau sedari tadi Nova menunggunya.

"Mengapa Revan memilih untuk dekat denganku? Apakah ini sebagian dari rencana dia selanjutnya?" guman Anma dalam hati.

"Hei kenapa lama sekali?" tanya Nova sambil menepuk pundak Anma.

"Ah, aku lupa!" ucap Anma dan mematikan kerannya.

"An, sebenarnya ada apa?" Tanya Nova.

"Sebaiknya aku tidak memberi tau Nova kalau Revan adalah Aliquid" ucapnya dalam hati.

"Hei, malah melamum," ujarnya lagi melihat Anma yang bengong.

"Tidak ada apa-apa," ucap Anma.

"Apa ini karena kejadian tadi? Dan kau terpesona melihat mereka berdua dan bingung memilihnya? Hahahaha," ledek Nova tertawa keras.

Anma yang kesal melihat pernyataan Reva memilih meninggalkannya.

"Jangan marah dulu, aku hanya bercanda." Ucapnya membujuk dan menatap Anma.

"Tapi bercandanya serius! Hahaha." Nova benar-benar tertawa keras.

"Dimana kalungmu?" tanyanya melihat kearah leher Anma dan Anma meraba-raba lehernya.

"Aku menghilangkannya?" ucapnya sambil menepuk jidatnya, tetapi terlintas di pikirannya tentang kejadian yang baru saja terjadi.

"Aku mengerti sudah." ucapnya berjalan meninggalkan Nova.

"Mengerti apa?"Tanya nya

"Revan menolongku untuk mengambil kalung itu dan ini adalah rencananya" Ucap Anma terus berjalan dengan geram.

"Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya?"Anma benar-benar terkejut dengan yang terjadi pada dirinya.

"Kau tidak bisa menuduhnya dan Rencana apa?" tanya Nova kebingungan.

Anma berhenti sejenak dan menatap kearah Nova dan memberikan isyarat untuk diam dan saat dia ingin melanjutkan jalannya, tapi seseorang sudah berada didepannya dan membuat Anma dan orang itu saling menatap tajam.

"Revan, kenapa kau ada disini?" Tanya Nova bingung.

"Tidak, aku hanya ingin bertemu dengannya," ucapnya melirik kearah Anma, mendengar itu Nova langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Dimana Kalungku?" tanya Anma sedikit kesal.

"Bagaimana dia tau kalau aku mengambil kalungnya?" ucapnya dalam hati. "Sungguh gadis yang pintar."

"Ya, aku tau kalau kau yang mengambilnya dan sekarang kembalikan!" ucap Anma dengan nada marah.

"Kau membaca pikiranku?" pertanyaan itu membuat Anma terkejut, karena dia lupa harus merahasiakan itu.

"Apa kau berpikir seperti itu?, aku bahkan tidak tau apa yang kau pikirkan, tapi itu artinya kau membenarkan tuduhanku, dan kau tidak bisa mengelak lagi." Ujarnya tersenyum.

Revan benar-benar bingung, karena dia sudah terjebak dengan kata-katanya sendiri. Dia memilih untuk mengubah topik pembicaraan.

"Kau sangat pintar bermain kata-kata Anma, tapi sungguh aku tidak mengambil Kalungmu, tetapi kau benar kalau aku sedang membawa kalungnya, aku menghampirimu untuk mengembalikannya dan ini dia." Ucapnya mencoba tetap tenang dan memberikan kalung itu.

Anma melihat kebohongan dipikiran Revan, tapi dia diam saja. Karena jika dia mengatakan itu maka Revan akan curiga. Dia memilih mengambil Kalungnya, tapi Revan mengambilnya lagi.

"Anma, aku akan memberikan kalungnya, tapi aku ingin punya teman sepertimu!" Tegasnya.

"Baiklah," respon Anma sambil mengulurkan tangannya dan Revan ingin menyambut uluran tangannya.

"Maksudku kalungnya," ucapan Anma membuat Revan Sangat malu dan dia pun memberikan Kalung itu dan Anma pun pergi meninggalkan dirinya.

"Huft memalukan sekali!" ucapnya sedikit kesal dan tertawa.

"tunggu kenapa aku tertawa?sepertinya aku sudah gila" ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Setelahnya, Revan berlalu pergi. Revan masih saja bertanya-tanya dalam hatinya.

"Aku benar, dia punya kekuatan seperti Aliquid. Apa itu kau?" Air mata Revan lolos keluar ketika mengingat seseorang itu.

Bersambung....

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang