Masa lalu

3 5 0
                                    

Kini dia telah berada di dalam ruangannya dan terbaring lemah, "dimana dia?" tanyanya pada pelayan itu.

"Dia di penjara!" ucap pelayan yang selalu menemaninya itu.

"Aku mohon antarkan aku kesana!" Dia memohon pada pelayan itu, membuat pelayan itu tak enak hati menolaknya.

"Aku akan membantumu, kita akan gunakan rencana ini!" dia berbisik pada telinga putri Novi dan dia mengangguk setuju.

Mereka bertukar tempat, dia menjadi pelayan dan pelayan itu pura-pura berbaring di kasur menjadi dirinya. Putri Novi bergegas ke penjara. Ketika di gerbang penjara dia berpura-pura membawa sesuatu untuk di berikan ke para tahanan.

Dia tepat berada di penjara yang bentuknya seperti gelembung sabun, dia melihat ke dalam. Revan terbaring lemah tak berdaya mencoba menyembuhkan lukanya sendiri dengan memulihkan energi. Putri Novi melihatnya dengan menangis, Revan menyadari keberadaan putri Novi. "Apa yang kau lakukan disini? Pergilah! Jika mereka melihatmu ada di sini, itu akan bahaya!" ucapnya lagi dengan wajah cemas.

"Aku tidak mau pergi!" Dia masih terisak-isak di sana. "Tenanglah aku baik-baik saja!" Senyumnya membuat putri Novi semakin menangis. "Revan aku takut berada disini! Aku selalu berharap ada dunia lain yang membuat aku bisa bersamamu!" Melihat itu Revan mengenggam tanganya. "Apa kau bisa membawa ku ke dunia lain?" tanyanya lagi membuat Revan tersenyum getir mendengarnya.

"Jika kau pergi dari sini, aku berjanji akan berusaha membawamu ke dunia lain!" Revan mencoba membujuk Anma dengan cara seperti itu.

"Apa kau berjanji?" tanyanya terkejut.

"Iya, aku berjanji!" Medengar perkataan itu, putri Novi langsung berdiri dan berkata pada Revan sambil menyodorkan sebuah kotak kecil, "ini kau bisa menggunakan obat ini, lukamu akan sembuh dengan cepat!" Katanya lagi sebelum dia benar-benar pergi.

Anma berjalan dengan cepat dan menuju kamarnya. Untung saja semua rencana berjalan lancar dan tidak ketahuan sama sekali. Anma menunduk dan mengenggam bukunya. Suara ketukan kamar membuatnya terkejut. Itu adalah ibunya. Dia duduk di samping Anma dan tersenyum manis dan memeluk putrinya.

"Ibu tahu kau menyukainya juga, tenang saja ibu tidak akan marah, kita akan membujuk ayahmu jika dia dalam keadaan senang, tapi tidak sekarang," ibunya mencoba meyakinkan dirinya.

"Sudahlah ibu, aku tidak ingin berada disini, aku tidak ingin menjadi seorang putri. Aku tidak mau disni." Anma menangis di pelukan ibunya sendiri.

"Tenanglah! Jangan marah begitu, ibu tahu bagaimana ayahmu benar-benar menyayangimu," ujar ibunya dengan tulus.

"Jika dia benar menyayangiku kenapa dia selalu menyakitiku! Itu kenapa aku membenci kalian, kalian mengatakan kalau kalian mencintaiku, tapi cinta kalian menyakitiku," suara itu gemetar marah dan frustasi.

Ibunya hanya diam dan memberikan sebuah buku padanya, "apa kau tidak percaya lagi dengan ibumu?" tanyanya tersenyum kecut.

"Tentu saja aku percaya!" suaranya mulai merendah seperti anak berusia 3 tahun.

"Anak baik! Ibu akan pergi dulu!" Dia mengusap puncak kepalanya dan meninggalkan putrinya itu.

Putri Novi menghabiskan banyak waktu dengan termenung saja, tidak ada yang dia lakukan selain itu, sampai seorang pelayan datang tergesa-gesa menghampirinya.

"Putri! Aliquid itu dibebaskan." Ucapnya gelagapan dengan nafas yang tersendat-semdat.

Putri Novi yang menedegar hal itu langsung berlari ke kamar ibunya membuat semua orang menatapnya di sepanjang jalan. Ketika dia melihat ibunya dia langsung  memeluk tubuh ibunya itu dengan erat, "kau yang terbaik ibu!" ucapnya tersenyum.

"Hm apa yang aku dapat jika membuat putriku bahagia?" tanya ibunya menggoda. Dia pun mencium pipi ibunya sangat lama.

Setelah itu dia berlari lagi mengintip dari kejauhan memperhatikan Revan yang telah dibebaskan. Dia melihat kalau Revan sudah sembuh dengan lukannya dan kelihatan sudah baik-baik saja.

Dia mengeluarkan kekuatanya dan sebuah kilauan biru pergi ke arah Revan dan terdengar bisikan, "Aku ada di atas sini!" Mendengar itu Revan melihat ke arah atas mecari cari keberadaanya sampai sepasang mata mereka bertemu. Putri Novi melambaikan tangannya dan Revan membalas dengan tersenyum.

Sepertinya mereka bahagia, tapi kebahagian itu hanya bersifat sementara saja, siapa yang akan berfikir kalau hidupnya akan berubah hanya dengan sekejap mata?

Bersambung...

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang