ADNAN & ANMA

187 26 5
                                    

Adnan menyentuh kaca itu dan membukanya, lalu berdiri di balkon atas kamarnya masih menatap kota pada malam dengan ribuan tempat dengan cahaya membuatnya tersenyum kecil menatapnya. Senyum itu hampir tidak terlihat. Semilir angin yang menghembus dirinya perlahan membuat dirinya terhanyut, masih terkenang olehnya pada masa itu.

Beberapa tahun yang lalu. Adnan sama sekali tidak tahu kalau bermula dari taman bunga itu semuanya akan tejadi, perasaan itu ternyata di mulai dari sini. Saat itu Adnan masih SMP. Dia masih senang bermain layang-layang.

Ketika suatu hari Adnan bermain layang-layang di sebuah lapangan yang bersebelahan dari taman bunga. Hari itu sepertinya tak diperuntukan untuk bermain layangan karena angin cukup kencang dan gelap seperti ingin hujan, namun Adnan tidak mempedulikan itu.

Sampai ketika layang-layangnya terbang membuatnya harus mencari dimana letak layang-layangnya yang jatuh. Adnan mengelilingi taman bunga itu untuk mencari layang-layangnya. Akhirnya ia menemukan layangan itu tersangkut di tumpukan bunga yang membentuk seperti pagar mengelilingi sebuah rumah membuatnya tersenyum lebar.

"Akhirny," suara Adnan mengambil layang-layang itu dan mencoba masuk ke dalam. Saat dia berusaha menembus tumpukan bunga itu dan masuk ke dalam, ia melihat anak perempuan yang sekarang menatapnya dan keluar dari rerumputan itu. Itulah sebuah tatapan pertama. Susah untung di ungkapkan dengan kata-kata, inilah sebuah perasaan dimana saat Adnan melihat dirinya untuk pertama kali.

Adnan merasakan bunga bunga sekarang ada dalam hatinya yang masih menatap Anma. Apa ini yang disebut dengan cinta pandangan pertama? Ah tidak mungkin itu. Adnan mencoba tetap biasa saja dengan wajah datarnya.

Mereka menatap satu sama lain. Rasanya seolah-olah matahari hanya menyinari mereka berdua saat itu dan seolah olah bunga menyanyi-nyanyi melihat itu. Rintik-rintik hujan turun dengan derasnya membasahi mereka berdua. Adnan benar-benar terpana sampai tanpa dia sadari gadis itu telah berada di dekatnya.

"Ini layang-layang mu kan? Aku melihatnya terbang ke arah sini dan setelah itu dirimu datang, itu artinya ini punyamu! Ambillah dan pulanglah!" Anma menyodorkan layang-layang itu pada Adnan yang menatapnya.

"Iya, terimakasih!" Adnan mengatakan itu dengan dingin tanpa tersenyum sama sekali dan langsung pergi meninggalkan Anma.

Anma yang melihat itu berbalik arah begitu juga dengan Adnan mereka melangkahkan kakinya ke arah yang berbeda. Tidak disangka pertemuan yang hanya beberapa menit akan membekas rasa rindu yang begitu mendalam di setiap malam.

Serpahan angin menerpa rambut mereka yang basah yang membuat Anma berseri seperti bunga-bunga di taman itu. Adnan menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke arah Anma. Anma yang terus berjalan dan para pelayannya yang datang memayungi dirinya.

Adnan hanya menatap punggung Anma dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu, meninggalkan pertemuan itu, tetapi tidak dengan perasaan itu. Perasaan itu membekas sampai sekarang.

Adnan yang kini berada di atas balkon memasukkan tanganya di sweater sambil tersenyum kecil mengingat saat awal ia kenal gadis catik bernama Anma itu. Cuacanya mulai dingin membuat Adnan memilih masuk ke dalam.

Bersambung.....

😊 Terimakasih

THE SECRET OF ALIQUID NOVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang