ALIQUID 39

50 5 0
                                    

Sekarang Anma dan Nova sedang berada di kamarnya bersiap-siap ke pantai untuk melihat-lihat.

"An, aku mulai risih pada dua bodyguard mu itu, ibumu mengirim dua bodyguard ini, aku merasa seperti buronan saja," Nova benar-benar kesal dengan Anma.

"Asal kau tau saja, sebenarnya sekarang kita juga diawasi," ucap Anma dengan wajah datar pada Nova

"Apa maksudmu?" ucapnya lagi dan Anma langsung menarik tangan Nova dan pergi ke jendela.

"Kau lihat itu?" tanya Anma sambil menunjukkan sebuah gubuk tua yang berada tidak jauh dari hotel itu.

"Iya, memangnya kenapa?" tanya nova bingung.

"Gubuk itu dibagun, satu hari sebelum kita berlibur," ucapnya lagi.

"Lalu apa hubungannya?" kata Nova dengan malas.

"Kau lihat disana, disana, disana, dan disini!" tanya Anma menunjukkan semua kamera tersembunyi yang berada ditempat itu.

"Wow kenapa ada banyak sekali, bagaimana dengan kamar mandi?" tanyanya terkejut.

"Iya juga ada, gubuk itu adalah pemantauan kamera yang berada di kamar kita, semua diawasi! jika terjadi sesuatu pada ku, pemantaunya akan langsung memberi tahu Kepada bodyguard yang lainnya, yang jaraknya 1 km dari sini bahkan di setiap bajuku juga ada kamera," jelas Anma dengan senyuman terpaksa.

"Luar biasa! aku tidak tau apa yang dipikirkan bunda mu, apa itu tidak berlebihan? bukannya kita cuma berlibur? aku merasa menjadi tahanan." ujar Nova sambil melihat-lihat kamera di pakaian Anma dan berhenti sejenak.

"Bagaimana sebelum kita ke pantai, kita ke kamar ayahku?" tawar Nova pada Anma.

"Boleh, aku juga penasaran dengan kasus yang dikerjakan ayahmu," balas Anma pula.

Mereka pun berjalan menuju kamar ayah Nova, yaitu Rahendra seorang detektif rahasia yang selalu bisa menyelesaikan semua tugasnya. Dua bodyguard itu tetap mengikutinya.

Di tempat lain Adnan berbaring di kasurnya dan Rendi tengah duduk di di sebuah kursi. "Ren, aku rasa ada baiknya aku mengungkapkan perasaan ku," ucap Adnan tanpa menatap Rendi.

"Benarkah? seorang Adnan yang pemalu ingin mengungkapkan cintanya, apa aku tidak salah dengar?" tanya Rendi setengah tertawa.

"Jangan menertawakan ku begitu, seharusnya kau mendukungku," tambah Adnan lagi kesal.

Revan hanya menatap keluar jendela di kamarnya dengan pikiran yang campur aduk. "Sungguh tidak menyenangkan berada disini, apa Aliquid menggantikan diriku dengan baik disana?" suara Revan ketika telintas dipikirannya tentang dunia Aliquid yang dia tinggalkan.

Revan mengeluarkan sebuah permata dan juga sebuah kotak, lalu memasukkan permata itu kedalam kotak dan membuat kotak itu bersinar terang dengan warna biru.

"Datanglah pelayanku!" ucapnya tersenyum miring.

"Coba kau periksa apa yang terjadi di tempat kita, apa baik-baik saja?" perintah Revan kepada Aliquid itu dan pelayannya itu langsung pergi menjalankan perintahnya.

Revan melihat sebuah noda darah yang berada di sana membuat Revan mengernyitkan keningnya dan melihat kearah atas.

"Lantainya bocor?" gumam Revan.








Bersambung.....

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang