ALIQUID 30

92 18 2
                                    

"Tidakkk," Anma terbangun dari tidurnya dan bernafas dengan sangat cepat, mungkin saja dia sedang bermimpi buruk.

"Mimpi ini lagi!" Anma memegang kepalanya dan menghapus keringat dingin di wajahnya.

Tik

Tik

Tik

Hanya suara detikan jam yang berbunyi dikala malam yang sunyi itu. Anma bangun dari tempat tidurnya dan duduk di meja belajar itu. Dia mengambil sebuah pensil dan kertas kosong lalu dia mencorat-coret kertas itu.

Selang beberapa menit, terlihatlah sebuah gambar seorang pria dengan sayap dan dengan baju kerajaan yang bahkan tidak pernah Anma lihat sama sekali. Dia memakai sebuah mahkota dan matanya tertutup oleh kain

"Siapa dia? Apa ini yang dinamakan imajinasi? Mungkin karena aku terlalu suka dengan cerita berbaur kerajaan sehingga terbawa mimpi?"
Anma benar-benar bingung dengan mimpinya.

"Tunggu! Aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana?"

"Apa aku melupakan sesuatu?" Anma menenggelam wajahnya di meja frustasi.

"Apa sebaiknya aku tidur di kamar mama?" tanyanya sambil berdiri dan pergi menuju kamar itu.

Anma membuka pintu itu, tapi pintunya terkunci membuat Anma memutar bola matanya malas. "Pasti terkunci, apasih didalamnya?" ucapnya merasa kesal. Dia pergi kembali ke kamar dan menekan sebuah tombol di dinding.

"Datang ke kamarku," ucap Anma di tombol itu.

Beberapa menit setelah itu, pelayan laki-laki sedang berdiri di depan Anma. "Buka pintunya!" Anma memerintahkan orang itu, tapi orang itu tidak bergerak sama sekali.

"Pak? Kau mendengarku?" Pertanyaan Anma membuat pelayan itu kaget.

"Nona besar tidak memperbolehkan nona Anma masuk ke kamarnya." Jawaban dari pelayan itu membuat Anma memutar bola matanya malas, kesal. Ya, pantas saja Anma kesal masa ibu sendiri tidak memperbolehkan Anaknya untuk masuk ke kamarnya. Tradisi macam apa itu?

"Jangan bilang kalau kau membuka pintunya. Atau aku bisa adukan dirimu kalau kau memukul ku." Tidak ada candaan di wajah itu, hanya wajah serius yang lebih tepatnya dia mengancam.

"Ba-baik nona," ucapnya gemetar dan langsung membuka kunci itu dan langsung pergi membuat Anma tertawa kecil.

Anma perlahan masuk ke dalam kamar Rossa dengan dekorasi ala kerajaan membuat Anma terpana melihat itu. Jangan kaget kalau Anma baru melihat kamar ibunya selama ini.

Anma melihat semua buku-buku seperti sudah lama. Entah bukunya yang lama atau emang di desain seperti itu. Anma melihat buku itu dari kiri ke kanan. Dia tidak menyangka kalau kamar ibunya secantik itu. Tetapi tunggu, langkah kaki itu berhenti di salah satu buku.

"Anma?" Ada tulisan Anma di tepi buku itu. Anma mengambilnya dan duduk membacanya. Ada foto-fotonya waktu kecil. Tapi ketika membalikkan halaman selanjutnya matanya di silaukan oleh cahaya. Pintu langsung tertutup. Anma berlari menuju pintu yang tertutup dan mencoba membukanya, tapi terkunci. Dia mengedor-ngedor pintu itu dan berteriak sekencangnya.

Bukunya makin bercahaya dan di dalam kamar itu seperti gempa. Sutt semuanya kembali seperti semula. Pintunya bisa terbuka, Anma langsung keluar dengan napas yang ngos-ngosan.

"Apa itu?" Tanyanya terkejut. Dia mulai berlari meninggalkan ruangan itu dan turun ke bawah. Saat menuruni tangga langkah itu berhenti. Seperti ada yang memanggilnya. Anma mulai bebicara pada dirinya sendiri, "Anma kau ingin tahu tentang kakekmu kan? Ayo masuk dan hilangkan semua tanda tanya ini."

Anma langsung membuka ponselnya.

"Datang ke rumahku sekarang Nova!" ucap Anma dengan ketakutan di telepon dan langsung mematikan ponselnya.

Anma kembali masuk ke kamar itu dan melihat buku itu lagi. Dia berjalan mendekati buku itu. "Apa aku akan tersedot kedalam buku ini?" ucap Anma di dalam hatinya. "Tidak-tidak ini bukan dalam film." Dia mencoba menenangkan dirinya kembali.

Anma menyentuh buku itu dan Anma melihat bayang-bayang pembunuhan kakek dan neneknya di dalam benaknya sangat cepat. Darah dimana-mana. Tangisan tidak di hiraukan mereka. Anma melihat seorang yang berpakain seperti orang di dalam mimpinya hanya saja dia menutup wajahnya sebelah dengan topeng. Tragis! Hanya air mata yang terus keluat ketika dia melihat semua bayangan itu. Rasa sakit, marah, sedih hancur.

Wush

Angin berhembus dan mengakhiri semuanya. Anma hanya terpana dengan perasaan hancur.

Krek

Pintu terbuka dan Nova melihat Anma di dalamnya masih termenung dan terpana. Ia tidak percaya apa yang terjadi. "Kau kenapa?" tanya Nova terkejut melihat Anma. Dia tidak bicara tubuhnya yang berdiri langsung berlutut. Nova yang bingung ingin memanggil bantuan tapi Anma menahan tanganya.

"Aku baik-baik saja!" Anma mengatakan itu dengan air mata yang tidak bisa di bendung lagi. Kejamnya mereka! Hanya itu yang ada difikiranya sekarang. Dia mengambil buku itu dan pergi dari kamar itu lalu menguncinya.

"Aku datang larut malam begini! Ada apa? Kau tahu aku di marahi orang tuaku, tapi aku bilang kau menelponku dengan ketakutan, orang tuaku pikir kau kenapa-kenapa dan dia membiarkan aku pergi!" Tidak ada sahutan dari Anma, dia hanya berjalan dengan perasaan hampa.

"Ada apa dengan Anma?"


Bersambung.......

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang